Perempuan itu melangkah cepat menuju seorang pelayan yang membawa gelas berisi minuman senampan penuh. Kemudian dia membawa nampan itu ke tempatnya semula dan melemparkannya tepat mengenai gaun Amelia.
Amelia langsung bangun sehingga gelas-gelas itu jatuh ke lantai dan bergelinting.
“Kau memang tidak berbohong karena gaun itu sudah bukan milikku lagi.”
Perempuan itu pun pergi meninggalkan Amelia dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
Amelia mulai menangis saat menemukan gaunnya telah kotor. Dia terus menunduk. Tanpa melihat pun, dia tahu kalau dirinya telah menjadi pusat perhatian para tamu.
Keberuntungan membuat Amelia lupa jika duri durian menyakitkan. Malam itu adalah yang terburuk sepanjang hidupnya. Dia pun berbalik dan mulai melangkah pelan-pelan untuk pulang. Berlama-lama di tempat itu hanya akan membuatnya semakin dipermalukan.
Tiba-tiba sebuah jas terjatuh di depan kakinya. Dia pun mengangkat kepalanya untuk menemukan pemilik jas itu. Saat menemukan pangeran yang mengajaknya menari tadi berjalan pergi tanpa mengenakan jas, saat itulah dia sadar kalau jas itu bukan terjatuh, tetapi memang dilemparkan untuknya. Jas itu membuatnya merasa lebih baik.
“Kau memang seorang pangeran,” gumamnya.
***
Selama beberapa menit, David terus tersenyum. Segelas minuman yang sempat diambilnya tak lagi disentuhnya. Pikirannya sudah terjebak akan bayang-bayang perempuan bergaun putih yang hampir menari dengannya tadi. Tangannya menyentuh dadanya.
Ini adalah kali pertama dia merasakan debaran kencang dari dalam dada itu.
Berulang-ulang pandangan David mengarah pada jalan menuju toilet. Barangkali perempuan itu sudah selesai membersihkan gaunnya yang kotor karena tumpahan minuman. Namun, sampai lama perempuan itu tak jua kembali. Atau mungkin, David hanya merasakan lambatnya waktu karena tengah menunggu?
Menatap tempat itu hanya membuat David lebih gelisah. Dia memilih bangun dan berjalan mengelilingi ruangan dengan sesekali melihat ke arah tempatnya duduk tadi. Jika perempuan itu selesai dengan urusannya, perempuan itu mungkin akan mencarinya ke sana.
Tidak lama, kerumunan para tamu menarik perhatian David. Apalagi mereka berkerumun di jalan menuju toilet. David teringat pada perempuan bergaun putih tadi yang belum kembali. Dia pun bergegas menyusupi kerumunan itu untuk mencari tahu apa yang tengah terjadi.
Dia langsung terkejut saat melihat perempuan bergaun putih tadi tengah duduk di lantai dalam keadaan yang menyedihkan. Dia pun bergerak cepat untuk menolong perempuan itu. Namun, seorang perempuan lain tiba-tiba menjatuhkan senampan minuman ke arah perempuan bergaun putih itu.
“Kau memang tidak berbohong karena gaun itu sudah bukan milikku lagi,” kata perempuan lain itu sebelum pergi.
Perempuan bergaun putih itu tidak melawan. Dia justru diam dan mulai menangis. David sama sekali tidak mengerti dengan keadaan yang tengah terjadi ini. Dia pun bertanya pada seseorang yang berada di sampingnya.
“Apa yang terjadi?”
“Perempuan itu.” Orang itu menunjuk perempuan bergaun putih itu. “ Ia mengenakan gaun curian ke pesta ini dan kebetulan pemiliknya juga datang ke sini.”
Jawaban itu meledakkan hati David. Meskipun dia baru mendengar dari orang lain, keterdiaman perempuan bergaun putih itu seakan menyetujui asumsi orang-orang di sekitarnya. David yang sebelumnya berniat menemui perempuan itu, mengurungkan niatnya. Dia berjalan kembali ke tempat duduknya sebelumnya. Untuk pertama kalinya dia tersenyum karena mengingat perempuan. Sayangnya perempuan itu terlalu rendah untuk dikenalnya.
Bukan kebenaran untuk menolongnya. Akan tetapi, perasaannya justru menyerang logikanya. Dia merasa tidak nyaman mengingat bagaimana perempuan itu dipermalukan dan harus menangis sendirian.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
raraprnc
gue yang malu 😭😭
2022-05-11
0
Zaitun
amelia terlalu gegaba
2021-08-21
1
Her Liana
coba kalo dia jujur dari awal ..ga usah memaksakan sesuatu yg jauh dari jangkauan kita .
2021-06-04
0