Gue yakin pendapat gue tentang lo itu benar!
-Sean-
S E L A M A T M E M B A C A
Stop baby don't stop!
Hera sedang mendengarkan lagu NCT U yang berjudul baby don't stop melalui headset-nya, dan dia juga sedang sibuk menyantap bakso pesanannya. Semuanya terasa sempurna bagi Hera sampai sebuah suara cempreng menganggu konsenterasinya saat makan.
"Woi, Prince udah datang!" seru seorang gadis yang berpenampilan seperti cabe dan disambung oleh cabe lainnya.
"Etdah! Gue mau makan pun salah! Apaan sih tu cabe kiloan?" ujar Hera kesal lalu melanjutkan makannya lagi. Namun perhatian gadis 17 tahun itu teralihkan kembali kepada suatu kejadian yang menurutnya menarik.
Bagaimana tidak, seluruh siswi berbaris dengan rapi di sepanjang koridor depan kantin itu. Sebenarnya apa yang terjadi?
Karena rasa penasaran Hera yang tak bisa terelakkan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam kerumunan orang itu. Tapi di luar dugaan, sepertinya Hera tidak bisa masuk karena kerumunan orang itu ternyata sangat padat!
"Yang berdiri di depan gue cepat minggir!" perintah Hera, tapi mereka malah menatap aneh kepadanya. Hera masih terbiasa dengan sekolah lamanya, disana tidak perlu Hera suruh minggir mereka langsung minggir malahan lari ketakutan.
"Gue bilang minggir!" seru Hera penuh penekanan, namun mereka tetap tidak peduli dengan ultimatum yang Hera berikan. Sampai sebuah suara membuat Hera menjadi makin tidak sabaran.
"Ini cewek songong banget sih?"
Hera langsung melemparkan tatapan membunuh pada pemilik suara itu, namun siswa itu mengabaikannya. Lo main-main sama gue! Dengan cepat Hera langsung menendang kaki kanan siswa itu hingga dia terjatuh dan mengaduh kesakitan. Pemandangan itu membuat seluruh siswa yang melihatnya bergidik ngeri, bagaimana tidak? Hera baru saja menjatuhkan laki-laki yang bobotnya dua kali lipat dibanding dengan bobot tubuhnya sendiri. Dengan sekali kedipan mata, sebuah jalan terbuka di hadapan Hera .... Sekarang lo taukan siapa Hera Herlina Devana? batin Hera.
Sesampainya di barisan paling depan kerumunan itu, Hera makin dibuat takjub karena ternyata kerumunannya lebih ramai dari ekspetasi Hera. Sebenarnya siapa prince yang mereka sebut itu?
Tak berselang lama, datanglah lima pria yang diakui Hera tampan, ralat sangat tampan! Sedang berjalan ditengah kerumunan.. sontak kerumunan itu menjadi histeris, saking ributnya Hera bahkan sampai menutup kedua telinganya. Dan Hera lebih terkejut lagi karena dia mengenal salah seorang dari lima pangeran yang mereka bicarakan tadi. Cowok tampan berkulit putih bersurai coklat dengan iris mata coklat terang yang berjalan di antara ke empat pria tampan lainnya. Yang tidak lain adalah kakaknya, lebih tepatnya kembarannya! Henry!
"Lo ngapain di sini?" tanya Hera kepada kembarannya itu dengan bisikan yang hanya bisa di dengar seekor semut. Dan entah mengapa pertanyaan yang tidak bersuara itu dapat dijawab oleh lawan bicaranya, "Lo yang ngapain di sini?"
Keduanya saling bicara tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Saking serunya beradu argumen tampa suara, sampai-sampai Hera tidak menyadari bahwa sedari tadi tepat di hadapannya berdiri cowok lain yang lebih tampan dengan tatapan dingin, sepertinya cowok itulah pemimpin mereka.
Semua tatapan iri itu akhirnya mulai mengusik Hera, dia heran sebenarnya kenapa semua orang menatap iri kepadanya? Ya ... ya ... gue tau gue itu super cantik tapi bisa gak sih matanya dikondisikan! Kesel deh gue?! By the way ini perasaan gua aja, apa suasana nya emang makin dingin? batin Hera.
Akhirnya dia melihat ke arah depannya dan melihat seoarang cowok ganteng sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. ini kulkas berjalan kenapa yak? pikir Hera. ya gadis itu mengakui bahwa pria itu ganteng banget! Rambut hitam kecoklatan, kulit putih, tatapan yang tajam ... benar-benar terlihat bak ukiran patung Yunani.
"Lo bisa minggir gak?" Sontak pertanyaan Hera yang singkat, padat dan jelas itu membuat semua orang terkejut. Maklum saja belum ada yang pernah mengatakan seperti itu kepadanya.
"Gak," jawabnya tampa intonasi, namun bisa membuat siapa saja yang mendengarnya dibikin kesal!
"Ya udah serah lo aja!" ujar Hera kembali lalu meninggalkan pria itu dan Henry serta kerumunan orang itu.
***
"Ke kelas ada Reza? Kalo pulang bakal ketemu sama Kak Riana terus dimarahin ..., kalo gue jalan-jalan nanti bakal ketemu si curut Henry, kalo bolos ... paling nanti dimarahin sama Kak Rendy! Oke, pilihan terbaik adalah nongkrong di kantin!" Hera terus beragumen dengan dirinya sendiri.
Tak butuh waktu lama untuknya sampai di kantin. Dengan segera dia langsung memesan mie bakso sama lemon tea kesukaannya. Untuk mengisi kebosanannya dia memutuskan untuk memainkan handphone-nya.
Tak berselang lama pesanannya telah tersaji rapi diatas meja makan. Hera mengambil sendok dan garpu, bersiap untuk makan.
Tapi aktifitas Hera terganggu karena adanya benda cair yang membasahi rambutnya bahkan seragamnya. Hera sama sekali tidak berkutik, dia bagaikan patung yang tidak bisa bergerak. Sekarang gue dibully!? batinHera.
"Lo itu cuma murid baru di sini. Jangan songong deh! Baru sehari udah berani deket-deket sama Kak Sean! Dasar cabe lo!" ujar salah seorang dari mereka. Mereka mungkin gak punya cermin di rumah? Yang kayak cabe siapa, yang dikatain cabe siapa? Dari seragam yang dipermak hingga menampakkan paha mereka, baju ketat kayak bungkusan sosis ... terlihat jelas ciri-ciri para cabe!
Cari gara-gara mereka! Lagian siapa sih Sean!? Perasaan gue gak kenal sama tu orang!
Hera langsung berdiri dan memeras dengan asal rambutnya yang telah basah semua! Lalu dia mulai tersenyum dengan lembut. Hera juga menambah kesan sosok cewek cupu yang lagi di-bully dan tak lupa dia mengeluarkan air mata buaya.
"A-apa s-salah gue ... hiks ... hiks ...."
"Salah lo? Lo itu keganjengan tau gak?!"
Cewek yang sepertinya pemimpin gerombolan para cabe-cabean itu, menarik rambut Hera.
"T-tolong lepasin ...," rintih Hera.
"Apa?! Gue gak denger tuh ... hahaha ...."
"Gue bilang lepasin!" Sekarang Hera mulai serius, dia melempar tatapan mautnya kepada cewek sok cantik itu. Namun sepertinya itu belum cukup untuk membuat cewek itu melepaskan jambakkannya. Dengan kecepatan secepat kilat Hera langsung membating cewek itu hingga tersungkur di lantai. Cewek itu bahkan terus mengaduh kesakitan.
Tapi hukuman dari Hera belum berakhir di sini, seperti kata pepatah! Mata dibayar mata! Hera langsung mengambil mangkuk mie bakso yang tadi dipesannya namun belum dimakannya, lalu dia menuangkan bakso itu keatas cewek yang telah terjatuh tak berdaya itu. Sontak perpuatan yang Hera lakukan langsung mendapatkan sorotan tajam oleh siswa lainnya, tapi apa yang bisa mereka lakukan? Jika mereka melawan maka mereka akan bernasib seperti gadis itu.
Tak ingin berlama-lama mendapat sorotan, Hera memutuskan untuk langsung meninggalkan tempat itu dan kembali kekelasnya. Hera sibuk bersenangdung ria diperjalanan. Kini mulai tampak suasana yang biasa Hera dapatkan! Memang kekuatan gosib sangat cepat, seperti kecepatan cahaya. Mereka mulai menjahui Hera bagaikan sedang bertemu seorang monster yang siap menerkam mereka ..., atau Hera memang monster sebenarnya?
From : Kembaran kampret
Woi lo ngapain hah? Lo jadi bahan bicaraan tau! Ini baru hari pertama ... jangan buat masalah, awas lo!
Hera memiringkan kepalanya sambil membaca pesan yang dikirimkan kembarannya. Dia terus menghela napas sebanyak dua kali.
"Apa salah gue?" ujarnya sambil mengetik balasan untuk Henry.
To : kembaran kampret
Bukan urusan lo!
Hanya pesan singkat itu yang dia kirimkan, walau dalam hatinya dia ingin mengatakan semuanya ..., tapi begitulah sikap Hera, dia selalu memendam apapun sendirian. Dan apapun yang dia rasakan dia tidak boleh sampai berlebihan.
Sementara itu disisi Henry, dia sedang duduk sambil mendengarkan ocehan Rio teman sekelasnya yang tiada henti-hentinya berbicara.
"Oh ya barusan gue dengar kalo sebenarnya bukan Hera yang cari masalah, tapi Cessy!" ujarnya setelah banyak bercerita tentang hal yang tidak berguna. Begitu mendengar itu Henry langsung berubah menjadi serius, awalnya yang Henry dengar kalo Hera menyerang Cessy ... tapi apa? Cessy menyerang Hera duluan?!
"Maksud lo?" tanya Henry mulai penasaran.
"Si Cessy nyiram si anak baru di kantin, terus si anak baru ngelawan!" jelasnya.
Henry mengepal tangannya, dia benar-benar marah kalau adiknya diperlakukan seperti ini. Amarahnya sudah mencapai ubun-ubun dan seperti dia siap meledak sekarang.
"Kok jadi panas ya?" Rio berjalan pelan-pelan meninggalkan Henry yang terlihat dipenuhi api kemarahan. Henry berniat menemui adiknya, namun baru saja dia berjalan satu langkah keluar kelas, langsung ada berita panggilan.
"Kepada Hera Herlina Devani harap menjumpai Kepala sekolah." Pengumuman itu menggema hingga keseluruh sekolah, dan tentunya itu menjadi buah bibir di antara siswa sekolah itu.
***
"Ada apa pak? Perasaan saya baru datang ke sini tadi pagi deh Pak!" ujar Hera sok polos. Tak berselang lama dari jeda pertanyaan yang disampaikan Hera lalu datang tamu yang tak diundang, siapa lagi kalo bukan Cessy si gadis pembuat onar yang barusan dihajar sama Hera. Kali ini dia masuk didampingi oleh seorang wanita dewasa yang nampaknya adalah ibu dari Cessy.
"Oh jadi ini ya anak kurang ajar yang buat my baby jadi kayak gini?!" cetus wanita itu. Tampak wajah kemenangan terlukis jelas diwajah gadis 17 tahun itu.
Hera hanya diam seribu bahasa, dia tidak ingin menanggapi semua pertanyaan yang tidak henti-hentinya ngerocos keluar dari bibir wanita itu.
"Kamu tau kamu sedang berhadapan dengan siapa, hah? Ayah Cessy itu CEO Oliva tau gak?" Perkataan ibu Cessy terdengar seperti ancaman, dimana Hera seperti diancam untuk tidak macam-macam lagi dengan anaknya. Bahkan Pak kepala sekolah tampak diam seribu bahasa, dia terlihat terlalu takut untuk berhadapan dengan pihak yang lebih berkuasa.
Hera hanya tersenyum sinis dengan kejadian yang sedang dihadapinya sekarang.
"Oliva corp ya? Oke ...," ujar Hera santai. Dia sebenarnya sangat mengetahui tentang perusahan yang disebutkan oleh keluarga Cessy. Hera sebagai pewaris yang akan mewarisi HN grup tentu sangat mengetahui tentang perusahan lain yang menjadi mintra kerja perusahaannya. Gini-gini Hera sangat menguasai tentang menejemen perusahan. Ya bagaimanapun hanya dia harapan satu-satunya untuk mewarisi perusahaan. Kak Rendy adalah seorang idola, kak Riana penulis, sedangkan Henry bermimpi menjadi dokter ... hanya Hera yang tidak memiliki mimpi dan memutuskan untuk mengambil alih perusahaan.
"Nona Hera sebaiknya kamu memanggil walimu ...." Akhirnya Pak kepala sekolah membuka suaranya.
"Wahh ... Pak gak bisa! Keluarga saya tuh orang sibuk semua, mana bisa luangin waktu buat kejadian yang gak penting kayak begini. Lagian walaupun saya bawa wali saya Bapak tetap memihak anak dari CEO Oliva corp, kan?" sindir Hera dengan kata-kata sopan namun sangat menusuk.
"Tuh kamu sadar! Makanya jangan cari gara-gara sama orang yang salah!" bentak ibu Cessy.
"Anak anda yang cari masalah sama orang yang salah!"
"Apa? Siapa kamu berani ngejawab?!"
Plak!
Satu tamparan keras berhasil mendarat mulus di pipi kanan Hera. Hera tersenyum sinis kepada wanita yang menamparnya.
"Awalnya gue gak mau perpanjangin masalah tapi kalian cari gara-gara duluan." Tatapan Hera langsung berubah menjadi lebih mengerikan dari biasanya. Dengan segera dia merogoh sakunya untuk mencari smartphone-nya.
"Bang! Bantuin gue, gue buat masalah ... cepat!" Hera mematikan kembali smartphone-nya. Lalu tersenyum polos ke arah tiga orang yang sedari tadi setia mengawasinya.
"Bentar lagi wali saya datang."
***
Tiga mobil impor keluaran terbaru terparkir tepat di depan gerbang sekolah SMA Harapan. Sebuah mobil laborgini berwarna silver yang terparkir paling depan, dan diikuti dua mobil lainnya. Seorang pemuda tampan dengan menggunakan topi tampak turun dari mobil itu. Seketika semua gadis yang melihatnya berteriak histeris, jika kalian menebak itu Rendy maka itu benar!
Rendy berjalan masuk kedalam perkarangan sekolah itu dangan diikuti lima orang pengacara top ibu kota. Maklum saja terakhir Hera menelpon Rendy untuk datang kesekolah karena dia mematahkan tangan anak orang.. dan itu sangat merepotkan, jadi untuk berjaga-jaga dia membawa pengacara sekalian untuk membereskan masalahnya.
-TBC-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Uma Hidayah
wuahhh kerenn..
2023-01-03
0
Selvinahaechan
jadi ingt NCT Taeyong Ten my bias💚
2022-12-31
0
Suzieqaisara Nazarudin
Gilaaa karya mu thorbagus banget..pertama kali aku baca yg ada kembaran satu skolah,bakal seruu habis nih cerita..👋👋👋👋👋👋
2022-07-16
0