Daffin POV
Aku sedikit jengkel saat papa menyuruhku untuk membawanya pulang kerumah. Karena tidak bisa menolak akhirnya aku keluar kelas saat sekolah mulai sepi. Aku tau bahwa dia akan menunggu sampai sopirnya datang.
Setelah menuju parkiran aku dapat menemukan dia dengan mudah. Apa yang aku bilang tadi terbuktikan. Anak ini memang akan selalu mengandalkan sopirnya.
Aku lansung mengajaknya pulang dengan wajah datar. Awalnya dia tidak percaya dengan apa yang aku sampaikan, sampai pada akhirnya dia hanya mengikuti masuk kedalam mobil sambil mengedarkan pandangan.
"Kenapa dia harus celingak-celinguk seperti orang yang takut ketahuan." gumamku heran saat melihat dia.
Aku semakin kesal saat dia memerintah dengan sesuka hatinya. Apa dia pikir aku ini sopirnya. Entah kenapa sejak kecil aku paling kesal melihat dia. Aku tau bahwa mamaku dan mamanya selalu gencar menjodohkan kami berdua. Tapi aku ogah harus berjodoh dengan dia.
Setelah sampai di rumah, mamaku menyambutnya dengan sayang. Terkadang aku iri dengannya,entah siapa anak kandung di sini. Mama selalu membela dia saat bersamaku.
Setelah makan malam, aku memperhatikan dia banyak melamun. Malam ini dia tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Dia berpamitan saat kami sedang menonton bersama.
Tidak lama setelah dia naik ke lantai dua, aku mengikuti langkah jejaknya menuju kamarku dong tentunya. Aku ingin video call dengan kekasihku Hanum.
Aku senang saat video call di balkon kamarku sendiri. Namun senyumku menghilang saat melihat dia menatapku dari arah balkon kamar Aya. Dia dengan cepat memutuskan pandangan kami dan berjalan masuk kekamar lagi.
Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi makan aku melanjutkan video call bersama Hanum. Setelah video call selesai, aku membuka laptopku dengan tujuan mempelajari tugas yang di berikan oleh papa.
Papa sudah memberikan aku tugas pembelajaran tentang kantor agar aku bisa mengelola Arkarna Group tentunya. Aku sadar sebagai penerus Arkarna Group satu - satunya tidak boleh bersantai-santai. Karena masa depan ribuan karyawan Arkarna Group di tanganku suatu saat nanti.
Saat tengah malam aku melihat papa nampak buru - buru bersama mama menggunakan mobil. Aku terdiam di dapur melihat mereka nampak gelisah.
"Apa yang terjadi?" gumamku menuju kamar.
Tidak lama di kamar ponselku berdering. Kali ini yang menelpon adalah Zayyan adiknya wanita itu yang umurnya cuma terpaut satu tahun di bawah aku.
"Hallo Assalamualaikum yan."
"Waalaikumsalam bang."
Dia seperti sedang menangis di seberang sana. Ada apa gerangan? apa ini berhubungan dengan penyakit kakeknya tanya ku dalam hati.
"Kenapa yan?" tanyaku hati - hati.
"Kak tolong liat kondisi kak Echa, tadi aku baru siap nelpon tapi setelah itu putus." jawabnya di seberang sana.
"Apa yang terjadi yan?"
"Mama dan papa kecelakaan mobil di sini saat menuju rumah sakit." ucap Zayyan membuat aku kaget. Pantas saja mama nampak terburu buru keluar dari rumah.
"Iya, nanti aku kabarkan, bagaimana keadaan kakekmu?" tanyaku.
"Kakek meninggal dunia bang sebelum mama dan papa kecelakaan, ini sedang di urus kepulangannya sama uncle Amar."
Dia berita membuat aku cukup terkejut. Aku lansung mematikan ponsel lansung berlari menuju kamar sebelah. Saat membuka pintu kamar Aya, untunglah kamar itu tidak terkunci. Aku melihat wanita itu menangis terduduk di lantai sambil memeluk lututnya. Sedangkan Aya nampak masih saja tertidur tanpa terbangun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments