Begitu Kegirangan

karna sudah mendapatkan pernyataan dari anaknya bahwa Arshlan mau menikah dengan Kyara, Ellen pun kembali ke kamar untuk menemui suaminya dengan raut wajah yang begitu bahagia.

" suamiku .. Suamiku " panggil Nyonya Ellen dengan kegirangan.

" ada apa sih Ma? " tanya tuan Theo

" Arshlan mau menikah dengan Kyara , dia sudah setuju " ucap Nyinya Ellen

" benarkah yang kau katakan itu? " tanya Tuan Theo. Nyonya Ellen pun mengiyakannya.

" kau pasti memaksanya " ucap Theo

" hanya sedikit " saut nyonya Ellen dengan melebarkan senyumnya . Tuan Theo pun menggelengkan gelengkan kepalanya.

" besok kita bicarakan kepada Zian, ayo kita tidur " ajak Theo.

* Dikamar Ayah Zian

setelah Kyara mengantar Ayah Zian pergi ke kamar , kini Kyara membantu Ayahnya untuk menghabiskan makanan yang masih belum sempat Ayahnya makan .

" ayo Ayah makan lagi " pinta Kyara , seraya menyodorkan satu sendok makanan penuh mendekat ke mulut ayahnya , Ayah Zian pun makan di suapi oleh Kyara ,

" Kya .. Ayah ingin sekali melihatmu menikah " ucap Ayah Zian . Kyara hanya terdiam dan menelan ludahnya.

" ayo Ayah buka mulut Ayah lagi " ucap Kyara , ia hendak menyuapi Ayahnya kembali . Kyara ingin mengalihkan topik pembicaraan tersebut, karna bagi Kyara itu pertanyaan yang begitu membosankan dalam hidupnya.

" Kya .. Ayah sedang berbicara kepadamu " ucao Ayah Zian.

" (menghela nafas) Ayah , Kya tidak ingin membahas masalah ini .. kalau Kya sudah bertemu dengan jodoh Kya , Kya pasti akan menikah . tapi tuhan belum mempertemukan Kya dengan Jodoh Kya Ayah " Saut Kyara .

" kapan kamu nak , akan membuka diri kepada laki laki ? kau juga butuh seorang pendamping yang kelak bisa menggantikan Ayah untuk menjagamu " tutur Ayah Zian . Kyara hanya menundukan kepalanya tanpa bersuara . Ayah Zian melihat anak sulungnya seakan tak tega .

" Sudahh lupakan saja , ayo suapi Ayah lagi " pinta Ayah Zian , Kyara pun mengiyakannya dan melanjutkan untuk menyuapi Ayahnya dan setelah makanan Ayah Zian habis , Kyara berpamitan pergi ke dapur . kala itu di dapur sudah tidak ada orang , karna Tuan Theo dan juga Nyonya Ellen sudah kembali ke kamar mereka masing masing . namun saat Kyara meletakan piring di lemari dapur dan hendak kembali naik ke kamarnya , tiba tiba ada seseorang yang menarik tangan Kyara dengan begitu kasar .

" Ahhh " Kyara terkejut dan setengah berteriak .

" Kau " ucap Kyara , ternyata yang menarik tangannya ialah Arshlan . kini Arshlan menghimpit tubuh Kyara di di tembok dan mencengkram erat lengan tangannya .

" Lepaskan ! " pinta Kyara .

" Diamlah ! aku sangat membencimu , mungkin kau bisa berpura pura baik di depan orang tuaku dan mengambil hati mereka . tapi sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa mengambil hatiku ! ingatlah baik - baik kau hanya seperti sampah di mataku " seru Arshlan .

" aku tidak tau apa yang kau maksud " seru Kyara .

" jangan berpura - pura bodoh di balik sikapmu yang lugu itu , aku akan membongkar sifat aslimu yang sebenarnya " ujar Arshalan . ia melepas lengan Kyara dan berlalu meninggalkannya kembali ke dalam kamar . Kyara mengangkat kacamatanya dengan perasaan bersedih .

" kenapa semua orang membenciku ? apa salahku ? " gumam Kyara .

Kyara melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya

kini ia melepaskan ikatan rambut beserta kacamatanya dan ia meletakan dua benda yang tak pernah lepas dari dirinya tersebut di atas meja . Kyara merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur .

kini ia mengingat ingat kenangan buruknya semasa sekolah , bagaimana teman - teman Kyara memperlakukan dirinya dengan begitu tidak baik .

ia menjadi bahan bullyng dan juga bahan hinaan , meskipun Kyara merasa sakit hati akan hal itu tapi tak membuatnya patah semangat untuk menuntut ilmu .

Kyara bisa saja berdandan cantik seperti kebanyakan wanita pada umumnya memakai lensa mata atau bahkan mengurai rambutnya seperti sekarang ini . tapi Kyara tidak bisa ! Kyara lebih nyaman menjadi dirinya sendiri ia lebih suka berpenampilan seperti ini , karna yang membuat Kyara terkesan tidak menarik hanyalah penampilannya saja dan Kyara tidak mempedulikan untuk hal itu .