" Bim ? Lo udah liat berita ?". Andra menerobos masuk ruangan Bima dengan tergesa-gesa.
Bima yang sedang sibuk berkutat dengan laptop dihadapannya lantas mendongak melihat Andra yang tanpa babibu langsung masuk ruangannya tanpa permisi. Namun, sedetik kemudian dia kembali mengarahkan pandangan matanya ke arah laptop lalu bertanya ke Andra dengan jari yang masih sibuk mengetik.
"Kenapa emangnya ? Ada gosip heboh ?".
"Bukan heboh lagi, tapi gawat Bim !!!". Jawab Andra yang kini sedang mondar-mandir di hadapan Bima.
"Ada apaan sih ?". Bima mau tak mau menutup laptop nya lalu serius bertanya kepada Andra.
"Nyalain tv lo sekarang !!!!". Perintah Andra.
Dengan pikiran yang masih bingung, Bima kemudian meraih remote tv disamping mejanya lalu menyalakan tv yang tergantung di tengah ruangan.
"Lo pindahin channelnya ke channel 7." Perintah Andra.
Bima hanya menurut dan melakukan apa yang Andra perintah. Sesaat setelahnya, Bima benar-benar terperanjat kaget. Dia bahkan langsung berdiri dari kursi kebesaran nya tanpa sadar. Di layar tv saat ini sedang menampilkan siaran live konferensi pers seorang model yang sudah sangat dikenalnya, Karina. Karina sedang menyebarkan berita bahwa dirinya di putus begitu saja oleh Bima setelah Bima mendapatkan apa yang diinginkan oleh Bima. Dengan kata lain, dia mengaku telah di tipu dan dimanfaatkan oleh Bima. Dengan berderai air mata palsu, drama Karina bahkan didukung 5 perempuan lainnya yang juga merupakan mantan kekasih Bima.
"Sialan, si rubah betina itu beraninya cari masalah sama gue." Ucap Bima sambil memukul mejanya kesal.
"Ini gawat Bim !!! Kita harus berbuat sesuatu. Pemegang saham udah mulai nanya ke gue tentang kabar itu. Mereka bisa aja cabut saham mereka kalau kita gak bertindak cepat." Andra berusaha menjelaskan kepada Bima tentang kondisi perusahaan mereka saat ini.
"Masa' cuma gara-gara berita sampah kayak gini mereka mau pergi sih ???". Bima kembali bertanya dengan nada gusar.
"Ya... mau gimana lagi Bim ? Berita ini udah nyebar kemana-kemana. Dan kalo kita gak gerak cepet, bisa-bisa saham kita benar-benar turun dan pemegang saham juga bisa pada pergi."
"Ya udah, lo cari cara dulu buat tenangin para pemegang saham. Sementara gue bakal cari cara buat nyelesaiin masalah ini secepat mungkin." Ucap Bima yang sekarang sedang memasang jasnya yang sempat disampirkan di sandaran kursi lalu bergegas pergi dengan terburu-buru.
"Eh, Nyet mau kemana ?". Tanya Andra bingung.
"Ketemu si rubah licik itu." Jawab Bima sebelum menghilang dibalik pintu.
"Karina, kita harus ketemu sekarang." Ucap Bima di telepon lalu membuka pintu mobilnya dan semenit kemudian melajukan mobilnya dengan raut wajah yang benar-benar sangat marah.
#####
Apartemen Karina
"Maksud kamu apa nyebarin berita kayak gitu tentang aku ?". Geram Bima yang saat ini benar-benar sedang murka.
Karina hanya tersenyum miring dengan tangan yang dilipat didepan dadanya.
"Gak ada maksud apa-apa beb. Aku cuma mau kamu kembali sama aku."
Bima mengusap wajahnya kasar berusaha menenangkan emosi yang masih bergejolak di dadanya.
"Itu gak mungkin Karina. Jangan mimpi !."
"Cih,,,, kalo gitu kamu siap-siap aja, beb ! Aku gak akan pernah mundur sampai kamu bertekuk lutut didepan aku."
"Jangan mimpi !". Desis Bima yang kini sudah berbalik meninggalkan Karina yang masih duduk di ruang tamu.
Bima memukul stir mobilnya kesal. Dia tidak pernah menyangka bahwa Karina akan melakukan hal yang nekat seperti ini, mengingat beberapa waktu lalu Bima sudah memberi Karina ancaman. Nyatanya, bukti beberapa waktu lalu belum cukup membuat wanita rubah itu berhenti mengganggunya. Oke, kali ini Bima sudah bertekad ! Kali ini akan ia hancurkan rubah licik itu sampai ke akar-akarnya.
Suara telepon genggam Bima berdering. Dengan cepat ia memasang earphone nirkabel miliknya lalu mengangkat teleponnya.
"Ya ,ma ?".
"Balik kerumah sekarang !!". Perintah Nyonya Puspa dari balik telepon.
Bima mendengus kesal sambil memukul stir mobilnya. Shit !!!! Bima mengumpat dalam hati. Ia sudah tahu apa yang akan di bicarakan ibunya nanti meski ibunya belum bilang tadi.
**Kediaman Dirgantara Family**
Raut wajah Tuan Satya dan Nyonya Puspa saat ini terlihat menggelap. Sedangkan Bima sudah bisa menebak dari raut ekspresi wajah kedua orang tuanya.
"Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Apa benar kamu bermain\-main dengan Karina Munaf dan 5 gadis lainnya yang ada di berita itu?." Suara dingin Tuan Satya terdengar.
"Nggak pa. Mereka cuma ngarang cerita palsu doang. Masa' papa bisa percaya gitu aja sih ?."
"Papa nggak akan percaya seandainya mereka gak ngasih liat foto mesra kamu sama mereka di media."
"Tapi pa, mereka cuma mantan\-mantan aku. Toh, mereka dari awal udah setuju buat senang\-senang aja sama Bima. Cuma Bima gak nyangka mereka bisa sampe kayak gini."
"Intinya, kamu memang salah Bima. Dan papa juga sudah dengar kondisi perusahaan kamu yang lagi goyah karena berita ini."
Bima mendengus kesal. Ia tak tahu harus berkata apa lagi.
"Satu\-satunya cara agar berita ini bisa diselesaikan dengan cepat, adalah kamu harus menikah." Lanjut papanya lagi.
"Apa ?". Bima hampir saja melompat berdiri ke atas meja jika saja ia tak mengingat sedang berbicara dengan siapa.
"Big No. Bima gak mau."
"Bim, papa kamu benar. Kalau kamu bisa menikah secepat mungkin, gosip itu juga pasti akan hilang dengan sendirinya.Mama setuju sama ucapan papamu." Nyonya Puspa berusaha membujuk Bima.
"Tapi ma, Bima belum siap. Lagian Bima pasti bisa kok selesaiin masalah ini secepatnya."
"Mau tunggu berapa lama ? Sampai perusahaan kamu bangkrut ?". Tuan satya mendengus kesal.
"Ya,,, gak lah pa."
"Papa cuma kasih 2 pilihan, kamu setuju menikah atau saham papa akan papa cabut dari perusahaan kamu."
Kali ini Bima benar\-benar kelabakan. Dia tidak mungkin membiarkan papanya menarik saham yang ia tanam diperusahaannya. Jika itu terjadi, maka kondisi perusahaannya akan mengalami guncangan yang serius, mengingat Tuan Satya memegang 25% saham di perusahaan Bima.
"Tapi, Bima gak punya calon yang pantas pa !." Bima bersuara dengan frustasi. Kali ini dia akhirnya mengalah.
"Bukannya kamu bisa menikah dengan wanita manapun, Nak ? Kali ini papa dan mamamu tidak akan ikut campur. Pasti diantara sekian banyak wanita yang dekat denganmu, ada salah satu yang benar\-benar kamu sukai." Tuan Satya berusaha memberi pengertian.
Tetapi masalahnya, Bima sendiri bingung. Dia tidak menampik bahwa dirinya memang dekat dengan banyak wanita, namun sayangnya Bima tidak pernah jatuh cinta dengan salah satu dari wanita\-wanita tersebut.
"Bima gak tahu Pa. Bima gak mencintai siapapun saat ini." Ucap Bima menggeleng frustasi.
"Dari sekian banyak wanita yang dekat sama kamu gak ada yang kamu cintai, Bim ? Kamu benar\-benar keterlaluan, Nak. Pantas aja mereka kompak nyerang kamu." Sahut Nyonya Puspa.
"Ma, aku tuh udah pusing banget sekarang. Jangan nambah\-nambahi lagi dong."
"Ya, mama kan cuma kasih tahu aja Bim. Sebagai sesama wanita, mama tahu perasaan mereka. Makanya kamu harus benar\-benar menikah dan fokus sama istri kamu aja. Jangan main perempuan lagi di luar sana."
"Tapi, Bima gak tahu siapa yang pantas buat Bima."
"Mama sama papa punya calon. Tapi Mama ragu sih, kamu mau." Ucap Nyonya puspa ragu .
"Siapa ma ?". Bima bertanya penasaran.
"Ellena." Nyonya puspa dan tuan satya kompak menyebutkan satu nama.
Apa\-apaan ini ? Bima tidak akan pernah mau menikah dengan bocah tengil itu. Membayangkannya saja Bima tidak pernah. Apalagi jika itu menjadi kenyataan. Namun, disisi lain Bima juga harus memikirkan nasib perusahaan yang di bangun dengan jerih payahnya sendiri. Dirgantara Group bukanlah perusahaan yang Bima dapat dari ayahnya, melainkan dari usahanya sendiri selama bertahun\-tahun. Tuan Satya sendiri adalah Pemilik Hotel ternama yang punya ribuan cabang diberbagai kota. Beliau juga merupakan Pengusaha Tambang batu bara. Tambangnya tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Namun sayangnya, Bima masih tidak ingin mengambil alih perusahaan milik Ayahnya dan lebih memilih mendirikan usaha sendiri yang terbilang benar\-benar sukses dan mendunia. Namanya bahkan tercatat sebagai salah satu pengusaha muda terkaya se asia tenggara. Kali ini, Bima harus memutuskan. Menikah atau membiarkan Perusahaannya dalam masalah.
"Okay, Bima setuju."
Setelah mempertimbangkan ini itu, Bima akhirnya setuju. Meskipun ia yakin 100% bahwa si bocah tengil akan menolak. Tetapi tenang saja wahai pembaca yang budiman. Bima sudah punya strategi sendiri untuk menaklukkan bocah tengil itu. Lihat saja nanti.
"Ayo kita nikah."
Ellena hampir saja menelan seekor lalat yang terbang melintas ketika Bima yang masih berada di ambang pintu berkata dengan lantang.
"Ayo kita nikah."
Apa\-apaan si manusia kutub ini ,pikir Ellena. Apa ini prank gaya baru ? Kamera mana kamera ? El menerobos keluar melewati tubuh jangkung Bima sambil menengok kiri kanan, untuk mencari dimana kamera tersembunyi berada.
"Cari apa sih ?". Tanya Bima sambil menarik lengan Ellena.
"Bapak mau prank saya kan ? Udah kebaca pak. Basi tau !! Bapak pikir saya akan senang, bahagia dan berbunga\-bunga gitu ? Nggak. Sekarang jujur, bapak taruh mana kameranya ?.
"Kamera apa ? Saya serius !."
"Hah ?".
Akhirnya Ellena membiarkan Bima masuk kedalam rumahnya. El kedapur sebentar membuat secangkir teh untuk Bima sebelum kembali duduk dengan wajah merengut didepan Bima.
"Minum dulu, Pak tehnya." Ucap El.
"Terima kasih." Jawab Bima singkat sambil menyesap teh buatan Ellena.
"Maksud bapak ajak saya nikah apa ? Bapak kesambet setan apa coba ?".
"Kamu jangan geer dulu. Saya juga ajak nikah kamu karena terpaksa. Orang tua saya nyuruh saya nikah sama kamu gara\-gara....."
"Berita yang di tv ? Tentang mba Karina kan ?". Sahut El cepat.
Bima mengangguk.
"Tapi maaf, Pak ! Saya gak mau."
"Dengerin saya dulu, El. Kamu harus bantu saya. Saya akan kasih kamu uang berapa pun kamu minta asal kamu bersedia menikah dengan saya."
"Maksudnya bapak mau beli saya ? Saya bukan cewek matre pak ! Mending bapak ajak nikah salah satu pacar bapak aja. Saya yakin, bapak masih punya banyak stok."
Gadis satu ini benar\-benar keras kepala. Bima benar\-benar harus ekstra sabar.
"Saya mohon El. Saya janji, ini hanya pernikahan kontrak 6 bulan kok. Cuma 6 bulan saya minta tolong sama kamu. Setelah itu, kita akan bercerai. Saya akan kasih kamu apapun asal kamu mau bantu saya."
Ya, inilah solusi yang Bima anggap tepat saat ini. Alasan, ia akhirnya setuju dengan usul orangtuanya adalah karena Bima hanya ingin pernikahan kontrak yang bisa ia akhiri di saat tertentu. Di tambah lagi, El adalah sosok yang sempurna, karena mustahil keduanya bisa saling menyukai mengingat riwayat pertemuan mereka yang selalu berakhir perang mirip Tom&Jerry. Jadi, jika suatu hari perjanjian nikah kontrak selesai, mereka bisa berpisah tanpa ada yang tersakiti karena memang tidak ada cinta di antara mereka sedari awal.
"Bapak memang benar\-benar gila. Bapak pikir pernikahan itu mainan ? Saya gak akan mau berapa pun bapak mau bayar saya."
"Kamu kok keras kepala banget sih, El ? Saya tahu kamu butuh uang. Kalau kamu nikah sama saya, kamu gak perlu kerja lagi. Cukup duduk manis dan uang akan mendatangi kamu."
"Maaf, Pak. Saya gak tertarik. Buat saya, pernikahan itu sakral. Dan saya hanya akan melakukannya sekali dengan lelaki yang saya cintai sekali seumur hidup. Jadi, simpan tawaran gila bapak untuk orang lain."
"Oke, saya gak akan maksa. Saya kasih kamu waktu seminggu. Temui saya kalau kamu berubah pikiran." Ujar Bima sambil meletakkan selembar kartu nama berisi nomor telepon Bima di atas meja. Kemudian, ia berpamitan pulang, meski El tidak menanggapi dia sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Ririn Satkwantono
klo jodoh nggk kan kmn.. yaa khaaaaan
2024-04-24
0
Anita Sari
baca yg kesekian kali kangen bgtt berharap ada cerita anak nya juga
2022-06-16
0
Eriernawati
kngen ellena bima...lsung baca aja
2022-06-05
0