EPS 9

HAPPY READING💕

.

.

.

.

.

Tringgggg....Tringgggg....Tringgggg.

Suara jam walker berbunyi amat keras menandahkan pukul tujuh pagi tapi seorang gadis cantik masih saja bergulat dengan kasurnya bahkan terik matahari yang amat menyengat kulit pun tak kunjung membuat gadis itu terbangun.

Tringggg....Tringggg...Tringgg.

Jam berbentuk lingkaran itu kembali mengeluarkan bunyinya hingga membuat Agnes bangun dari tidurnya lantas menatap tajam bentak bulat, berisik itu.

"Berisik anj*ing!" Kesal Agnes langsung melempar jam walker yang sedari tadi berbunyi, mengganggu aktivitas tidurnya saja.

Agnes duduk bersandar ditepi ranjangnya guna mengumpulkan nyawa, sedetik kemudian ia sadar "Hmm, bodoh lo Nes." Gumam Agnes ke dirinya sendiri lalu mengambil jamnya dan menaruhnya kembali diatas nakas, setelah itu berjalan dengan santainya ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

Sepertinya dirinya memerlukan jam baru.

♡TAMBAHKAN FAVORIT♡

Ck, kenapa mesti ditutup? Batin Agnes malas, telapak tangan gadis itu mulai menekan secara terus menerus klakson mobilnya, baginya itu tak masalah namun bagi semua orang yang mendengarkannya pasti sangat masalah karena bunyi itu mampu membuat gendang telinga mereka serasa pecah.

Tin Tin Tin Tin Tin Tin Tinnnnn.

"Woi turun lo, berisik tau gak!" Kesal seorang pria yang menjabat menjadi ketua osis siapa lagi kalau bukan Alvaro dan seorang perempuan dengan tatapan datar dan dinginnya yang selalu menghiasi wajah cantiknya itu bername tag Agnes.

Dia lagi. Batin Agnes menatap malas pria yang tengah meneriakinya tadi, dulu waktu dirinya masih bersekolah disekolah lamanya tak ada satu pun yang berani menegurnya namun ini beda lagi? Karena disana jika menegur Agnes sama saja cari mati.

Tetapi Alvaro malah sebaliknya.

"Buka gerbangnya." Ucap Agnes datar setelah keluar dari mobilnya.

"Lo udah telat, minta dibukain lagi gerbangnya dan kenapa ini poni pakek diwarnai segala! Mau jadi cabe-cabean? Disini tempat sekolah." Tanya Alvaro datar setelah menatap penampilan Agnes.

Agni bang*at. Batin Agnes kesal, dirinya saja sangat anti dengan yang namanya cat rambut atau cat kuku tapi kembarannya ini malah melakukan hal yang menjijikan baginya.

Agnes adalah tipe gadis yang terlihat natural walaupun akan cantik jika memakai riasan sedikit saja namun gadis itu memilih menolak, bahkan menyentuh bedak saja dia tak suka.

"Salma gini gak papa tuh." Balas Agnes datar, membuat Alvaro langsung terdiam.

Memang benar Salma beserta antek-anteknya mewarnai rambutnya tapi jika terkena terik matahari saja, oleh sebab itu Salma tak pernah ketauan memakai cat rambut, entah apa yang dipakai gadis nakal tapi bersikap sok sopan itu.

"Sekarang lo ikut gue ke ruangan BK!" Tiba-tiba saja Alvaro menarik pergelangan tangan Agnes membawanya menuju ruang BK setelah membuka pintu gerbang sekolahan AIHS.

Sepanjang koridor sekolahan Agnes hanya membiarkan saja pergelangannya ditarik paksa, gak guna juga dia melawan, lebih baik menyimpan energi untuk memesan bakso ya kan?

"Bu, anak ini baru melanggar peraturan sekolah yaitu datang terlambat." Ucap Alvaro melapor, setelah sampai diruangan bertuliskan "BK" membuat Agnes memutar bola matanya malas.

Kenapa pria ini sangat cerewet? Agnes yang melakukan pelanggaran saja biasa saja.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk!" Kesal Bu Anis sang guru BK yang terkenal dengan cerewetnya setelah melihat Agnes dengan santainya duduk dikursi sofa yang telah disediakan diruangan tersebut.

"Gue." Jawab Agnes cuek.

"Kamu yah! Masih anak baru saja udah melanggar peraturan sekolah, mau jadi apa kamu besar nanti? Oh atau kamu mau jadi tukang kebun disini yang udah pensiun? Kalau gak salah Pak Mamat namanya...Eh baik banget loh dia kamu sih gak kenal dia." Cerocos Anis tanpa jeda, emang Guru satu ini sangatlah banyak bicara.

Ucapan gak penting diomongin aja, seperti saat ini ia bicara panjang × lebar × tinggi × rumus fisika dengan Agnes yang dengan sabar mendengarkannya berawal dari Pak Mamat tukang kebun yang sudah pensiun, beda-bedain dia dengan Alvaro membuat Agnes malas mendengarkannya dan terakhir masalah keluarganya sendiri.

Itu aib woy!

"Sabar." Ucap Agnes singkat setelah Anis menceritakan masalah keluargannya, memang Guru yang terbuka.

"Huwaaa, emang hiks kamu baik hiks banget sebagai hiks gantinya kamu hiks saya bebaskan dari hukuman hiks sudah sana ke kelas mu belajar yang baik biar-"

"Bu saya ke kelas." Pamit Agnes datar memotong pembicaraan Anis karena kalau tidak akan berbelit-belit lagi bahkan tidak akan ada ujungnya.

"Loh Bu kok?" Tanya Alvaro binggung setelah melihat punggung Agnes yang lama-kelama hilang. Sebelum itu Agnes menatap remeh Alvaro seolah dirinya telah kalah, Alvaro yang merasa dirinya diejek pun hanya bisa menatap tajam Agnes.

"Sudah sana kamu ke kelas." Ucap Anis mengambil tisu diatas meja lalu pergi meninggalkan Alvaro yang terdiam ditempat.

🔥LIKE🔥

"Bu maaf saya terlambat masuk kelas." Alvaro mencium sopan tangan Guru fisika itu, Tatik.

"Iya, saya tau kamu pasti ngurus siswa bandelkan? Yaudah sana silahkan duduk."

"Makasih Bu." Alvaro lantas duduk dibangkunya setelah mendapat anggukan dari Tatik.

Sepeninggalnya Alvaro, Agnes datang.

"Hei! Siapa suruh kamu duduk! Dasar tidak sopan!" Sinis Tatik saat dirinya tak sengaja melihat salah satu siswinya berjalan dengan santainya didepannya yang tengah mengajar.

Sungguh murid yang sangat sopan.

"Gue." Jawab Agnes santai lalu duduk dibangkunya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Kenapa kamu baru datang?" Agnes mengangkat bahunya acuh.

"KENAPA BARU DATANG?" Ulang Tatik kali ini dengan teriakannya, membuat kelas tersebut mendadak hening.

Agnes menatap dingin Tatik yang juga balas menatapnya penuh emosi "Telat." Jawab Agnes cuek.

"Sudah telat gak sopan lagi! Coba kamu kerjakan soal dipapan tulis ini jika benar kamu boleh minta apa saja tapi jika kalah nantikan hukuman mu." Tantang Tatik dengan senyum mengejek seolah Agnes tidak bisa mengerjakannya? Mungkin saja?

"Semangat Agnes khu."

"Gak mungkin bisa."

"Soal ini kan belum dijelaskan."

"Gue rasa dia dapat hukuman nih dari Bu Tatik."

"Soal kelas 12 ya?"

"Entar kalo bisa Abang cium deh."

Heh, tuh Guru salah milih lawan nih. Batin Delia dan Lisa terkekeh, kedua gadis itu saling melempar kode lagi.

Mam*us lo cabe, pasti gak bisa! Batin Salma dkk tertawa penuh kemenangan.

Adek gue pasti bisa. Batin Kevin diam-diam menyemangati Adiknya itu.

Kita lihat seberapa pintarnya lo. Batin Alvaro lalu fokus ke Agnes.

Agnes pun berjalan maju menuju papan tulis dengan santainya untuk mengerjakan soal.

Lima menit berlalu.

BERSAMBUNG~

SEMANGATS NES:V

JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN💬 YAH GUYSSSS💕

MAMPIR KUY DINOVEL AUTHOR SATUNYA😄😅

SAMPAI JUMPA HARI MINGGU 😅

SEE YOU💕

Terpopuler

Comments

Queen Lalisa💅

Queen Lalisa💅

pengen buat cerita gini tapi takut gak ada yang baca wkwkwk

2021-08-11

1

PHS

PHS

suka sama Mc yang op banget😈

2021-08-07

0

Renireni Reni

Renireni Reni

pasti bisalah....

2021-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!