Tidak seburuk apa yang Keira kira sebelumnya. Pasalnya ia takut hari pertamanya ini akan memberi kesan buruk. Namun, ia bersyukur setelah bertemu Alma, Oliv, dan Vio di hari pertamanya ini. Karena menurut Keira, ketiga teman baru nya itu cukup baik.
"Jamkos cuy!!!" Suara toa laki-laki itu menggema di penjuru kelas. Seketika langsung kembali mengeluarkan suara kegaduhan.
Oliv dan Vio yang duduk di bangku depan langsung membalikkan kursinya.
"Mumpung jamkos gue lanjutin deh penjelasan tadi." Olive membuka percakapan. "Lo lihat Arsen kan yang duduk di bangku sebrang gue??" Keira mengangguk.
"Nah yang duduk di sebelahnya itu Sandy."
"Hah? Sandy??"
"Iya Ra, Sandy. Cowok ter cool di kelas, bukannya gue suka sama dia ya. Tapi realitanya sih gitu, cewek-cewek aja banyak yang rela ngantri jadi pacarnya. Sampe-sampe nih hampir setiap pagi banyak coklat kalo ngga susu di mejanya dia. Tapi ya semua hadiah dari fans nya itu berakhir di perut ke tiga teman Sandy." Sahut Vio.
Mendengar itu tatapan Keira menjadi kosong. Ia masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Karena ia sangat yakin bahwa itu Kai. Tapi kata mereka dia Sandy??
"Ra?? Are you ok??" Tangan Alma melambai lambai di depan wajah Keira.
Keira pun langsung kembali ke dunia nyatanya. "Eh iya, gue baik baik aja kok."
"Lanjut ga nih??" Keira mengangguk menjawab pertanyaan Oliv, "Nah kalo cowok yang duduk di bangku sebrang lo itu namanya Rendi, dan di sebelahnya itu Evan. Mereka berdua itu ngga kalah famous nya sama Sandy dan Arsen. Tapi diantara ke empatnya yang paling waras itu sih Rendi. Dia engga suka mainin cewek, ataupun sifatnya dingin. Ya bisa dibilang dia paling baik. Kalau si Evan sih dia sifatnya rada ga bener sih. Bisa dibilang 11 12 sama Arsen." Keira hanya bisa mangut-mangut setelah mendengar penjelasan panjang lebar Oliv.
Penjelasan Oliv itu untung nya tidak sampai terdengar di telinga ke empat cowok tersebut. Mungkin karena kelas yang sangat ramai ditambah ke empat cowok itu fokus dengan ponsel di tangan mereka.
"Duh sial!! Lose kan gue!!" Heboh Arsen dengan suara yang bisa dibilang keras itu.
"Lah salah siapa?? Kan gue udah ngasih tau strateginya tadi." Timpal Evan yang masih fokus dengan ponselnya.
"Nggak asik ah. Males main gue!!"
"Idih, kalah sekali aja males main. Semangat lo yang tadi lari kemana njirr??" Sahut Rendi.
"Yee kalah sendiri itu ngga asik ya. Kalo gitu kalian bertiga kalahin dong!! Kasian gue tau."
"Ogah, salah siapa lo kalah?!" Kini giliran Sandy yang agkat bicara.
"Iya-iya salah gue. Udah ah gue mau ganggu anak baru." Setelah mengucapkan itu Arsen langsung meninggalkan bangkunya. Mendengar itu mata Sandy melirik ke arah Arsen yang sekarang sudah berada di samping bangku anak baru itu.
"Arsen mah suka gitu, ada yang baru aja langsung gercep," tukas Evan.
Sedangkan di bangku Keira, Arsen memulai aksinya. Melihat itu Oliv hanya bisa memutar bola mata malas.
"Hai sayang!!" Sapa Arsen dengan senyum yang setia menghiasi bibirnya.
"Eh Arsenio, lo kalo mau nyari mangsa mending sana deh ke kelas lain kalo perlu ke adek kelas sekalian!!" Ucapan tajam itu keluar dari bibir Vio.
Arsen tak merespon ucapan Vio. Ia hanya mengedikkan bahunya acuh.
"Ee Arsen ya??" Kali ini Keira angkat bicara. Dan Arsen mengangguk semangat. "Bisa nggak jangan manggil gue sayang. Ya soalnya sih gue nggak punya perasaan ke lo, dan gue yakin lo pun sama. Mending lo manggil gue kayak yang lain aja, Keira gitu." Mendengar perkataan Keira membuat ketiga perempuan yang lainnya tidak bisa menahan tawanya. Sedangkan Arsen hanya bisa melunturkan senyumnya.
Pasalnya seorang Arsenio Putra yang berhasil dengan mudahnya mengambil hati para kaum hawa itu mendapat tolakan langsung dari Keira. Sungguh kejadian langka.
"Sukurin lo Sen, makanya gausa sksd sama orang!!" Di sela-sela tawa nya Oliv tak tahan mengucapkan kata kata itu.
"Yee itu sih soalnya lo syirik sama gue!!" Tatapan Arsen kali ini mengarah ke arah Oliv.
"Syirik?? Sama lo?? Idih amit-amit jabang bayi!!"
"Kasian amat ya nasib sahabat lo Ren!!" Evan yang melihat kejadian di depannya itu menyahut.
"Sahabat lo juga ogeb!!" Balas Rendi sembari menonyor pelan kepala Evan yang duduk di sebelahnya. Sedangkan Sandy?? Ia hanya menghela nafasnya pelan.
°••°
Akhirnya hari pertama Keira di SMA Nusa berakhir. Awan cerah pun sudah berganti menjadi gelap. Tak ada lagi sinar matahari yang menyinari, karena sekarang bulan lah yang bertugas memberi cahaya penerangan untuk bumi. Walaupun nyatanya cahaya bulan tak akan pernah secerah matahari.
Walaupun begitu, langit malam masih menjadi pemandangan favorit Keira. Karena sudah terbiasa, Keira berjalan menuju balkon kamarnya. Lagi-lagi ia langsung disambut oleh angin malam.
Dilangit malam itu Keira hanya dapat melihat beberapa bintang saja. Ah, lagi lagi ia teringat Kai. Karena bintang adalah salah satu objek favorit nya dan Kai. Karena dulu, mereka sering menikmati pemandangan langit malam itu berdua.
Oleh karena hal itu Keira menolehkan kepalanya ke arah balkon rumah di samping rumahnya itu. Entah mengapa saat Keira melihat itu, seperti sudah banyak hal yang berubah. Ataukah saat 10 tahun itu banyak hal yang terjadi dengan Kai??
"Lo dimana Kai?? Kei rindu!!" Lirih Keira dengan tatapan yang masih lekat menatap balkon itu.
Tepat saat itu pintu kamar balkon tersebut terbuka. Keira langsung menegakkan tubuhnya, lalu ia berjalan pelan menuju ujung balkon.
Dan benar seorang laki-laki berusia sama dengan nya keluar dari kamar itu. Keira sempat memberhentikan langkahnya.
Untuk kesekian kalinya tatapan itu bertemu.
"Jadi bener dugaan gue," Ucap Keira dan laki-laki itu pun mendengar apa yang keluar dari bibir tipis gadis itu.
"Lo lupa sama gue Kai??" Tanya Keira dengan kaki yang kembali ia langkahkan. Sedangkan cowok itu hanya diam di tempatnya.
Entah kenapa setiap ia ingin menghindar dari suatu hal, malah ia semakin didekatkan oleh hal tersebut. Seperti ini contohnya, ia yang sedari tadi mati matian menahan agar tidak menyapa gadis itu, tapi sekarang ia malah bertemu langsung dengan gadis yang telah menjadi bagian masa lalu nya itu.
"Kai engga bener bener lupa sama Kei kan??" Ulang gadis itu, namun kali ini nada bicaranya sedikit memelan.
Lagi-lagi tidak ada reapon dari Arkai.
Saat sudah di ujung balkon Keira kembali berucap, "Kai jawab!! Dan kenapa tadi di kelas seolah-olah Kai sama sekali engga mengenal Kei??" Entah kenapa saat melontarkan pertanyaan itu mata Keira sedikit memanas.
Melihat ada perubahan di mata Keira, Arkai ingin sekali membawa gadis itu kedalam pelukannya. Namun apalah daya, ia tidak bisa lagi melakukan hal serupa seperti beberapa tahun lalu.
"Udah malem, sebaiknya lo segera tidur!!" Kata Arkai dingin dan ia langsung kembali memasuki kamarnya.
Rasa kecewa itu hinggap di hati Keira. Dan kata kata Kai itu berhasil membuat air mata lolos dari kelopak matanya. Kenapa Kai yang dulu ia kenal berubah 360° seperti ini?? Apa yang telah terjadi selama 10 tahun ia pergi??
°••°
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
semangattttt kakkkk
2021-03-20
1
Fira Ummu Arfi
booommm likeee mendaratttt
salam ASIYAH AKHIR ZAMAN 💃💃💃💃💃
2021-03-20
1
Cerita Emmilia
ooo kok bisa bertemu malam malam apa tinggal di rumah yg sama
2021-03-16
0