Hari ini Casandra menemui Al Fatih di kantornya, ia berjalan dengan anggunnya menuju ruangan al Fatih.
“Assalamualaikum kak” ujar Casandra ketika memasuki ruangan Al Fatih.
“Waalaikum salam dek, bagaimana tugas yang kakak berikan kepada mu?” tanya Al Fatih ketika Casandra duduk di hadapannya.
“saya sudah mencurigai seseorang yang menebarkan isu pembunuhan itu, dan saya juga mencurigai dia telah menghasut beberapa rekan bisnis kakakku untuk memutuskan kontrak kerjasama” ujar Casandra.
“siapa? Kita harus memperhatikan semua orang-orang yang mencurigakan karena sekarang kita tidak memiliki bukti apa pun yang meringankan tuduhan pak Aslan” tanya Al Fatih.
“Bagas Anggara, ia adalah rekan bisnis kakak saya” ujar Casandra.
“Direktur PT. BA gruop?” tanya Al Fatih.
“iya, apa kakak mengenalnya?” tanya Casandra.
“ iya, dia terlibat kasus pengambilan aset milik Adi Sanjaya, tetapi ia terbebas dari kasus ini karena tidak ada bukti yang mengarah kepadanya” Al Fatih terdiam dan menatap Casandra. “mungkin kita bisa mengawasi setiap kegiatannya” ujar Al Fatih melanjutkan ucapannya.
“jadi apa rencana kakak?” tanya Casandra.
“saya akan mengirim seseorang untuk berpura-pura mengajaknya berkerjasama, sambil kita mengikuti gerak geriknya” ujar Al Fatih memperhatikan Casandra.
“lalu tugas saya apa kak?” tanya Casandra.
“sebaiknya kamu mengurus masalah perusahaan pak Aslan, sambil memperhatikan orang-orang yang bisa kita curigai, karena saya rasa Bagas ini adalah dalang semua ini” ujar Al Fatih.
Setelah bertemu dengan Al Fatih, Casandra kembali ke kantor Aslan, betapa terkejutnya dia, di ruanganya Bagas duduk dengan angkuhnya.
“ada perlu apa anda kesini?” tanya Casandra dengan dingin.
“tentu saja bertemu dengan mu, mana mungkin aku kesini untuk bertemu dengan Aslan si pembunuh itu” ujar Bagas dengan senyum mengejek. Betapa jengkelnya Casandra mendengarkan ucapan Bagas, tetapi dia berusaha menahan emosinya agar tidak terpancing.
“hhmm kalau boleh tahu ada urusan apa anda menemui saya?” tanya Casandra mencoba menahan emosinya.
“aku ingin memberikan kesepakatan baru kepada mu, dan saya harap kamu mau menerimanya” ujar Bagas sambil memberikan map yang ia bawa tadi. Casandra menerima map itu.
“apa-apaan ini ? apa maksud anda ?” tanya Casandra dengan penuh emosi, batas kesabarannya sepertinya telah usai, ia begitu emosi melihat isi map itu.
“sepertinya tidak ada ruginya jika kau menerima itu, menikah denganku adalah sesuatu yang menguntungkanmu, saya akan membantu perusahaan Aslan agar tidak mengalami kebangkrutan” ujar Bagas tanpa bersalah.
“tidak, saya tidak butuh bantuanmu, saya akan membuktikan jika kakak saya tidak bersalah, ini adalah fitnah” Casandra melemparkan map yang ia pegang di depan Bagas. Bagas hanya tersenyum lalu mengambil Hpnya.
“jika kamu menolak, saya akan menyerahkan bukti percakapan Aslan dengan Doni, sebelum Doni meninggal” ujar Bagas menyerahkan Hpnya kepada Casandra. Casandra mendengarkan rekaman itu. Betapa kagetnya ia mendengarkan percakapan kakaknya dengan orang yang bernama Doni itu.
“bagaimana? Saya akan memberikan mu waktu untuk berpikir, saya tunggu jawabanmu besok siang” ujar Bagas. Tanpa menunggu jawaban dari Casandra, ia berdiri dan pergi meninggalkan Casandra.
Casandra hanya diam memikirkan percakapan kakaknya, sepertinya kepercayaannya kepada sang kakak hilang begitu saja. Dia tidak habis pikir jika kakaknya akan melakukan hal itu, ada rasa kecewa yang hinggap di hatinya. Casandra hanya bisa menangis dalam diam.
“haruskah?” Casandra berbicara dengan lirih, ia memikirkan permintaan Bagas. Haruskah ia terima demi sang kakak, tapi apakah ia akan bahagia jika menikah dengan Bagas? Casandra benar-benar merasa frustasi memikirkan masalah yang dihadapi sang kakak. Ia merasa bersalah, karena untuk melindunginya, sang kakak tega membunuh seseorang. Casandra semakin menangis.
***
Di Sisi lain
Di sebuah ruangan tampak dua orang pria sedang berbicara serius. Al Fatih sedang mendengarkan laporan dari anak buahnya. Ia semakin yakin jika Bagas adalah dalang semua ini.
“bagaimana ?”tanya Al Fatih kepada Rudi.
“sepertinya kecurigaan kita benar pak, sepertinya pak Bagas adalah dalang semua ini, anda bisa mendengarkan ini” ujar Rudi menyerahkan Hpnya.
“sialan, berani-beraninya ia melakukan ini” ujar Al Fatih dengan geram.
“sepertinya pak Bagas hari ini menemui ibu Casandra untuk membicarakan rencananya kepada ibu Casandra” Al Fatih mengepalkan tangannya mendengarkan ucapan Rudi. Ia tidak bisa merelakan gadis pujaannya harus menikah dengan lelaki seperti Bagas, apalagi dalam keadaan terpaksa dan tertekan.
“tidak akan pernah saya membiarkanmu mendapatkan Casandra dengan cara licik ini” ujar Al Fatih dengan lirih. Ia benar-benar emosi memikirkan tindakan picik Bagas.
“Rudi terus kamu lakukan pendekatan dengan Bagas, kalau perlu kamu menyimpan kamera di ruangannya” ujar Al Fatih menatap Rudi. Rudi hanya bisa mengangguk, ia takut menatap Al Fatih, baru kali ini ia melihat tatapan membunuh Al Fatih. Sepertinya antara Ibu Casandra dan pak Ahmad ada hubungan, begitulah pikir Rudi. Ia pun berpamitan keluar.
Pada saat menatap Rudi, tiba-tiba sebuah notifikasi sebuah pesan masuk di Hpnya, dan ternyata pesan dari Casandra yang berisi menyuruhnya datang ke Rutan. Ada hal yang ingin Casandra bicarakan kepadanya dan Aslan.
***
“ada apa kamu ingin bertemu dengan kami dek?” tanya Aslan ketika mereka sudah duduk bertiga di ruang jenguk.
“tadi Bagas menemui saya, ia memberikan ini pada saya” Casandra memberikan map kepada Aslan, betapa terkejutnya Aslan membaca isi map itu. Al Fatih pun penasaran, dan ia membaca isi map tersebut. Dia tidak kaget karena ia sudah tahu.
“apa-apaan ini, kamu jangan pernah menerima ajakannya ini” ujar Aslan dengan Emosi.
“tapi ia mengancam saya, ia akan menyerahkan bukti percakapan kakak dengan Doni di hari meninggalnya Doni” ujar Casandra, air matanya tanpa permisi jatuh membasahi pipinya.
“bukti percakapan?” tanya Aslan sambil memikirkan ucapan Casandra. Seingatnya ia tidak pernah bertemu dengan Bagas di hari kematian Doni.
“iya, saya tidak habis pikir, bagaimana bisa kakak membunuh seseorang cuman karena ingin melindungiku” ujar Casandra sambil terisak.
“kakak tidak pernah membunuhnya, jadi sekarang kamu percaya jika kakak melakukan kejahatan itu?” tanya Aslan, ia merasa kecewa. Ia bisa menerima jika orang lain tidak mempercayainya, tapi ia tidak bisa menerima jika adik yang ia sayangi tidak percaya padanya.
“di rekaman itu sangat jelas kalau kakak..” Al Fatih yang tadinya hanya diam kini memotong ucapan Casandra.
“Sandra tidak semua apa yang kita dengar atau bahkan kita lihat langsung itu benar, saya akan terus berusaha mencari bukti kebejatan Bagas, orang suruhan saya sudah mendapatkan sedikit bukti” Al Fatih terdiam, lalu melanjutkan ucapannya “ sebenarnya saya sudah tahu jika Bagas merencanakan hal picik menekan Casandra untuk menikah dengannya, orang suruhan saya menyerahkan bukti percakapan Bagas dengan pengacaranya” ujar Al Fatih.
“tapi saya bingung, darimana Bagas mendapatkan bukti percakapan saya dengan Doni?” tanya Aslan, ia masih memikirkan hal yang sedikit ganjil.
“jadi benar kalau kakak mengancam Doni?” tanya Casandra.
“kakak hanya mengancamnya karena terbawa emosi, tapi kakak tidak membunuhnya, hari itu kakak tidak bertemu dengan siapa-siapa, hanya Andini yang menemani kakak saat itu” ujar Aslan sambil mengingat kejadian saat itu.
“tunggu, jadi hari itu pak Aslan tidak bertemu dengan pak Bagas?” tanya Al Fatih. Aslan mengangguk.
“sepertinya saya mencurigai sekertaris anda, sepertinya ia membantu Bagas dalam hal ini” ujar Al Fatih. Ucapan Al Fatih membut Casandra dan Aslan kaget.
“tidak mungkin, Andini sudah..” ucapan Aslan terpotong.
“sekarang kita tidak bisa mempercayai siapa pun, kita patut mencurigai siapa pun, setiap orang bisa berubah karena sebuah kepentingan” Casandra dan Aslan mengangguk membenarkan ucapan Al fatih.
“Casandra, kakak minta kepadamu menerima permintaan Bagas, saya akan beruasaha membongkar kebusukan Bagas, kamu hanya berpura-pura bersikap baik, agar rekaman percakapan Pak Aslan tidak sampai di tangan kepolisian, kamu menerimanya dengan memberikan syarat” ujar Al Fatih, sebenarnyaia tak relah jika gadis pujaannya harus menerima laki-laki lain walaupun hanya pura-pura, tapi ia harus menyampingkan perasaannya dulu, yang paling utama saat ini mengumpulkan bukti keburukan Bagas.
“syarat apa kak?” tanya Casandra. Ia mulai penasaramn.
“kamu akan menikah satu bulan setelah kesepakatan kalian ditandatangani” ujar Al Fatih, ia memegang tangan Casandra tanpa ia sadari.
“apa itu cukup untuk menemukan bukti yang kita butuhkan?” tanya Casandra, ia khawatir jika masalah ini tidak terselesaikan dalam waktu satu bulan.
“percayakan sama kakak, saya akan berusaha, saya juga tidak relah jika kamu menikah dengan pria lain” ujar Al Fatih, ia masih memegang tangan Casandra, Casandra hanya menunduk, semburat merah menghiasi pipinya.
“ekhmm, sepertinya ini harus kita bicarakan setelah masalah ini selesai” ujar Aslan, ia bahagia melihat Al Fatih yang begitu mencintai adiknya. Al Fatih pun menyadari sikapnya, ia melepaskan tangan Casandra, ia merasa malu melihat tatapan Aslan.
***
jangan lupa like dan coment nya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments