Di ruang makan yang megah dan mewah di dalam Mansion, pada meja kayu jati berbentuk persegi panjang yang memiliki banyak hiasan ukir pada kaki meja, Odo duduk di dekat Ayahnya.
Saat tempat itu diamati kembali, yang duduk di depan meja makan hanya Dart dan Odo saja, di sana tidak ada anggota keluarga lain. Itu bukan pemandangan aneh di keluarga Luke, pada dasarnya keluarga mereka hanya terdiri dari Kepala Keluarga, Nyonya, dan Anak, tidak ada sanak saudara atau keluarga cabang.
Untuk sebuah keluarga yang bisa dibilang cukup berpengaruh di kerajaan Felixia memang itu terlihat sedikit aneh, tetapi itulah kenyataannya. Untuk menjaga keturunan atau kemurnian darah, biasanya para bangsawan kelas atas tidak sembarang memiliki keturunan, itulah salah satu penyebab normal yang sering ada.
Tetapi pada kasus keluarga Luke sedikit berbeda, silsilah Dart dan Mavis bisa dibilang unik sehingga dari mereka berdua tidak ada satu pun yang memiliki sanak saudara.
Suasana makan di ruang makan bergaya arsitektur abad pertengahan itu memang selalu sunyi, ditambah Mavis yang keadaannya sedang buruk sehingga tidak bisa datang membuat suasana yang ada semakin sunyi.
Odo yang duduk di bangku khusus yang ditinggikan untuk memudahkannya menyentuh makan. Tetapi bukannya menyantap makanan, dia malah membuka buku yang dibawanya dari perpustakaan dan membacanya dengan suara pelan.
Dart yang melihat itu meletakkan sendok ke atas meja, kemudian mengamati anaknya yang penuh gairah akan pengetahuan tersebut. Dalam hidup pria itu, momen bersama anaknya saat ini adalah salah satu hal yang sangat berharga dalam hidupnya, tidak ada alasan untuk dirinya memarahi anaknya tersebut.
Beberapa pelayan yang berdiri di belakang kursi ikut mengamati mereka, melihat momen ayah dan anak yang terasa begitu anggun itu. Semua pelayan yang dipekerjakan Dart memiliki loyalitas yang tinggi, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang diselamatkan Dart saat pria itu masih muda.
Dart Luke, seorang Pahlawan yang mempunyai julukan Sang Ahli Pedang, Monster Pedang, Pendekar Cahaya, dan berbagai lainnya. Dari semua julukan yang ada, dia dikenal dengan Ahli Pedang Sang Pembunuh Iblis.
Odo menutup buku, kemudianmeletakkannya di atas meja, di samping makanan yang tersaji untuknya. Menu yangtersaji untuk mereka siang ini adalah Pirozhki dan Machanka manis dengan tambahan keju,tetapi sayang sekali makanan itu sudah tidak hangat karena dibiarkan lama menunggu.
[Catatan: Pirozhki adalah Roti isi daging, jamur, ikan, atau sayuran seperti kentang dan kol, adajuga yang berisi buah-buah beri, tetapi kali ini isinya daging dan ikan; Machanka adalah sejenis sausdaging yang dibuat dari daging, sayur, terigu, dan air, biasanya dibuat dengantidak pedas tapi gurih dan manis]
Melihat menu yang cukup sulit untuk dimakan anak berumur lima tahun sepertinya, Odo memasang wajah datar. Tidak mau menyia-siakan makanan yang ada, dirinya berusaha memakan hidangan yang ada diawali dengan mengambil Pirozhki dengan tangannya dan memakannya.
Melihat anaknya mulai menyantap makanan, Dart mulai memakan makanan yang tersaji untuknya. Berbeda dengan Odo, Dart menggunakan pisau dan garpu untuk memakan Pirozhki atau terlebih dulu dicelupkan ke dalam Machanka sebelum di makan.
Walau Odo yang pertama kali memulai makan, tetapi Dart selesai lebih awal. Setelah itu, pria tersebut kembali mengamati anaknya yang sedang makan belepotan dengan penuh kebahagiaan.
Sesudah menghabiskan satu porsi makannya, Odo mengambil kain yang disiapkan di atas meja, kemudian mengelap mulutnya sendiri. Melihat hal tersebut, beberapa gadis pelayang yang berdiri di belakang kursi melihat Odo dengan gemas.
"Ayahanda ..., apa ... Ibunda masih sakit?" tanya Odo dengan tiba-tiba.
Pertanyaan itu membuat Dart termenung untuk sesaat. Pria itu tidak menjawab pertanyaan anaknya itu, dia hanya membalas dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.
Odo langsung paham maksudnya, tanpa bertanya lebih lanjut anak berambut hitam itu menunduk seraya berkata, "Semoga saja Ibunda cepat sembuh, aku ingin makan bersamanya ...."
"Ya ... Ibu pasti akan sembuh. Ayah akan berusaha mencari caranya ...."
Perkataan tersebut bukanlah kepastian, itu hanya harapan semu yang diucapkan Dart untuk meyakinkan anaknya. Dari semua orang, Dart yang paling tahu kalau istrinya tidak bisa sembuh dengan mudah. Sangat tidak mudah, bahkan lebih sulit dari membunuh ratusan iblis seperti saat dirinya masih muda dulu.
.
.
.
.
Setelah selesai makan siang bersama ayahnya, Odo meminta Julia untuk mengantarnya ke kamar tempat Mavis terbaring sakit. Selekas masuk ke kamar ibunya, Odo langsung turun dari gendongan Julia dan berlari mendekati seorang wanita yang terlihat sangat muda tetapi badannya kurus dan terlihat lemas pucat.
Dia adalah Mavis Sang Penyihir Cahaya, ibu dari Odo, dan istri dari Kepala Keluarga Luke, Dart. Alasan Penyihir Agung tersebut terbaring lemas adalah karena kutukan yang dirinya dapat saat masih muda dan beberapa kondisi tubuh yang memang berbeda dari manusia bisa.
Sejak melahirkan Odo lima tahun yang lalu, penyakit dan kutukan yang ada pada tubuhnya semakin parah, dan sejak dua tahun yang lalu Ia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berdiri sendiri.
"Ibu ...." Odo memegang tangan Mavis yang sedang terbaring lemah. Wanita tersebut membuka matanya dengan lemas. Dengan bibir yang membiru, Ia berkata dengan suara pelan, "Ah ..., Odo ...?" Seraya menggerayang ke depan karena pandangannya pudar.
Fiola yang dari tadi berdiri di dekat Majikannya mendekat. Gadis Rubah itu memegang kedua tangan Mavis, kemudian mengarahkannya ke Odo yang berada di samping tempat tidur.
"Terima kasih, Fiola ...."
Mavis menyentuh wajah anaknya. Tanpa bisa duduk atau mengangkat selimut, wanita itu hanya menyentuh wajah anaknya seraya tersenyum bahagia karena bisa tahu anaknya tumbuh dengan sehat.
Dalam hati Odo mulai terasa rasa pedih yang terasa asing. Pada kehidupannya yang dulu dia tidak pernah merasakannya, sebuah rasa sakit dimana dirinya melihat seorang ibu terbaring sakit-sakitan dan tidak berdaya.
Ketidakberdayaan akan situasi yang ada, merasa tidak berguna, dan kelemahan yang dalam, semua itu meresap dalam hati Odo. Pada saat yang sama, dirinya juga menyalahkan diri sendiri karena telah lahir di dunia ini. Kalau saja Ia tidak lahir, mungkin ibunya tidak akan semenderita ini, itulah yang Odo rasakan.
Tetapi, seakan memahami apa yang Odo rasakan, Mavis berkata, "Terima kasih Odo, karena telah lahir di antara kami ... Aku sangat bersyukur bisa mempunyai anak sepertimu .... kamu tidak perlu bersedih, anakku yang manis ...."
Odo terkejut, air matanya mengalir dan mulai menangis tersedu. Pada saat itu, anak berumur lima tahun tersebut membulatkan tekadnya kembali di kehidupan keduanya itu. Sebuah tujuan dan alasan hidup yang tidak dimiliki olehnya dulu, yaitu melindungi keluarganya dan menyelamatkan ibunya.
"Aku tidak tahu ... rasa ketidakberdayaan ini .... Aku janji Ibu, pasti aku akan membalas semua kebaikanmu karena telah melahirkanku di dunia ini. Aku pasti akan menyembuhkanmu ...."
Odo mengangkat wajahnya dan memeluk tangan ibunya. Melihat hal tersebut, Julia dan Fiola kurang lebih tahu alasan mengapa Odo berbeda dengan kebanyakan anak seumurannya. Dia, anak itu hanya ingin membuat ibunya bangga karena telah melahirkannya, itu adalah sebuah alasan wajar seorang anak untuk cepat mandiri.
««»»
Malam hari, di kamar Odo. Setelah selesai menemani ibunya dan berjalan-jalan sebentar di taman, Odo kecil kembali ke kamarnya dan dibaringkan oleh Julia ke atas keranjang tidur.
Ia sudah terlelap sebelum dibaringkan. Julia sekilas melihat wajah Tuan Mudanya yang tertidur pulas, kemudian mematikan lampu utama di kamar yang bertenagakan Reaktor Sihir dan beranjak pergi dari kamar.
Beberapa detik setelah Julia menutup pintu kamar, anak itu langsung bangun dan duduk dengan cepat. Dia melihat ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang di kamarnya.
"Sudah aman ...."
Odo memanjat keranjang tidur, kemudian keluar dan menuruninya. Saat kakinya menyentuh lantai, ia sempat terpeleset dan tersungkur. Tetapi, dia tidak memedulikan hal tersebut dan berjalan ke arah Sirkuit dari Reaktor Sihir yang terletak di samping meja dekat pintu kamar.
Reaktor Sihir adalah alat untuk memanfaatkan Mana Eksternal atau Mana Alam untuk dimanfaatkan untuk keperluan harian seperti pencahayaan, pengaliran air, atau kebutuhan api. Secara fungsi, Reaktor Sihir hampir seperti sebuah alat untuk menyediakan Listrik dan Gas untuk kebutuhan sehari-hari, dan Mana yang ada di Reaktor Sihir dialirkan ke penjuru Mansion menggunakan Sirkuit Reaktor.
Sesampainya di depan Sirkuit Reaktor yang berbentuk kotak tembaga yang ditempelkan setinggi 50 cm dari lantai, Odo duduk dan mengamatinya. Anak itu kembali mengingat-ingat isi buku yang sebelumnya ia baca tentang Kultivasi Inti Sihir sebelum makan siang tadi.
Secara sistem kerja, Reaktor Sihir adalah alat untuk menangkap Mana Alam dan mengolahnya menjadi energi murni yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, dengan kata lain Sirkuit Reaktor berisikan Mana stabil yang mengalir dengan melimpah. Mengetahui hal tersebut, Odo teringat salah satu metode yang ada di buku tentang Kultivasi Sihir.
[Catatan; Kultivasi Sihir, sistem budi daya atau peningkatan kekuatan sihir]
"Inti Sihir adalah jiwa dari seorang penyihir dalam memahami batas kemampuan, tapi dengan Kultivasi batasan itu bisa berkembang. Hem, salah satunya adalah memaksa Inti Sihir dengan mengisi Mana untuk membuatnya berkembang, tapi caranya ... cara menyerap Mana dari Sirkuit ini bagaimana?"
Odo menyentuh Sirkuit Reaktor tersebut, dan seperti halnya listrik itu langsung menjalar ke tangan dan membuat tubuhnya dipenuhi Mana sampai kelebihan beban.
"A ....!!"
Mana terus menjalar dengan pesat, membuat rambutnya berdiri dan darah di dalam tubuhnya seakan mengering. Dengan panik Odo menarik tangannya dari Kotak Sirkuit, tetapi muatan Mana yang ada dalam tubuh masih membuat tubuhnya kelebihan beban sihir.
"Mana, kalau sudah diolah ternyata mirip listrik ya, menjalarnya terlalu cepat. Tch, kalau begitu ...."
Odo duduk bersila, kemudian masuk dalam posisi meditasi dengan kedua telapak tangan disatukan. Itu adalah salah satu Meditasi yang dirinya pelajari dari buku, sebuah Kultivasi untuk meratakan Mana ke seluruh tubuh dan memusatkannya supaya bisa diserap oleh Inti Sihir.
"Eng, walaupun ini pertama kalinya aku mencoba ternyata berjalan lancar rupanya. Ya, meskipun rasanya seluruh tubuhku kesemutan ...."
Di tengah proses Kultivasi, Odo tersenyum gelap. "Pertama dapatkan dulu kekuatan dan pengetahuan, dengan cara ini tahap awal mencari cara menyembuhkan Ibu pasti akan lancar," ucap Odo.
Setelah itu, anak berumur lima tahun tersebut terus melakukan Kultivasi dengan mengulangi proses tersebut sampai lelah, menyerap Mana dari Sirkuit Reaktor dan membuat Inti Sihirnya menyerap Mana tersebut. Untuk waktu ke depan, hal seperti Kultivasi Sihir tersebut menjadi rutinitas rahasia penerus Keluarga Luke tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Rhembezz
Udah umur 5 tahun masih di keranjang tidur?
2023-10-10
0
Rhembezz
Kalau mejanya kayu jati, nama tokoh2nya bukan Dart, Odo, Mavis, Julia, tapi Darto, Podo, Marsih, Yuliatun.. wkwkwkwk....
2023-10-10
1
Nurul
ternyata pura-pura tidur🤭
2022-04-27
0