Nyatanya senyum merekah Viola hanya bertahan sebentar saja, buktinya sekarang senyum itu luntur dan digantikan oleh air yang mengalir dari kedua kelopak mata itu.
"BR*NGS*K! B*JING*N! SI*L*N!" teriak gadis itu. Viola kan cewe, jadi wajar lah sakit hati di selingkuhin. Apalagi ditinggal nikah! Hah~
"Reynal!!" Bahu Viola bergetar hebat, ia membenamkan kepalanya di antara kedua lengan dan lututnya membuat suara dia nyaris tak terdengar. "Kenapa si lu ninggalin gue?! Apa salah gue?!" teriak Viola lagi.
Baru kali ini rasanya Viola nangisin mantan, bukan karena apa dulu waktu dia sering mutusin mantan mantannya, Viola punya bukti yang kuat agar bisa memutuskan hubungan itu. Nah bedanya sekarang ini dia nggak tau apakah benar Reynal itu bener bener selingkuh sama Mira. Soalnya dari penampilan sih Mira itu nggak ada muka muka pelakor, orang polos gitu. Viola menggelengkan kepalanya, bukti sudah ada. Mira hamil dan itu pasti anak Reynal! Reynal sialan.
"Dasar lelaki kardus! Laki-laki semua sama!!" lagi-lagi Viola berteriak frustasi.
Sedangkan Ardo mendelik tidak suka pada ucapan gadis itu, enak aja semua laki-laki sama! Buktinya dia enggak kayak si siapa sih namanya? Donald? Iya si Donald Bebek itu, Ardo tuh enggak sama ya, beda. Ardo adalah laki-laki yang nggak akan mengkhianati cinta dari seorang wanita. Itu baru pria sejati.
"Argh ... "
Astaghfirullah, kaget dong Ardo mendengar suara teriakan orang gila di sampingnya ini.
Viola mengacak rambutnya frustasi. Dengan rambut berantakan, mascara luntur, hidung yang memerah juga mata yang sembab membuat penampilan Viola layak di sebut orang gila di tinggal kawin. Nah Ardo sudah bilang kan kalau di sampingnya ini adalah orang gila.
Sniftt
Viola menarik ingusnya kemudian menatap tajam makhluk yang berada di sampingnya yang hanya menatap Viola datar. "Lu!" Viola menunjuk Ardo dengan tatapan masih sama tajamnya. "Kenapa lu diam aja?!" tanyanya kesal karena Ardo sedari tadi hanya diam memperhatikan keadaan Viola yang mengenaskan.
"Saya harus ngapain selain diam?" tanya Ardo. Dia sendiri juga bingung apa yang harus dia lakukan. Jujur baru kali ini dia berada di posisi seperti ini, berada di posisi orang gila yang sedang mengamuk.
"Ya hibur gue kek apa kek hiks, lu itu calon suami gue!" jeda nya. "Snift, jadi laki harus pengertian dong! Dasar Es Batu! Ga peka— eh eh mau kemana? Gue kan pengen dihibur bukan di tinggal! Uhuhu~" lagi-lagi Viola membenamkan wajahnya di kedua lutut dan lengannya.
"Ardo sialan! Es Batu! Kanebo Kering! Ga peka! Mulut cabe! Apa kata gue, laki-laki itu semua sama!" Viola terus meracau tidak jelas. Syaland emang si Kutub itu, orang minta hibur eh dia malah kabur huh~. Mungkin memang benar kodrat laki-laki di dunia ini adalah membuat nyaman setelah itu ditinggalkan, F*ck Man!
Setelah beberapa menit kemudian pintu mobil kembali terbuka lagi. Viola masa bodolah dengan itu, biarlah pencuri yang masuk asalkan cogan Viola rela.
Ambil aja nih mobil, bukan mobil gue juga! Gue masa bodo lah, emang gue pikirin, batin Viola dengan isakan yang masih terdengar jelas.
"Ini." Seseorang menyodorkan kantong kresek berisi sebotol air mineral dan tissue basah pada gadis itu.
Viola kaget dong, secara dia sudah memikirkan yang tidak-tidak eh ternyata itu adalah Ardo. Gadis itu tidak menyangka bahwa Ardo akan kembali. Ck! Ardo ini sudah seperti buaya saja datang dan pergi sesuka hatinya. Oh iya lupa, kan semua laki-laki sama, sama sama buaya!
Sniftt
Viola menarik ingusnya kembali. "Buat apa?" masa bodo lah Ardo jijik atau apa. Dia malah seneng Ardo jijik padanya lalu membatalkan pernikahan mereka. Jujur, dalam hati Viola, dia tuh masih sakit hati, dan Viola nggak mau kalau pernikahan ini dijadikan pelarian patah hati olehnya, meskipun niat awal Viola adalah seperti itu.
"Buat kamu."
"Gue?"
"Bukan, buat orang gila yang ngamuk-ngamuk nggak jelas sampai kuping saya tuli dengernya,"
Viola mengabaikan mulut cabe Ardo, ia menambil kedua barang itu, lalu mengambil cermin kecil di dalam tasnya. "Makasih, gue fikir lo bakal ninggalin," ucapnya.
"Saya bukan orang seperti itu. Ya meskipun awalnya saya pingin singgahin kamu ke RSJ."
"Lu ngatain gue gila?! Dasar Kulkas nggak punya hati, mulut cabe!" gerutu Viola.
"Itu kamu punya kaca, coba ngaca dulu wajah kamu pantas disebut orang waras?"
Viola bercermin, yah emang benar sih Viola udah kayak orang gila. Tapi tetep aja Viola cantik.
"Makasih," ucapnya setelah wajahnya bersih dari make up berkat tissue basah dari Ardo. Ya gini-gini kita juga harus ngehargain perbuatan baik si mulut cabe itu. "Makasih juga udah nyelametin gue dari Rey," lirih Viola.
Ardo melirik Viola dari ekor matanya. "Hm, saya udah janji,"
Viola menghela nafas, gini banget yak punya calon lakik yang mood nya berubah ubah, sebentar dingin sedingin Kutub, sebentar mulutnya pedas kaya bon cabe level 100. Pen nampol mulu bawaannya. Tapi mana mungkin Viola nampol orang yang udah sedikit baik padanya ini. Tolong garis bawahi kata 'sedikit'.
Lalu keadaan menjadi hening kembali hanya terdengar nafas Viola yang masih sesegukan.
"Rambut kamu sisirin dulu," kata Ardo.
"Gue nggak bawa sisir,"
"Di dashboard ada sisir, pakai aja."
Viola lalu membuka laci dashboard itu. Dan ya di sana ada sisir berwarna pink bergambar hello kitty. Viola memandang sisir itu dan Ardo bergantian.
"Ini ... punya kamu?"
"Kamu fikir saya perempuan?! Itu punya mama,"
Viola diam saja, kemudian ia menyisir rambutnya yang berantakan itu.
"Kita pulang?"
Viola mengangguk lalu menandaskan air mineral tadi dalam sekali teguk. Entah mungkin efek menangis tadi membuat Viola haus. Ya Haus akan kasih sayang~
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Lasma Tarida
Ceritanya bagus... alurnya... warnanya berbeda... Mantappp
2021-04-20
1
(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤
oouuugh 😁😁
2020-12-05
2
Hasnawati Burhan Thenngugye
Lucu2 tpi sdih juga sih karna ditinggal kawin
2020-06-03
3