Bab 3

“biarin lah, kan gue cuma gendong tuh cewek gue juga gak kenal sama dia. Yaudah ayo ke cafe, udah lama kan kita gak ketemu karena sibuk bimbingan masing – masing”. Mereka hendak keluar dari kampus namun tiba – tiba tangan seseorang menarik lengan elvan dengan kasar

“kak el ada hubungan apa sama aileen? Aku gak suka kakak dekat – dekat dengan wanita lain apalagi wanita bar – bar itu !!”. teriak malvira yang saat ini adalah tunangan elvan

“aileen siapa ? lagipula lo siapa ? lo gak berhak ngatur - ngatur hidup gue!”. Elvan memilih pergi daripada meladeni tunangannya yang dia saja tidak menyukainya dan ketika mendengar suara teriakan dari gadis itu dia menghentikan langkahnya

“aileen siapa lagi kalau bukan wanita bar – bar yang tadi kakak gendong, sudah kayak pangeran gendong upik abu tau gak kak ? dan satu lagi, aku ini tunangan kakak jangan manggil lo – gue ke aku kak”. Terang malvira yang dibakar cemburu, dia tidak peduli banyak mata yang tertuju pada mereka termasuk sahabat aileen

“eh apa maksud loh ngatain aileen barbar ? lo yang barbar, sini lo gue kasih pelajaran udah ngatain sahabat gue barbar”. Mendengar sahabatnya dihina Rena menghampiri sepasang tunangan yang tengah bertengkar itu dan menarik rambut vira dengan keras, padahal mereka juga teman sekelas walaupun memang tidak pernah akur karena vira selalu cari masalah dengan mereka

“terus ren, hajar terusss jangan kasih kendor, kalo perlu botakin sekalian”. Bukannya melerai nesta malah mendukung rena karena ia juga tidak terima sahabatnya aileen dikatai barbar

“dasar wanita barbar, kamu merusak rambutku sini akan kubalas kau lebih dari ini”. Vira ingin membalas menarik rambut rena namun tangan vano dengan cepat menahannya

“jangan sekali – kali lo menyentuh adik gue, atau akan gue patahkan tangan lo yang hanya tulang itu”. Ucap vano penuh penekanan karena rena adalah adik kandung vano

“kak el lihat teman kakak malah membela wanita barbar ini, padahal dia duluan yang menarik rambutku. Kak el kenapa kakak diam aja sih”. Vira mengadu pada elvan dengan manja dan tidak ditanggapi oleh pria itu.

“wajar jika dia membela rena, itukan adiknya. Salah li sendiri bicara sembarangan, sudah sana pulanglah gue mau pergi sama teman – teman gue”. Akhirnya elvan benar – benar meninggalkan tunangannya itu sendirian

“rena kakak pergi dulu, hati – hati kalau pulang dan jangan berurusan dengan wanita ini”. Pamit vano yang diikuti oleh radit

“baik kak hati – hati dijalan”. Rena baru akan pergi namun vira segera menarik rambutnya hingga ia duduk dilantai karena terjatuh

“mumpung kakak tersayang lo udah pergi gue bakal balas perbuatan lo ke gue”. Vira masih ingin membalas rena

Rena bangkit dan membalas vira, akhirnya mereka kembali bertengkar di depan kampus yang diakhiri dengan kemenangan rena, karena ia memang jago beladiri

Teman – teman vira hanya melihat vira karena tidak berani dengan rena yang sangat jago beladiri, mereka akhirnya membantu vira setelah rena pergi

“lo memang sahabat gue yang paling keren ren, untung bukan gue yang hajar dia, coba kalo gue bisa patah tuh tangannya karena berani narik rambut gue”. Ujar nesta yang membual padahal dia sendiri tidak berani dan hanya berani menonton rena saja jika sahabatnya itu sedang berkelahi