EPS 8

HAPPY READING💕

.

.

.

.

.

Agni keluar dari mobil mewahnya dengan baju yang sedikit kering karena Ac mobil, dirinya terkejut kala melihat tiga orang didepannya namun raut wajah terkejutnya kini diganti dengan senyum simriknya.

"Tumben gue disambut? Hahaha, wah! Jadi terharu hahaha." Tawa Agni hambar yang kini sudah berada didepan pintu rumahnya disambut tatapan emosi dari Abraham dan Ana serta tatapan bahagia dari Salma.

Flashback on.

Salma pov.

"Huweee, baju sama rambut gue kotor! Padahalkan kemarin baru perawatan!" Kesal gue sambil menghentak-hentakan kaki gue. Dasar bang*at tuh Agni! Awas saja kalau ketemu lagi! Bakalan gue bully habis-habisan! Sudah mati masih aja belagu.

"Sama gue juga, apalagi dia jambaknya sampai rambut gue rontok juga!" Kesal Amalia dan dibalas anggukan oleh Amanda.

"Geng..." Gue serta Amalia menatap fokus ke arah Amanda yang kini tengah tersenyum penuh rencana "Gimana kalo lo Salma telepon Daddy lo bilang kalo lo dibully Agnes, dan untuk lo Amalia bilang aja ke Kakak lo kalo lo dibully dan pastinya Mafia Kakak lo kesini ngehajar Agnes biar mam*us tuh cewek ja*ang, gimana? Bagus gak?" Usul Amanda yang terkesan sangat licik diotak gue, tapi gue setujuh akan hal itu.

Gak sia-sia gue bertemen sama mereka yang otaknya pas-pasan tapi kalau masalah ginian cepet.

"Bagus juga ide lo, gue setujuh." Ucap gue dengan senyum simrik andalan gue lalu menelepon Daddy gue dengan suara khas orang menangis.

"Gue juga setujuh." Timpal Amalia.

Panggilan terhubung, gue siap-siap mengeluarkan suara serak gue.

"Halo hiks Daddy hiks."

"Halo kamu kenapa, girl?" Ucap seseorang dari sebrang sana yang pasti Daddy gue, sang penyelamat kegelapan.

"Hiks aku dibully Agnes Dad hiks."

"Apa? Daddy pulang sekarang! kamu tenang yah.... Kita tunggu Agnes pulang."

"Iya Dad, hiks." Jawab gue, menutup telepon lalu tersenyum simrik.

Ternyata benar kata Mommy kalau Daddy baru gue ini tuh ternyata mudah sekali dibodohin.

Tut tut tut.

"Berhasil, gengs!" Sambung gue lalu bertos ria dengan teman-teman gue.

"Cabut geng."

"Ets, kita ke toilet dulu! Parahin dulu keadaan lo! Kan tadinya Agnes juga lo siram." Lah iya juga ya? Gue beserta teman-teman gue pergi menuju toilet untuk membasahi diri gue sendiri layaknya gue lah korban disini.

Gue yakin seratus persen bahwa nanti Agnes sedikit kering.

Salma pov end.

Flashback off.

"Agni?" Tebak Abraham setelah menatap bola mata Agnes yang berwarna ungu bukan berwarna biru laut, itu pertanda ada Agni didalam tubuh Agnes pasalnya dulu Agni juga pernah merasuki tubuh Agnes hanya sekedar mengacau saja mungkin kali ini juga begitu.

"Hahaha masih inget! Kirain lupa sama anak kandungnya sendiri yang tidak dipercaya malah percaya sama ja-" Ucap Agni terpotong.

"Stop! Daddykan pernah bilang itu-" Kini giliran Abraham yang terpotong ucapannya.

"Sebuah kecelakaan." Lanjut Agni malas "Udah-udah to the point aja ngapain didepan pintu? Gue capek mau istirahat." Ucap Agni mau lewat tapi tangannya dicekal sama Ana dan dihempaskan begitu saja.

"Sakit be*o, hiii tangan gue udah gak suci lagi habis dipegang sama ja*ang." Ucap Agni menatap jijik kearah tangannya seolah tangannya habis terkena kumpulan kotoran hewan dan dibalas pelototan tajam oleh Ana.

"Hahaha, awas copot tuh mata hahaha." Disituasi genting saat ini Agni masih sempat-sempatnya tertawa terbahak-bahak bahkan ia sudah tak peduli lagi dengan tatapan tajam milik Abraham yang mengarah tepat pada manik matanya.

Sabar Ana sabar. Batin Ana menatap jengkel Agni yang masih saja tertawa.

"Udah-udah, apa bener kamu yang bully Salma?" Tanya Abraham ke putrinya tersebut yang kini sedikit demi sedikit mulai menghentikan tawanya.

Agni menoleh ke arah Abraham "Oh, cuman masalah sepeleh toh hahaha. Gue pikir apaan."

"Jawab Agni!" Bentak Abraham membuat hati Agni sedikit teriris mendengarkannya namun ia tahan, ia tak boleh lemah dihadapan wanita jahanam itu!

"We selow dong, kagak bisa selow nih tua bangka." Ucap Agni sembari mengarahkan kedua telapak tangannya ke arah Abraham bermaksud menenangkan Daddynya itu.

"AGNI!"

Kini tatapan Agni berubah menjadi datar "Hmm, kalau misalnya iya? Apa urusannya dengan anda?" Tanya santai Agni membuat Abraham semakin emosi.

Plakk.

Satu tamparan tepat pada pipi mulus Agni bukan Ana maupun Salma yang menampar tapi Abraham, sontak membuat senyum bahagia dari Ana dan Salma semakin menjadi-jadi. Mereka berdua tak menyangkah jika endingnya bakal jauh lebih seru.

"Kurang ajar kamu!" Emosi Abraham.

"Kurang ajar? Hahaha kalau gak tau masalahnya jangan main tampar aja deh, nanti malu kalau salah." Ucap Agni datar dengan tawa hambarnya, gadis itu memegang erat jari jemarinya.

"Minggir lo be*o!" Sambung Agni lalu menabrak pundak Ana membuat Ana terjatuh didinginnya lantai sontak Salma langsung membantu berdiri Mommynya itu sementara Agni telah pergi ke kamar.

Agni Daddy kangen sama kamu nak, apa aku tadi terlalu kasar yah sama Agni? Maafin Daddy yah my litter girl. Batin Abraham sedih, sungguh ia merasa menyesal telah menampar putrinya tadi. Itu tadi hanya refleks?

"Teruskan bakat mu nak." Ucap Ana ke Salma ketika Abraham pergi ke kamar untuk menenagkan dirinya.

"Pasti dong Mom." Jawab Salma dengan senyum simriknya.

mam*us lo Nes! Batin Salma senang.

 

__________LIKE___________

 

Brak.

Agni terdiam menatap datar kearah depan "Sakit juga yah tamparannya....hahaha, untung gak mati kayak gue." Ucap Agni ke dirinya sendiri sambil memegang bekas tamparan Daddynya ketika berada dikamarnya.

Tamparan ini sangat sakit menurut Agni, dia Agni bukan Agnes yang tidak dapat merasakan sakit sedikit pun kecuali sakit hati karena ulah Daddynya itu tentu saja.

Gadis itu berjalan pelan menuju meja belajar, disana terdapat foto keluarganya yang masih utuh. Agni menatapnya sembari tersenyum lebar, tangan gadis itu terulur kedepan guna mengelus sayang bingkai foto itu.

Love Family.

Itu tulisan tangan dirinya dengan Agnes waktu dirinya masih kecil dulu, sangat aneh dan tak jelas cukup membuat Agni lagi-lagi tersenyum.

Agni menghela nafas lelah sembari beranjak dari tempat duduknya tadi "Huft, masih percaya sama ja*ang itu rupanya. Sudahlah mending gue warnain nih poni." Ucap Agni langsung pergi mandi dan mewarnain poninya setelah itu bergegas untuk tidur, membiarkan bekas memerah dari pipinya.

Love family. Batin Agni perlahan kesadarannya ditarik paksa, pertanda Agnes telah memasuki tubuhnya sendiri.

BERSAMBUNG~~

AGNI OH AGNI😂 SINI AGNI SINI😂

JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN💬 YAH GUYSSS😉😘

MAAF KAN AUTHOR YANG GAK PERNAH UPDET INI😥😅

MAMPIR KUY DI NOVEL AUTHOR SATUNYA😅😉

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aku giliran bab Ada Abrahamnya Aku skip aja bacanya,, jijik dan benci aku dgnnya..

2023-10-14

0

Fersyah Jesslyn

Fersyah Jesslyn

kembaran yang sama" keren cuy👍

2022-03-13

0

Bunda Arjun

Bunda Arjun

masa lebih percaya ank tirinya c???

2022-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!