EPS 11

HAPPY READING💕

.

.

WARNING! ADEGAN INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN UNTUK YANG TIDAK SUKA BOLEH DISKIP 😊 MOHON KERJA SAMANYA😗

THANK YOU!

.

.

.

.

"Ban*sat! Anak buah gue kalah semua!" Ucap tak terima pria yang ditembak tangannya tadi dengan Agnes ketika melihat anak buah yang dibawanya tadi berjumlah seratus lebih menjadi nol tak tersisa, karena takut ia langsung pergi dari sana.

"Kabur?" Gumam Agnes lalu mengarahkan pistolnya tepat pada kedua kaki lelaki pengerusuh tadi.

Dor.

Dor.

"Arrrgh." Erang kesakitan dari pria tersebut ketika Agnes menembak kedua kakinya alhasil ia tak bisa berjalan lagi.

"Lo mau kemana?" Tanya Agnes datar dan dingin lalu berjalan mendekati pria tersebut dengan perlahan.

Pria itu menelan susah payah salivanya kala bunyi sepatu Agnes menggema ditelinganya bagaikan malaikat pencabut nyawa untuknya "Lepasin gue!"

"Setelah lo ngancurin markas gue lo minta pergi, lo gak mau main dulu nih?" Tanya Agnes lagi dengan senyum simriknya lalu mengeluarkan pisau lipat yang selalu dibawanya kemana-mana, membuat bulu kuduk pria tersebut berdiri.

Dor.

Dor.

Tanpa aba-aba Agnes langsung menembak kedua tangan pria tersebut hingga tangan pria itu tidak lagi dibadannya, jeritan pria itu amat membuat Agnes tersenyum senang begitu pula dengan darah pria tadi yang langsung mengenainya sedikit.

"Gue mohon lepasin gue, gue ngaku kalah." Ucap pria itu memohon sambil menahan sakitnya dikedua tangan dan kakinya.

"Tapi gue gak mau, nyawa dibalas dengan nyawa." Ucap Agnes datar lalu menjambak rambut pria itu hingga pria itu mendongak menatap wajah datar Agnes, Agnes lalu mencongkel sebelah mata pria itu hingga bola mata hitam milik pria itu jatuh menggelinding ditanah bersama darah yang terus saja mengalir deras.

"Dimana markas lo?" Sambung Agnes masih menjambak rambut pria itu tapi tidak ada satu pun suara yang muncul dari mulut pria itu hanya ada erangan kesakitan yang tertahan dari pria itu, sungguh pria yang menghambat waktu.

Sret.

Sret.

Agnes langsung menyilet pipi sebelah kanan pria tersebut membuat ukiran yaitu 'stupid' hingga pipi pria tersebut menggeluarkan darah segar.

"Katakan." Ucap Agnes masih dengan wajah datarnya, dia tak suka dengan orang yang menghambat waktunya.

"Bunuh gue aja dasar bi*c sia*an!" Teriak marah pria tersebut sambil menahan sakitnya tapi tetap saja Agnes tidak mendengarkannya malah asik menyilet pipi sebelah kiri pria tersebut.

Erangan demi erangan tak diperdulikan Agnes malahan gadis itu amat menikmati erangan tersebut, baginya jeritan musuhnya itu seperti melodi yang menari-nari ditelinganya membuat Agnes semakin bersemangat melakukan aktivitasnya.

"Hutan utara." Jawab pria itu tanpa sadar karena tidak tahan lagi dengan sakitnya yang menjalar diseluruh tubuhnya "Siapa lo!" Sambung pria itu diambang kematiannya.

"Agnes Charissa Alexandra and thanks infonya." Ucap Agnes dengan senyum simriknya lalu melepaskan jambakannya hingga membuat pria tersebut jatuh tersungkur ketanah dan....

Dor.

Dor.

Dua tembakan tepat mengenai jantung pria itu hingga pria tersebut perlahan menutup matanya sembari mengumpat tak terima yang jelas tak dihiraukan sama sekali dengan Agnes, gadis itu malah melambaikan tangannya sembari tersenyum simrik.

"Kepa*at! sia*an!"

"Siapa pun yang mengetahui identitas gue dan siapa pun yang udah ngusik gue dia harus mati! Begitu juga dengan Ibu tiri tersayang gue, Anabel Angelberta." ucap Agnes tersenyum simrik sembari menekan nama seseorang wanita paru baya yang selama ini mengacau hidupnya lalu menelepon anak buahnya.

"Kesini dalam waktu satu jam." Suruh Agnes sambil menelepon anak buahnya yang ditugaskan menjaga markasnya diluar negri.

Banyangkan saja, diluar negri! Dan hanya diberi waktu satu menit saja! Sungguh Leader yang kejam.

Tut tut tut.

Agnes mematikan sepihak teleponnya lantas duduk tenang dikursi kayu yang telah disediakan, bau anyir dan beberapa mayat tak mampu membuat gadis itu beranjak pergi.

"Alvaro Marchello Anindito, laki-laki pewaris tunggal dikediaman Anindito. Hmm, sultan?" Gumam Agnes kala jari-jari lentiknya tiba-tiba mencari nama 'Alvaro'

Gadis itu kembali membaca web yang berisikan identitas laki-laki itu hingga jarinya berhenti tepat difoto tak siap milik Alvaro, menatapnya lama lalu kemudian menarik sudut bibirnya ke atas.

"Cukup tampan."

Satu jam berlalu.

"Miss." panggil anak buah Agnes dengan keringat yang membanjiri tubuhnya, karena takut Leadernya tersebut marah, untung saja dia tepat waktu.

Agnes berdiri menatap datar anak buahnya itu lalu menyimpan kembali ponselnya pada saku bajunya "Bereskan markas gue, mayat kasih ke Rogue." Ucap Agnes datar dan dingin lalu memberi cek sebesar 50 miliar dan bergegas pergi.

Rogue adalah anjing yang sangat besar dan pemakan daging milik Agnes, anjing itu hanya menurut ucapan Agnes saja selebihnya akan bersikap ganas terkadang anak buah Agnes yang memberi makan Rogue pernah dicakar dan lebih parahnya lagi mereka pernah kehilangan satu tangannya oleh karena itu mereka semua harus berhati-hati.

"Jika kurang telepon gue." Sambung Agnes datar disela-sela langkahnya dan dibalas aggukan sopan dari anak buahnya.

Ini bukan kurang tapi kelebihan! Batin anak buah Agnes lalu pergi menjalankan perintah dari ketuanya, sepertinya dia mendapatkan bonus! Tak sia-sia dirinya berkerja disini.

Sementara ditempat lain, yaitu markas DrakDevil.

"Udah gue bilang jangan gegabah untuk serang markas anggota Black Diamond Girl!" Marah sang Leader DrakDevil ke seluruh anak buahnya yang kini membungkuk hormat kepada ketuanya, berita tentang hilangnya separuh anggota DrakDevil kini tersebar hingga membuat sang Leader mengamuk parah.

Hening.

"Cari tau siapa kepa*at si*lan yang berani membawa seratus lebih anak buah gue untuk melawan markas Black Diamond Girl!" Suruh Leader DrakDevil ke asisten pribadinya dan dibalas anggukan oleh asistennya lalu bergegas pergi tapi....

Brakkk.

"Heh, bo*oh!" Ucap seseorang gadis dengan nada datar dan dingin setelah mendobrak paksa pintu markas anggota DrakDevil membuat semua langsung menatap gadis itu penuh tanya, apa gadis ini cari mati? Beraninya mengumpat didepan Leadernya?

Kini semua anak buah DrakDevil tengah berkumpul diruangan tempat berkumpul hingga membuat Agnes dengan mudahnya memasuki kawasan DrakDevil tanpa lecet sedikitpun karena pintu ruangan itu tak dijaga sama sekali.

"Wah! Ada apa nih Leader dari Mafia Black Diamond Girl datang? perasaan gue gak ngundang tuh." Sambut sang Leader DrakDevil dengan tersenyum ramah, mungkin lebih tepatnya pura-pura ramah.

Anak buahnya tak cukup sekarang untuk menyerang Leader Black Diamond Girl walaupun dia tau gadis itu sendirian namun pasti gadis itu tak mudah untuk dikalahkan buktinya anak buahnya saja kalah ditangannya.

BERSAMBUNG~

AI LOP YU NES:*

JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN 💬 YAH GUYSSS

SAMPAI JUMPA HARI MINGGU😊😉

SEE YOU~

Terpopuler

Comments

Lizz_

Lizz_

bawah gua psikopat😱😌

2022-06-16

2

Anya

Anya

kyaaa yametehh ><

2022-06-16

1

No Name_

No Name_

sumpah keren

2022-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!