Bima tengah duduk di kursi kebesarannya sambil mengetuk-ngetuk mejanya dengan jari telunjuk. Kepalanya menengadah ke atas langit-langit kantornya dengan posisi bersandar di kursi. Kepalanya terisi pening meski bukan karena pekerjaan. Kata-kata Kedua orang tuanya semalam membuat dia benar-benar kepikiran. "Bim, jika dalam jangka sebulan kau masih belum mengenalkan calon istrimu pada kami, maka dengan senang hati papa akan memberikan posisimu pada Andra." Yang benar saja ? Bagaimana mungkin ayahnya dengan gampangnya mau menyerahkan posisi Bima kepada Andra yang notabene nya hanya keponakan saja ?
Perkataan ayahnya benar-benar membuat Bima kebingungan. Dimana dia akan mendapatkan calon istri secepat itu ? Well, jika Bima ingin, sebenarnya banyak wanita yang bisa dia perkenalkan sebagai calon istrinya. Namun sayangnya, kualifikasi kedua orangtuanya sangatlah berbeda dari kebanyakan orangtua konglomerat yang lain. Jika orang tua teman-temannya hanya melihat dari latar belakang keluarga, pendidikan dan aset kekayaan seorang wanita yang akan dijadikan calon mantu, berbeda hal dengan orang tua Bima.Masa bodoh bibit,bebet dan bobotnya. Bagi orang tua Bima, itu tidak masalah. Selama dia dari keluarga baik-baik itu saja cukup. Persetan dengan kekayaan. Toh, harta mereka juga tidak akan habis 7 turunan.
Pertama, syarat dari sang ibu, dia menginginkan menantu yang jago masak, cekatan di dapur, bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan telaten dan harus punya sopan santun kepada yang lebih tua meski apapun pekerjaan orang itu. Lalu, kenapa ibunya tidak sekalian menikahkan dia dengan salah satu pembantu dirumahnya saja ?
Kedua, syarat dari Ayahnya , calon menantunya harus pintar berkebun, bisa memancing dan wajib hobi bola. Kenapa, ayah Bima tidak menikahkan Bima dengan Pak Ardi saja ? Karena hanya Pak Ardi yang bisa meladeni hobi ayahnya itu.
Semuanya membuat kepala Bima terasa berputar. Dia memijit pangkal hidungnya sambil berpikir, dimana ada gadis yang sesuai dengan permintaan orangtuanya itu ?. Hingga Ketukan pintu kantor nya membuat Bima tersadar. Tak lama, muncullah seorang wanita berusia kisaran 26 tahun dengan wajah sedikit pias. Dia Okta, sekretaris Bima.
"Maaf pak mengganggu ! Tapi didepan ada Nona Karina yang memaksa masuk." Okta berusaha menjelaskan dengan hati-hati karena tahu bahwa Bima sedang ada masalah meski atasannya itu tak bilang. 2 tahun bekerja sebagai sekretaris seorang Bima Dirgantara, membuat Okta sudah hafal betul ekspresi wajah dari bos tampannya yang dingin itu.
Bima mendengus kesal. Lagi-lagi wanita biang onar itu.
"Suruh dia masuk !."
"Baik ,Pak !". Okta buru-buru keluar lalu menutup pintu saat Karina sudah masuk kedalam ruangan Bima.
"Beb, I miss you !!". Karina segera duduk di pangkuan Bima sambil berusaha mengecup bibir pria itu. Dadanya sengaja ia tempelkan ke dada Bima, berusaha membangkitkan hasrat dari pengusaha muda itu.
"Cukup, Karina. Kita sudah selesai sejak sebulan lalu, bukan ? Terus mau apa lagi ?". Bima mendorong Karina dari pangkuannya lalu berdiri dan menatap Karina dengan kesal.
"Aku udah bilang sama kamu, Beb ! Aku sayang kamu, dan aku gak mau putus dari kamu." Karina berusaha memohon dan meluluhkan Bima.
"Kamu gak sadar ya ? Selama ini aku cuma anggap kamu mainan aja, dan kamu juga cuma anggap aku ATM berjalan kamu aja kan ?".
"Itu dulu Beb. Dulu aku memang cuma mau uang kamu, tapi sekarang aku udah beneran jatuh cinta sama kamu. Please, Bima. Kasih aku satu kesempatan lagi !!."
"Out ! Keluar dari sini sekarang !" Bima membentak Karina dengan keras hingga wanita itu merasa tak percaya dan langsung berlari keluar sambil membekap mulutnya.
Bima kembali duduk di kursinya. Menyisir rambutnya dengan jemari sebelum menekan interkom di meja nya.
"Panggil Sam ke ruangan saya, sekarang."
5 menit kemudian, ketukan pintu kembali terdengar, dan tak lama memunculkan seorang pria berkepala plontos dengan setelan jas hitam masuk ke ruangan Bima.
"Anda membutuhkan saya, Tuan Bima ?". Tanya Sam dengan kepala menunduk.
"Cari tahu segala sesuatu yang bisa membungkam Karina, apapun itu. Kirim ke saya secepat mungkin. Saya mau dia menghilang dari hidup saya secepat mungkin."
Sam mengangguk.
"Baik, Tuan !".
####
Karina, model yang saat ini sedang naik daun merupakan salah satu koleksi wanita milik Bima. Mereka bertemu 6 bulan lalu di Paris Fashion Week dan berlanjut hingga sebulan kemudian, Karina setuju menjadi selir kesekian dari Bima. Namun, wanita itu mulai memanfaatkan kekuasaan Bima dan mulai menjatuhkan orang lain. Sebenarnya Bima tak masalah dan tak peduli, sampai pada akhirnya orang yang diusik adalah ibunya. Kejadian itu terjadi sekitar 3 bulan lalu di salah satu Mall di kota ini.
"Awas bu, saya mau duduk !" Ucap Karina angkuh kepada wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa toko brand ternama.
"Itu tempat lain masih banyak yang kosong, kamu duduk di sana saja."Balas wanita paruh baya itu.
Mendengar hal itu, Karina langsung tersulut emosi dan menyiram wanita itu dengan air mineral di tangannya. Sontak wanita paruh baya tersebut berdiri dan merasa shock melihat pakaiannya yang basah. Karyawan di toko itu hanya melihat dan tidak ada yang berani untuk melerai keduanya. Karina hanya tersenyum miring penuh kemenangan.
"Apa yang kau lakukan ?". Wanita paruh baya itu bertanya.
"Itu akibat jika tidak menuruti keinginan Karina Munaf, tunangan Bima Dirgantara."
"Apa katamu ? Bima ? Dimana dia ?" Wanita paruh baya itu berusaha mencari keberadaan Bima.
"Sebentar lagi dia akan kesini, tunggu saja." Jawab Karina.
Lalu, tak lama yang di tunggu akhirnya datang juga. Bima muncul sambil berbicara lewat telepon dengan seseorang.
"Halo, Ma ? Kok gak ngomong ? Mama kenapa ?". Bima sedikit bingung karena tidak mendengar jawaban dari ibunya. Bima lantas memutus panggilan lalu berusaha menelepon kembali namun urung saat Karina tiba-tiba memeluknya posesif.
"Beb, kok lama banget sih ?". Tanya Karina sambil bergelayut manja di lengan Bima.
"Kenapa memangnya ?". Bima balik bertanya.
"Ada ibu-ibu yang cari masalah sama aku." Ucapnya dengan nada sok imutnya.
"Oh ya ? Mana ?".
"Tuh , lagi ngeringin baju pake hair dryer." Ucap Karina sambil menunjuk wanita paruh baya yang membelakangi mereka.
Pandangan Bima mengikuti arah tangan Karina. Mati aku !!! itulah ungkapan hati Bima yang terdalam. Ketika melihat wanita paruh baya itu berbalik dia merasa benar-benar sudah di jerumuskan kedalam neraka oleh Karina. Wanita paruh baya itu melangkah pelan mendekati Bima dengan tatapan elang mode on.Sontak Bima, segera menelan ludahnya kasar dan mematung di tempat.
"Halo, Bima Dirgantara." Wanita paruh baya itu menyapa dengan ramah yang terdengar di telinga Bima seperti panggilan malaikat maut.
"Jangan cari muka, didepan tunanganku, ibu tua !".Karina membentak wanita paruh baya tersebut yang membuat Bima naik pitam.
"Jaga bicaramu, Karina." Bima mengingatkan.
"Tunangan ? Sejak kapan ?". Wanita paruh baya itu bertanya lagi.
"Jangan sok ikut campur urusan orang." Karina kembali membentak.
"Nak, sejak kapan kau tunangan dan tidak mengundang ibu tuamu ini ?." Tanya wanita itu lagi.
Dahi Bima mulai berkeringat. Jantungnya berdetak semakin cepat. Jika seperti ini, dia sudah tahu, bahwa dia akan berada dalam masalah besar sekarang.
"Ma,,,, Mama jangan percaya omongan Karina, Ma." Bima segera melepas rangkulan Karina di lengannya lalu segera merangkul wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibunya.
"Bima sama Karina gak ada apa-apa kok !."
"Bim, kamu kok gitu sih ?". Karina kaget Karena Bima tak mengakuinya didepan wanita tua itu.
"Ini ibuku, tau !".Bima mendelik kesal.
"Apa ? Ibu kamu ?". Karina shock setengah mati. Rasanya jantung Karina berhenti berdetak. Astaga, bisa-bisanya dia menghina bahkan menyiram air ibu dari laki-laki yang disukainya.
"Tante, maaf. Karina betul-betul nggak ada maksud kok ! Karina pikir tante orang lain." Karina berusaha membujuk Nyonya Puspa namun sepertinya tidak berhasil.
"Kalau sampai mama dengar kamu masih berhubungan dengan wanita bar-bar ini, kamu jangan pernah temui mama lagi. Jangan anggap mama ini mama kamu." Ancam Nyonya Puspa tanpa menghiraukan keberadaan Karina.
"Tapi ma....."
"Sekarang pilih, mama atau dia ?". Nyonya Puspa kembali bersuara.
"Ya, mama lah !!!".
"Ya sudah, kita pulang sekarang."
Nah, Kan ? Tepat sesuai dugaan Bima. Dia tahu endingnya akan seburuk ini. Dan untuk sekarang, memenuhi perintah sang ibu adalah kewajiban yang harus di laksanakan.
"Pulang naik taksi aja !." Ucap Bima singkat lalu menyerahkan 6 lembar uang seratus ribuan ke tangan Karina. Lalu Bima segera menyusul sang ibu untuk pulang bersama, meninggalkan Karina yang kini sedang merutuki kebodohannya.
Bagaimana bisa wanita itu ibunya Bima ? Dari sekian banyak lautan manusia di Mall ini, kenapa dia harus dipertemukan dengan ibu Bima dalam sikon seperti ini. Musnah sudah harapan Karina menjadi Nyonya Bima Dirgantara. Itulah yang hati Bima ucapkan saat dia dan mamanya sudah dalam perjalanan pulang.Karina, black list !!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
fitriani
bnr2 gak ada etikanya si karina😏😏😏😏😏
2025-02-21
0
Ririn Satkwantono
Saaaaaammm... i miss u
2024-04-24
0
Ida Ardiansyah
mampir d judul yg k3 setelah aru n leon...sambil nunggu dikta up....
2022-02-15
0