Baru saja aku sampai di pekarangan rumah, diteras terlihat Papa dan Om Danu sedang berbincang. Lalu aku melajukan si mickey menuju garasi. Kustandar-kan dan bergegas turun lalu melepas helm, lalu meletakkan kunci dan helm pada rak khusus. Setelahnya aku melangkahkan kaki menuju teras untuk memberi salam kepada Papa dan Om Danu.
Om danu ini adalah Omnya Reynand, beliau tinggal tepat disamping rumahku. Sudah lama kami bertetangga. Mungkin sebelum aku lahir, sebab Papaku dan Om danu ini berteman dekat sejak mereka kuliah.
"Assalamualaikum,"ucapku memberi salam kepada mereka.
"Wa'alaikum salam warohmatullah," sahut Papa dan Om Danu bersamaan.
"Baru pulang Ra?" ucap Om Danu setelah aku menaiki satu undakan teras, segera aku melangkah mendekati mereka.
"Iya Om," balasku dan segera kuraih tangan Papa dan Om danu bergantian untuk mencium tangan mereka.
Kini terdengar suara dari samping rumah yakni suara seseorang yang amat kukenal, siapa lagi kalau bukan Tania. Putri dari Om Danu dan tante Tiara yakni istrinya Om danu. Tania ini berusia lebih muda dariku, tepatnya selisih tiga tahun dariku.
Segera aku bertanya memastikan pada Om danu apa benar itu Tania. Karna semenjak dia menikah dengan suaminya Reno yang berprofesi sebagai polisi, Tania beserta ke dua anak kembarnya memilih untuk tinggal menemani suaminya.
"Om Tania pulang ya?" tanyaku pada Om Danu.
"Iya Kemarin sore, baru tiba disini." Balas Om Danu yang sejenak meletakkan cangkir yang baru saja disesapnya.
"Aku sapa dia dulu ya Pa, Om." Ucapku dan hanya dibalasi anggukan dari Papa dan Om Danu, lalu mereka pun melanjutkan ombrolan. Sedangkan aku kini melangkahkan kaki menuju tembok pembatas yang ukurannya hanya setengah badanku, berlanjut melongokkan kepalaku hingga bisa dapat kulihat diteras rumah Om Danu, ada Tania yang sedang menyuapi kedua anaknya dan segera aku menyapa si empunya.
"Tania, kapan tiba," tanyaku memanggilnya.
"Eh Mbak Amaira, Iya mbak kemarin sore aku baru tiba. Mbak ayo main kesini dulu."
Aku pun segera bergegas menuju teras tempat Tania dan kedua anaknya berada. Disana terlihat dua bayi lucu usia sekitaran delapan bulan, dengan penampilan pipi gembil yang menggemaskan. Duh pingin kucubit, batinku gemas.
"Lucunya ponakan Tante, lagi makan apa?" tanyaku dengan nada gemas saat sudah berada dihadapan mereka. Karena saking dekatnya keluargaku dan keluarga Om Danu, jadi kami sudah seperti keluarga.
"Rean sama Rion lagi maksn MP-Asi," balas Tania menirukan suara anak kecil dan menyebutkan nama ke dua anaknya.
"Kok pulang gak ngasih kabar ke Mbak, biasanya chat dulu." Tanyaku kepada Tania sambil tanganku memainkan jari Rean.
"Iya mbak ini juga dadakan, Mas Reno ada sedikit urusan di Jakarta jadi kami ikut sekalian, karna dipikir-pikir juga udah lama sejak lebaran aku belum pulang, dan disini paling cuma lima hari. Setelah itu kami balik lagi ke Semarang." Jelas Tania padaku.
"Yah tanggung dong," ucapku dengan nada kecewa.
"Mbak dicariin Mama, pesanan Mama ditanyain?" terdengar suara teriakan dari arah pagar, dan setelah aku menoleh pada sumber suara, adikku ternyata.
Kutepuk jidatku dan aku mulai teringat akan pesanan Mama. Minyak goreng dua liter yang masih bersemayam dengan tenang dalam jok si mickey. Duh bisa kelupaan begini, bisa-bisa aku bakalan disemprot sama Mama, batinku merutuki.
Segera aku berpamitan untuk pulang kerumah dan kubalas teriakan adekku dengan perintah agar dia mengambil pesanan Mama.
Saat belum sampai dapur pun Mama sudah menyambutku dengan ciri khasnya yakni omelan. Aku letakkan tasku di atas kursi makan, lalu mendekati Mama yang sibuk dengan peralatan tempurnya yakni wajan dan seperangkat alat lainnya.
"Tadi Mama kan udah pesan sama kamu, habis beli minyak jangan mampir-mampir, ini lho udah jam berapa? Katanya lima belas menit, ini sudah hampir sejam Mama nungguin kamu tapi gak pulang-pulang. Mama dari tadi sibuk bikin ini—itu!"
Belum selesai Mama berujar, aku memberanikan diri untuk menawarkan bantuan. Tentunya agar omelan Mama sedikit mereda. Kalau sudah ngomel begini kan sampai magrib gak bakal kelar, batinku.
"Ada yang Bisa Ira kerjakan Ma?" tanyaku pada Mama.
"Itu, kamu cuci beras untuk nanti dibikin lontong, lauknya udah mateng semua. Tinggal buat camilan," ucap Mama seraya menunjuk beras yang sudah disiapkan dalam baskom terletak diatas meja.
"Siap Ma," ucapku dengan cengiran. Alhamdulillah, batinku. Sebab gak dapet tugas marut kelapa dan dalam hatiku pun bersorak gembira.
"Oya Ra, Tania kemarin pulang. Dia bawa dua bayi kembarnya lucu-lucu. Kamu udah lihat belum? Duh, Mama kok ya jadi kepengen segera nimang cucu, dipanggil nenek gitu. Kayak temen-temen Mama, Ra." Ucap Mama seraya tangannya sibuk mengaduk-aduk adonan kue.
"Kamu itu lho cantik-cantik tapi sampai usia segini jomblo. Apa gak ada laki-laki yang naksir kamu? Mama sampai heran padahal temen-temen kamu lho udah pada nikah semua, sudah punya anak pula," ucap Mama seraya mendesah dan geleng kepala.
"Tapi tenang saja hari ini Mama jamin kamu pasti suka sama pilihan Mama. Anak temen Mama waktu SMA, dia ganteng lho Ra. Punya kerjaan yang lumayan bagus juga. Anaknya Sholeh, nurut sama orang tua..." Dan begitulah sekelumit tuturan kata dari Mama yang mengiringi aktivitas masak memasak hingga selesai.
Sampai pada pukul setengah lima sore akhirnya pergelutan didapur usai. Kini aku mengistirahatkan diriku sejenak merebahkan tubuhku dikasur milikku, meregangkan otot-otot sambil menatap langit-langit kamarku. Mencoba menerawang dan menerka apa yang akan terjadi dua hingga tiga jam kedepan.
"Apa aku harus pasrah menerima tawaran Mama, bahkan situasinya seakan sudah di ujung tanduk," gumamku lirih.
Dengan pikiran menerka ditambah dengan rasa lelah yang mendera, tanpa terasa aku mulai sedikit kehilangan kesadaran yakni mengantuk.
banyak typo bertebaran
Jangan lupa klik jempol dan love
nya, agar author makin semangat updatenya 😘😘
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Suhartik Hartik
semakin asyik ceritanya
2023-01-25
0
Devi Handayani
perasaan gaada typo..... yg typo itu suka sama ketik tokoh utamanya jadi nama orang lain hehe😁😁
2022-08-16
0
Nur Fidayanti
Realita kehidupan.....seneng baca karya mu thor....
2021-10-13
0