"Mas, biasa. Martabak buat mami," ucap Viola langsung mendaratkan pantat nya ke kursi plastik yang memang disediakan buat pengunjung.
Mas Martabak itu menyatukan jari telunjuk dan jempol nya membentuk tanda ok.
Viola memakan martabak keju yang dia ambil tadi. Dia sudah biasa ke sini jadi enggak sungkan lagi kalo mau ambil martabaknya, yang penting bayar.
Tak menunggu waktu lama martabak telor spesial pun jadi. "Ini, Mbak Viola," Viola meraih kantong yang sudah mengeluarkan aroma khas martabak itu. Mencium aromanya saja sudah membuat Viola lapar lagi, untung saja dia mengingat garangnya muka mami, kalau enggak pasti habis dah ntu martabak.
Viola pun mengeluarkan selembar uang merah dalam dompetnya untuk bayar martabak telor spesial itu.
"Nah Mas, sama martabak keju yang tadi aku ambil. Sisanya buat mas aja." Viola baik kan? Hehe iya dong anak mami Tania. Bukan nya sok pamer atau apa, duit seratus rebu mah enggak ada apa-apa nya bagi dia hehe.
"Segini mana cukup Mbak." Hah? Nggak cukup? Yang bener? Viola melihat uangnya oh iya hehe lupa itu uang sepuluh rebu yang merah itu loh, Viola masih simpen uang kek gitu. Satu lagi yang kalian harus tau, Viola itu suka banget ngumpulin uang-uang jaman dulu yang nggak ada keluaran terbaru lagi gitu.
Viola menyengir. "Hehe salah ambil Mas, nih saya ganti." Viola mengeluarkan lagi uang seratus rebuan dan langsung ia berikan ke Mas itu.
"Aku pulang dulu ya Mas, sisanya ambil aja." Viola pun langsung melenggang pergi dengan motor matic kesayangannya. Iya dia pakai matic, karena mobilnya lagi ke bengkel.
Selama kurang lebih 45 menit perjalanan akhirnya Viola sampai juga di rumah.
Ternyata papi sama abangnya Viola sudah sampe duluan. Viola bingung tumben-tumbenan si lelaki berdua itu pulang lebih awal biasanya mereka akan pulang sekitar jam setengah enam-an, pasti ada sesuatu di sini.
Viola menongkatkan standar motornya. Ia pun melepas helm yang ia gunakan. "Emma Watson pulaanggg!!" Viola berteriak nyaring, dia mah udah biasa kek gitu. Terkadang mami sama papinya heran, ini anak nurun siapa? Galih--papinya Viola, itu pendiam sedangkan Tania--maminya Viola, sedikit pendiam tapi kalo udah ngomel doi sadis pake bgt.
Di depan pintu ternyata udah ada Mami Tania yang sedang maskeran dengan rambut yang dia roll menyambut kedatangan Viola.
Viola menyengir lalu mencium tangan Mami Tania. "Hehe assalamualaikum Mami cantik, tapi masih cantikan aku."
Mami Tania memasang wajah garang. "Jam berapa ini?"
Lagi-lagi Viola nyengir. "Hehe jam 16:28 Mami."
"Kamu tau kan kamu telat?"
"Hehe iya."
"Hukuman--"
"Eh Mami, martabak nya nanti dingin lho. Ayo kita makan dulu," ucap Viola langsung menarik tangan Mami Tania masuk.
"Hai Papi, hai Marvel," dapa Viola saat melihat kedua lelaki di rumahnya itu sedang mengobrol di ruang keluarga.
"Abang, Viola!" geram Mami Tania di belakang Viola. Viola menyengir lagi dan langsung bergabung dengan para lelaki itu. Lama-kelamaan bakal jadi kunti nih Viola nyengir terus.
"Nih, aku bawaain martabak telor spesiaaal banget."
"Eh itukan pesanan Mami," protes Mami Tania lalu langsung ikut bergabung memakan martabak telor itu.
"Enak yakan, Mi?"
"Iya enak. Ngomong-ngomong hukuman kamu belum Mami kasih tau," ucap Nami Tania sambil menyantap martabak tadi.
"Yah Mami, kan telat dikit doang, Mi. Mami tau kan dari kafe aku ke tempat martabak ini harus muter Mami, makanya telat."
"Alesan! Mami itu sms kamu dari jam dua kenapa kamu pulang setengah lima?"
"Yah, yah itukan--"
"Apa? Mau ngelak? Hukuman kamu, kamu harus nikah!"
HAH? Nikah same sape? Orang Viola baru di putusin kok haduh.
"Nikah paan dah, Mi? Aku tuh belum ada calon--"
"Mami udah sediain," lah emang barang?
"Bukan barang--"
"Siapa yang bilang barang?"
"Tapi kan, Mi--"
"Nggak ada tapi-tapian!" lah ini kenapa Mami nyolot banget yak.
"Ya enggak bisa--"
"Kata siapa nggak bisa?"
"Jangan di potong--"
"Siapa yang motong? Hah?"
Astagfirullah, Viola hanya bisa memurus dadanya. Sabar, ngadepin Mami tuh sama kayak ngadepin guru killer, pokoknya mah kita tuh enggak bisa menang ada aja salahnya.
"Pokoknya kamu harus nikah sama anak sahabat Papi,"
"Ih Mami apaan sih, nikah-nikah segala. Pi, Mami kenapa sih?"
"Iya sayang kamu harus nikah." Lah lah apaan ini woi Papi Galih juga ikut-ikutan! Marvel juga! Bantuin gue kek, teriak batin Viola.
"Gabisa lah Mami, Papi, masa hanya telat dikit doang aku harus kawin gitu,"
"Nikah sayang, kawin nya habis nikah," ye Papi mah Viola juga tau.
"Iya Papi iya nikah maksud aku."
"Kamu mau nikah atau nama kamu Mami coret dari KK?" Haduh ancaman Mami ini membuat Viola terdiam. Yakali namanya di coret kaga dapet warisan dong dia.
"Mami kok gitu sih, tega."
"Udahlah, terima aja. Lagian lo jomblo kan? Ditinggal kawin lagi." Celetuk Marvel. Tuh Abang emang kaga ngaca apa ya? Dia kan juga jomblo, tapi iya gue jomblo ditinggal kawin puas!
"Nggak mau Pi," kata Viola lirih. "Kok Mami, Papi maksain aku sih? Kan aku maunya nikah sama orang yang aku cinta, Pi, Mi."
"Viola, ini semua demi kebaikan kamu. Papi kenal kok sama orangnya, dia itu baik dan bertanggung jawab, kerjanya juga bagus. Dia juga dari keluarga yang baik-baik. Kamu nggak akan nyesel menikah sama dia,"
"Tapi kan aku nggak kenal, Pi."
"Makanya malam ini mereka mau dateng, kamu kenalan dulu sama dia,"
"Kalau nggak cocok bisa batal kan, Pi?"
"Nggak,"
"Yah Papi, masa gitu. Beneran Pi aku nggak mau di paksa. Sama aja Papi membuat hidupku tambah buruk,"
"Viola, umur kamu udah dewasa. Bisa kan membedakan apakah orang tua kamu ingin mencelakai putrinya atau tidak?"
"Ya tapi kan, Pi ... gimana Marvel aja yang nikah. Dia kan udah tua."
"Abang, Viola," sergah Mami Tania.
"Eh iya Mi maap Abang Marvel," ucap Viola mengulang panggilannya.
"Gila banget masa gue mau kawin ma cowo! Gue masih suka cewek!"
"Pi, aku masih gak mau. Aku masih muda lho ini, baru aja pubertas kemarin," Viola masih membujuk kedua orang tua nya.
Pletak
"Halah sok sok an lo, yang ada lo udah naik darat bukan pubertas lagi," kata Marvel setelah menjitak Viola
Viola mengerucutkan bibirnya. "Lah si Abang," lalu Viola beralih ke Mami Tania. "Mi, ya mi jangan lah ya ya." Viola memohon dengan mengeluarkan puppy eyes andalannya berharap Mami Tania akan luluh. Tetapi jawaban Mami Tania yang mutlak membuat Viola tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Gak bisa, pokoknya malem ini kamu harus dandan cantik! Gaunnya udah Mami siapin!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasyi di jodohin sama lelaki es yg ketemu di cafe nya td itu kan,,,,??👍🏻👍🏻👏🏻
2023-01-05
0
Ratna Kurniati
dijodhlkan ma tuan kutub
2020-11-30
3
Dede Meugumi Novilan
keluarga gesrek semua
2020-11-24
2