“Memangnya kenapa jika aku tak bersikap seperti orang-orang lainnya? Apa berbeda adalah dosa?” Perempuan itu meninggikan suaranya. “La-lagi pula, temanku yang membawaku ke sini.”
“Benarkah?”
“Jadi kau mencurigaiku?”
“Aku bahkan tidak berpikir sampai situ. Aku hanya bertanya-tanya akan apa yang dipikirkan temanmu itu sampai membawa orang sepertimu kemari.”
“Sudahlah. Berhenti menanyaiku seperti itu!” Perempuan itu mengubah pandangannya ke samping untuk menjauhkan wajahnya dari David.
“Lalu aku harus menanyaimu seperti apa?”
“Pertanyaan yang umum ditanyakan oleh orang asing. Akan lebih baik jika tidak menanyakan apa-apa.”
“Baiklah. Pertanyaan orang asing, bukan?” Perempuan itu menganggukkan kepalanya.
“Kau dari negara mana?”
“Negara ini.”
“Benarkah?”
Akhirnya perempuan itu kembali menghadapkan wajahnya ke arah David. “Sekarang kau berpikir apalagi?”
“Wajahmu terlihat 100% dari Asia. Memangnya siapa orang tuamu yang dari negara ini dan dari Asia?”
“Memangnya orang berwajah Asia tidak boleh jadi orang sini? Lagipula orang tuaku sudah meninggal sejak aku kecil dan aku belum sempat menanyakan pertanyaanmu itu.”
“Kau cukup jujur juga.”
“Lalu?”
“Hanya saja, biasanya orang-orang cenderung menyembunyikan kekurangan mereka, terlebih lagi pada orang asing.”
“Apa yang kulakukan juga salah?”
“Tidak. Justru aku mulai tertarik kepadamu.”
*****
“Justru aku mulai tertarik kepadamu.” Seorang pangeran mengatakan itu kepada Amelia di tengah-tengah pesta.
Setelah menggali tujuh tempat sampah, akhirnya Amelia berhasil keluar dari kesialan yang ditariknya untuk kedua kalinya, dia menemukan undangan itu. Dengan mengenakan gaun yang ditinggalkan oleh perempuan yang sempat membentaknya itu, Amelia berhasil membuat dirinya pantas mengikuti pesta—tempat yang tak seharusnya dia berada.
“Lalu?” sahut Amelia.
“Menarilah denganku,” ajak pangeran itu.
Amelia bergabung dalam pesta itu hanya untuk menghibur dirinya. Dia tidak pernah berpikir untuk menarik perhatian seseorang. Bahkan pikirannya tidak sampai di sana. Namun, ajakan pangeran itu akhirnya membuatnya merasa beruntung, seakan tertimpa durian runtuh.
“Baiklah.” Amelia tidak menolak ajakan itu.
Pangeran itu menawarkan telapak tangannya dan Amelia menerimanya. Amelia bersiap mengikuti langkah pangeran itu ke tengah-tengah tamu. Namun, dia menghentikan kakinya hanya dalam satu langkah.
Pangeran itu membuatnya berdiri di atas awan sehingga dia melupakan sebuah kekurangan yang disembunyikannya di dalam gaun mewahnya. Amelia baru ingat kalau dia tidak mengenakan alas kaki apa pun. Karena sandal dan sepatu yang dimilikinya tidak semewah gaunnya, Amelia memutuskan tidak mengenakan alas kaki apa pun.
“Apa ada yang salah?” tanya pangeran itu.
“Oh.” Amelia kebingungan. “Tidak … ada.” Dengan gugup, akhirnya dia mengikuti langkah pangeran itu.
Dalam setiap langkahnya, Amelia tengah menimbang keputusannya: apakah dia akan benar-benar menari atau tidak. Dalam kebingungannya, dia tidak lagi memusatkan dirinya kepada pangeran itu. Malahan dia terus memutar pandangannya untuk memerhatikan orang-orang di sekitarnya.
Sesampainya di tengah-tengah para tamu, pangeran itu langsung meletakkan tangannya di punggung Amelia. Hal itu membuatnya terkejut dan seketika mundur selangkah sehingga tangan pangeran itu terlepas.
Setelah menyadari tindakannya, Amelia melemparkan pandangannya kepada pangeran itu. Benar-benar tersirat rasa terkejut pada bola mata pangeran itu. Amelia menjadi bingung. Dia pun berbalik dan bergegas pergi menjauh. Meski langkahnya cepat, pangeran itu berhasil meraih pergelangan tangannya.
“Tunggu!” panggil pangeran itu.
Amelia pun menghentikan langkahnya. Dia berbalik untuk menghadap pangeran itu. Namun, pandangannya justru terarah pada seorang pelayan pembawa minuman yang tersandung. Dia pun menarik pangeran itu dan membuatnya berganti posisi. Pelayan itu benar-benar menumpahkan minuman yang dibawanya sehingga mengenai Amelia. Karena terburu-buru dan kurangnya keseimbangan, Amelia juga terjatuh menindih pangeran itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Su Sin
masih blum paham tadi david skrg pangeran
2021-08-26
2
Zaitun
🤔
2021-08-20
1
Her Liana
terlalu berani pergi ke pesta yg tidak mengundangnya ,pakai baju bukan miliknya dan tidak memakai alas kaki ..
2021-06-04
1