"Kamu harus nikah!"
Suara seseorang menginterupsinya.
Pria itu baru aja masuk ke dalam rumah eh udah disuruh nikah aja, emang nikah gampang? Iya sih nikahnya gampang tapi kan dia ini belum dapet seseorang yang pas di hatinya, masa harus nikah tapi enggak ada pasangan ya enggak mungkin lah!
"Nanti, Ma." Sahut lelaki itu, singkat sekali memang. Dia memang sedikit berbicara karna memang dari lahir ia begitu.
"Mama maunya sekarang Ardo!" Lah si Mama kenapa sih? Maksa banget.
"Iya, terserah Mama," jawab laki-laki bernama Ardo itu.
Mama Lia-- ibunya Ardo tersenyum senang mendengar Ardo menuruti ucapannya. Lalu ia mencium pipi Ardo. "Nanti maelm kita makan malam di rumah sahabat papa, kamu yang rapi ya." Ardo hanya berdehem saja. Dia merasakan ada hal yang aneh dari Mama nya itu, pasti ada udang di balik nasi! Ya Ardo tak salah lagi.
Perkenalan dulu, nama laki-laku itu adalah Ardo. Adelardo Cetta Vazquez, memang namanya nama asing karena kakek sebelah ayahnya-- Martin adalah orang Jerman asli sedangkan neneknya blasteran Amerika Indonesia. Mama Lia-- ibunya Ardo adalah orang Manado yang masih sedikit keturunan Belanda.
Ardo adalah orang yang pendiamz dingin dan cuek, dan itu berasal dari kakeknya. Namun biarpun begitu tetap saja dia jadi idaman para wanita. Selain kaya, Ardo juga mempunyai wajah yang rupawan yang dapat memikat para manusia bergender perempuan itu. Ok sekarang sudah pukul 5 sore, dia harus bersiap siap untuk pergi ke makan malam sahabat papanya itu. Meskipun ia enggan tapi keinginan sang ratu tidak bisa ditolak kan?
***
Di kediaman Stewart, meja makan sudah tertata rapi dengan lauk ayam goreng, bebek goreng, lele goreng, tahu dan tempe goreng. Disana ada makanan seafood juga seperti tumis udang dengan brokoli, kepiting saus tiram, sambal cumi, juga ada kerang yang di santan dengan santan asli. Dan sayur nya sayur tumis bayam, tumis wortel dan jagung, juga sop ayam lengkap. Semua makanan tersebut dimasak menggunakan minyak rendah lemak sehingga tidak akan membuat orang gendut.
Memang, makanan itu bukan seperti makanan di dalam restoran berbintang, tapi ketahuilah makanan itu lebih enak dari pada makanan di restoran berbintang.
Ting tong
"Kayaknya mereka udah datang, cepet bukain pintu." Marvel yang sudah rapi pun bergegas membukakan pintu untuk tamu mereka.
"Selamat datang-- Eh, Ardo?" Marvel terkejut dengan tamu mereka ini.
Ini beneran Ardo kan? Ardo yang lempeng itu? Ardo yang jadi idola waktu dia SMA dulu? Ardo teman sebangkunya dulu? Ngapain ke sini?
Marvel membulatkan matanya ketika ingat nama belakang Ardo, Vazquez. Apa jangan-jangan Ardo ini bakal jadi calonnya?
Ardo tersenyum tipis lalu menyapa Marvel. "Hai, Marvel."
"Eh-- anu masuk Om, Tante. Mi, Pi, ada tamu nih!"
Galih dan Tania pun keluar lalu menyapa kelurga Vazquez, sedangkan Ardo di tarik Marvel ke luar.
Marvel melakukan scanning dari atas kepala sampai kaki Ardo. "Ck, kok lo tambah ganteng Do! Gak nyangka gue, gue pikir gak ada lagi yang lebih tampan dari gue ternyata ada ckck." Marvel berdecak kesal. Kalau gini mah bisa bisa jomblonya Marvel makin berlanjut karna nambah lagi populasi orang keren di sini. Eh tapi kan si Ardo mau nikah yak? Alhamdulillah populasi orang keren masih aman terkendali.
Ardo menanggapinya hanya dengan deheman.
"Apa kabar lo, Do? Udah lama ya kita enggak ketemu,"
"Baik, iya udah lama." Jawab Ardo seadanya.
"Habis kuliah lo ke mana?"
"Saya kerja,"
widih lempeng nya Ardo masih ada ternyata, malah lebih parah, batin Marvel. Ia menggeleng-geleng tak percaya, lalu keadaannya menjadi hening lagi.
"Gue rasa kalian cocok, satu diem yang satunya gak bisa diem," ucapan Marvel membuat Ardo mengerutkan keningnya
"Maksudnya?"
Tiba-tiba terdengar getaran dari saku celana Ardo.
"Sebentar," Ardo merogoh ponsel di saku celananya. "Hallo?"
Ardo ditelepon seseorang dan sepertinya itu adalah telepon penting. Ya wajarlah, Ardo kan orang penting pasti yang nelpon dia pun orang penting juga. Lain halnya dengan Marvel yang nelpon pasti mama minta pulsa.
Marvel meninggalkan Ardo yang sedang menerima telpon itu. Dia pergi ke meja makan di mana keluarganya sudah berkumpul bersama keluarga Vazquez. Viola saja ternyata sudah bergabung juga.
"Malam Om, Tante," sapa Marvel pada Martin dan Lia. Mereka tersenyum membalas sapaan anak sahabatnya itu.
"Kamu Marvel kan? Temen Ardo waktu sekolah menengah dulu?"
Marvel tersenyum lalu mengangguk. "Iya, Tante."
"Dia ini Mbak enggak pernah sekalipun ngenalin wanita baik-baik ke rumah, yang ada wanita yang enggak bener terus," cerita Mami Tania.
Marvel sudah mendengus mendengarkan Mami menceritakan mantan-mantan nya. Sedangkan Viola hanya bisa menahan tawa, abis lu bang, haha kebongkar semua deh aibnya, batin Viola.
"Namanya juga anak muda," Tante Lia menanggapi. "Seandainya Marvel juga jadi mantu saya," kata Tante Lia lagi.
"Yaudah Tan, Bang Marvel aja yang nikah sama anak Tante," sambung Viola.
Lia terkekeh. "Anak tante hanya satu sayang. Laki pula, masa abang kamu sama anak Tante. Pedang-pedangan dong mereka."
Seketika Viola terbatuk-batuk mendengar ucapan Lia. Sedangkan Marvel bergidik ngeri mendengar calon besan orang tuannya itu.
Ya ampun kok gini amat calon mertua gue . Eh kan gue belum bilang setuju? Ini calonnya mana lagi, gak muncul muncul. Kabur ya? Atau bunuh diri? Ya bagus deh jadikan gue gak harus nikah sekarang, secara calon nya juga gak ada, batin Viola.
"Ardo mana? Bukannya tadi sama kamu?" tanya Galih pada Marvel.
"Eh, iya mana anak Tante? Jangan sampai anak itu kabur." Lia menggelengkan kepalanya, tak penggal aja kepalanya kalau sampai anak itu berani kabur. Itu laki apa bukan, main kabur-kaburan aja.
"Bagus dong Tan, kan jadi batal--adaw!" Viola meringis sambil menggosok rasa pedas di pinggangnya, ia melirik siapa pelaku penganiayaan itu eh ternyata ibunda Permaisuri Ndoro Ratu Kanjeng mami cyinn Viola langsung nyengir melihat mata mami udah kayak boneka Annabelle itu.
"Tadi ada yang nelpon, Tan."
Semuanya hanya ber'oh' ria.
"Yaudah deh ayo kita duluan aja, aku gak sabar lagi pengen nyobain kepiting saus tiram ini."
Martin tersenyum tak enak melihat tingkah blak-blak an istrinya itu.
"Ayo Tan, aku juga laper banget hehe." Viola langsung menata nasi dan lauk pauk nya. Entah bagaimana kehidupan Viola nanti, tapi yang pasti Viola dan Lia adalah mertua dan menantu yang serasi sekali itu menurut pandangan Tania saat ini.
Jadilah mereka makan tanpa Ardo, mereka makan dengan khidmat. Luar biasa masakan ini sangat enak sekali rasanya Lia ingin bawa pulang lauk itu. Belum berapa lama mereka makan sebuah sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.
"Maaf, saya terlambat."
***
(Sudah part 6🤗 yakin nggak mau nambahin novel ini ke favorit?😉😁)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Oh Ardo nama calonnya si Viola,,👍🏻👍🏻
2023-01-05
0
Wahyuni"uni
mulai dari awal bacanya di bikin ngakak mulu thorrr 🤣🤣🤣
2021-02-06
1
Elly
keras perut baca ini novel 🤣🤣🤣🤣
2020-06-10
2