Dengan lembut Chloe membangunkan saudara kembarnya.
"Caleb, bangun. Apakah hari ini kamu tak ke kantor?" Tanya Chloe sambil menepuk-nepuk pundak saudaranya.
"Aku masih mengantuk." Kata Caleb lalu kembali menarik selimutnya.
"Tapi ini sudah jam setengah sembilan pagi. Tadi Joel meneleponku, katanya ada kunjungan ke tempat pembangunan hotel jam 9 pagi ini."
"Kenapa Joel meneleponmu dan bukan aku?" Tanya Caleb masih dengan suara yang berat dan mata yang terpejam.
"Karena ponselmu tidak aktif."
Mata Caleb langsung terbuka. "Ponselku tidak aktif? Astaga pantas saja...."
"Pantas saja apa?" Chloe jadi penasaran.
Pantas saja aku menunggu balasan pesan dari Grace namun tidak ada. Rupanya ponselku kehabisan daya. Batin Caleb.
"Caleb, kamu kenapa diam?"
Caleb langsung meraih ponselnya yang ada di atas nakas lalu segera turun dari tempat tidur. Ia menghubungkan ponselnya dengan kabel pengisi daya.
"Semalam kamu mabuk, ya?" Tanya Chloe.
"Aku memang minum. Tapi tidak mabuk. Perasaan hatiku sedang kesal saja." Ujar Caleb sambil membuka kaos kakinya. Ia memang tidur semalam tanpa melepaskan kaos kaki dan baju kerjanya.
"Oh ya, kemarin saat aku dan bunda ada di apartemen Zelina, datang seorang cowok. Namanya Mark. Katanya dia orang yang menabrak Zelina. Dia membawakan berbagai macam buah dan kue. Dari pandangan mataku, dia terlihat suka dengan Zelina."
"Apa?" Hati Caleb tiba-tiba seperti teriris dengan pisau yang sangat tajam. "Mark tahu dari mana alamat Zelina?"
"Mana ku tahu? Setelah Mark datang, aku dan bunda segera pergi."
Caleb membuka kemejanya dengan raut wajah yang tidak ramah.
"Caleb, kamu jangan bersikap egois. Kalau pria itu menyukai Zelina apa salahnya? Zelina kan bukan pacar kamu." Ujar Chloe dengan nada sedikit menekan.
Caleb melemparkan kemeja yang sudah terlepas dari tubuhnya dengan kesal. Ia segera masuk ke kamar mandi.
Menyiram tubuhnya dengan air dingin memang adalah cara terbaik untuk mendinginkan kepalanya yang tiba-tiba panas.
Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati Caleb. Haruskah dia melepaskan perasaannya terhadap kedua gadis itu? Haruskah ia membiarkan mereka dekat dengan cowok lain?
Sudah bertahun-tahun situasi seperti ini berjalan terus. Caleb belum juga menemukan jawaban gadis mana yang siap mengisi hatinya. Ia sungguh menyayangi keduanya. Mungkin jalan terbaik adalah ia harus melepaskan keduanya. Tapi, apakah dia sanggup? Mampukah ia tak memperdulikan kehidupan kedua gadis itu? Caleb akan mencobanya. Dan itu akan dimulai hari ini.
**********
Hari ini, Chloe akan ada pemotretan sebuah produk minyak wangi. Video iklannya sudah selesai dibuat dan saat ini hanya beberapa gambar saja yang akan diambil untuk memuatnya diiklan tak bergerak.
Lokasi pemotretan di luar kota, di sebuah perkebunan bunga.
Chloe malas untuk membawa mobil sendiri saat ini sehingga ia dijemput oleh fotografer yang akan memotretnya.
Pemotretan dilaksanakan sejak jam 9 pagi karena sore ada peringatan badai dan hujan.
"Ok. Semua gambarnya sudah pas untuk iklan nanti. Terima kasih atas kerja samanya." Kata Leo sang fotografer.
Chloe pun bernapas lega lalu segera mengganti gaun yang dipakainya untuk pemotretan dengan gaunnya sendiri.
"Selamat siang semua....!"
Dada Chloe langsung bergetar mendengar suara itu. Ia yang sudah masuk ke dalam mobil, mengintip dari jendela yang terbuka. Benar, itu adalah Erhan Taylor.
"Bagaimana pemotretannya, sudah selesai?" Tanya Erhan pada Leo.
"Sudah tuan. Aku akan segera membuat iklannya untuk papan reklame dan majalah."
"Baguslah. Siapa yang jadi modelnya?"
"Chloe Thomson."
Erhan terkejut. "Chloe Thomson?"
Leo mengangguk. "Iya. Dia sudah beristirahat di dalam mobilku."
Erhan melangkah mendekati mobil Leo. Melihat Erhan mencarinya, Chloe pun turun dari mobil.
"Hallo paman!" Sapa Chloe dengan senyum manisnya.
Erhan dengan manisnya memeluk Chloe dan memberikan ciuman di pipi gadis itu.
"Aku tak tahu kalau kamu adalah model untuk iklan minyak wangi ini. Minyak wangi ini adalah produksi pertama di perusahaanku yang baru."
"Aku suka harumnya." Kata Chloe jujur.
"Semoga pembelinya banyak karena bintang iklannya secantik anda."
Ah, Chloe melayang mendengar pujian Erhan. Sumpah demi apapun, ia tak pernah tersanjung mendengar pujian orang padanya. Namun kali ini rasanya berbeda.
"Terima kasih, paman."
Erhan menatap Chloe dengan mata hazelnya. Tatapan mata itu membuat Chloe merinding. Entah mengapa ada hasrat dalam diri Chloe yang bergelora.
"Kita makan siang bersama? Di dekat sini ada sebuah restoran yang enak." Erhan menawarkan.
"Boleh. Kebetulan aku tidak bawa mobil. Jadi paman harus mengantar aku pulang selesai makan siang." Kata Chloe.
"Tentu saja, nona manis. Ayo!"
Erhan segera berpamitan dengan tim yang lain lalu mengatakan pada Leo bahwa ia akan mengantar Chloe pulang.
Restoran yang dituju memang tak jauh dari situ. Hanya 10 menit saja dari lokasi pemotretan.
Erhan yang mengendarai sendiri mobilnya. Dan tentu saja Chloe sangat suka karena bisa berduaan saja dengan Erhan.
Saat makan siang rasanya sangat menyenangkan karena Erhan selalu punya bahan pembicaraan yang menarik untuk dibahas.
Gerakan bibir Erhan saat berbicara, tangannya yang bergerak saat memasukan makanan ke mulutnya, bahkan gerakan tubuhnya membuat Chloe semakin kagum pada pria itu. Semuanya menarik untuk dilihat.
"Paman, aku ke toilet dulu ya?" Pamit Chloe. Sebenarnya ia tak ingin membuang air kecil. Chloe hanya ingin menenangkan debaran jantungnya yang semakin berdetak kencang setiap kali menatap Erhan.
Mata Chloe menatap kaca yang ada di depannya. Ia menarik napas panjang beberapa kali.
Ada apa dengan diriku ini? Mengapa aku tak dapat menahan rasa yang tumbuh dalam hatiku? Aku tidak boleh seperti ini. Erhan sudah menikah. Aku berdosa jika menginginkannya. Aku harus bagaimana, Tuhan? Pesona Erhan begitu kuat kurasakan.
Chloe berusaha menahan semua rasa yang dimilikinya. Ia menghapus air mata yang sempat keluar di sudut matanya, memperbaiki dandananya kembali dan segera keluar dari toilet.
"Paman, kita pergi sekarang? Soalnya akan ada badai sore ini." Kata Chloe saat ia mendekat ke meja makan mereka.
"Ok. Aku bayar dulu ya?" Erhan memanggil seorang pelayan sambil menyerahkan salah satu kartunya. Tak sampai 10 menit pelayan itu kembali dan menyerahkan kartunya.
Erhan dan Chloe berjalan menuju ke lobby restoran. Seorang petugas parkir langsung mengambil mobil Erhan di parkiran dan membawanya ke depan restoran. Erhan membukakan pintu bagi Chloe, setelah Chloe naik, ia sendiri langsung berputar ke bagian pintu yang lain dan duduk dibalik kemudi. Mobilpun meninggalkan kawasan restoran itu.
"Hujan sudah mulai turun." Kata Erhan sambil menatap langit yang mendung.
"Iya. Saat memasuki musim gugur, hujan kadang turun dengan derasnya disertai dengan angin." Imbuh Chloe sedikit cemas melihat hujan yang mulai deras.
"Tenang, Chloe. Aku akan mengantarmu dengan selamat." Kata Erhan saat melihat wajah Chloe yang nampak khawatir.
Baru 20 menit berjalan, ketika mobil sudah mendekati pinggiran kota, Erhan merasa ada yang tak beres dengan mobilnya.
"Sepertinya ban mobilku kempes." Kata Erhan sambil.menghentikan mobilnya.
"Paman mau turun ditengah hujan deras ini?" Tanya Chloe khawatir.
"Mau bagaimana lagi? Aku takut nanti badainya segera datang." Erhan menggulung kemejanya sampai ke siku. Lalu memandang Chloe.
"Kamu tunggu di sini, ya? Aku mau mengganti ban mobilnya dulu." Kata Erhan lalu segera turun dari mobilnya.
Chloe berpindah ke bangku belakang. Ia melihat ke bagian belakang mobil dan menemukan sebuah payung. Chloe mengambilnya dan ikut turun dari mobil.
"Chloe, apa yang kamu lakukan?" Tanya Erhan kaget melihat Chloe sudah berdiri di belakangnya dengan sebuah payung.
"Paman, nanti kamu sakit. Hujannya sangat deras."
"Masuklah, Chloe. Nanti kamu ikut menjadi basah."
"Tidak paman." Chloe menggelengkan kepalanya. Erhan pun melanjutkan pekerjaannya karena ia tahu percuma saja melarang Chloe.
Tak lama kemudian, ban mobil Erhan sudah terpasang kembali. Keduanya pun kembali ke masuk ke dalam mobil dengan badan yang sudah basah. Gaun Chloe yang agak tipis sudah menempel ditubuhnya dan membuat Chloe sedikit mengigil.
"Chloe, kamu jadi kedinginan kan? Apartemenku sudah dekat. Kita singgah ke sana dulu ya, aku khawatir bibirmu sudah agak membiru."
Chloe mengangguk. Ia memang sudah merasa sangat kedinginan.
Apartemen Erhan berada di kawasan hunian elit yang letaknya dipinggiran kota London. Mobil Erhan langsung menuju ke tempat parkir yang ada dilantai 10. Apartemen mewah ini memang hanya menyediakan satu unit di setiap lantainya.
Saat keduanya sudah masuk ke dalam apartemen Erhan, badan Chloe semakin mengigil. Erhan langsung mengajak Chloe ke kamarnya yang ada di lantai 2.
"Buka semua bajumu, Chloe dan gunakan jubah handuk ini dulu." Kata Erhan sambil menyerahkan sebuah jubah handuk pada Chloe. Gadis itu segera ke kamar mandi dan membuka gaunnya yang basah.
"Chloe, buka semuanya. Jangan biarkan semua yang basah menempel ditubuhmu." Terdengar suara Erhan dari balik pintu kamar mandi.
"Iya." Sahut Chloe. Saat bajunya sudah dibuka semua, Chloe secara cepat membungkus tubuhnya dengan jubah handuk, dan mengambil sebuah handuk yang memang sudah tersedia di sana untuk mengeringkan rambutnya.
Saat ia keluar dari kamar mandi, Erhan sudah tak ada di kamar itu.Chloe tanpa pikir panjang langsung naik ke atas ranjang dan membungkus tubuhnya lagi dengan selimut tebal yang ada di sana.
Chloe semakin mengigil saja. Ia tadi begitu ingin melindungi Erhan agar tidak basah sampai lupa dengan penyakit hiportemianya.
Pintu kamar terbuka. Nampak Erhan masuk hanya mengenakan celana panjang dan bertelanjang dada. Di tangannya ada sebuah nampan yang berisi coklat panas.
Dalam keadaan mengigilpun, Chloe masih terpana melihat tubuh kekar Erhan yang nampak berotot dan begitu seksi.
"Chloe, minumlah dulu coklat panas ini untuk menghangatkan tubuhmu. Aku tahu kalau kamu punya penyakit hiportemia. Ayahmu pernah mengatakannya padaku." Kata Erhan lalu membantu Chloe duduk dan meminum coklat panas yang dibawanya.
Tubuh Chloe masih saja mengigil. Wajahnya pucat dan bibirnya menjadi biru.
Chloe meneguk susu coklat panas itu sampai habis dan menyerahkan kembali gelas yang sudah kosong ke tangan Erhan.
"Paman, dingin...!" Ujar Chloe sambil menarik selimutnya agar semakin tertekan ditubuhnya.
Erhan menatap Chloe dengan tatapan yang sulit dimengerti. ia tahu kalau gadis itu benar-benar sangat kedinginan.
"Maaf Chloe, kau harus membuka jubah mandimu itu agar aku bisa memelukmu untuk mengalirkan panas dari tubuhku." Kata Erhan. Chloe sedikit terkejut. Ia memang pernah membaca itu sebagai salah satu cara menangani hiportemia. Apa boleh buat, Chloe memang masih sangat kedinginan. Ia pun membuka jubah handuk itu dari balik selimut yang menutupi tubuhnya. Erhan kemudian membuka celana panjangnya dan menyisahkan boxernya. Ia masuk ke dalam selimut lalu memeluk Chloe dari belakang sambil melingkarkan tangannya dipinggang gadis itu.
Ada rasa hangat yang menjalar dikulit punggung Chloe saat Erhan memeluknya. Bukan hanya rasa hangat, tapi tubuh Chloe bagaikan tersengat aliran listrik saat kulit mereka bersentuhan.
"Chloe, berbaliklah ke arahku." Kata Erhan.
Chloe membalikan tubuhnya dengan perlahan. Bibir mungilnya masih mengigil.
"Jangan anggap kurangajar ya, Chloe. Aku hanya mencoba menghangatkanmu." Kata Erhan lalu menarik tubuh Chloe agar menempel ditubuhnya dan bibir Erhan langsung menempel dibibir Chloe yang mengigil. Ciuman itu mengalirkan rasa hangat. Chloe kini bukan hanya merasa tubuh dan bibirnya menghangat, tapi juga aliran darahnya seperti terbakar oleh sesuatu yang membuat Chloe membalas ciuman Erhan.
SO, BAGAIMANA SELANJUTNYA?
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵
ya haruslah bambang...😅
2022-02-13
0
Ety Nadhif
ada yg merasa di rugikan ga ini adegan
2021-12-24
0
gia gigin
Waduh paman Erhan menang byk rupanya🤣🤣🤣bakalan ngamuk daddy Eze klau tahu🤦♀️
2021-12-17
0