Archie turun dari mobilnya, dia parkirkan di tempat khusus anggota kerajaan, di sana dia sudah melihat Gerald berdiri menantinya, memang sangat bisa diandalkan.
Gerald tersenyum melihat Archie namun Archie hanya memperlihatkan wajahnya yang suram, Gerald langsung tahu, pasti ada masalah sangat besar hingga Archie menginginkan pergi ke tempat yang sangat jauh dan keluarganya tidak bisa melacaknya. Biasanya jika dia ingin melarikan diri, dia pasti memilih tempat-tempat eksotis, ada apa ini? pikir Gerald sambil menatap Archie yang masih mengeluarkan tas ransel hitam besarnya, setelah itu dia segera berjalan ke arah Gerald.
"Apa ada yang mati?" kata Gerald melihat pakaian serba hitam yang digunakan oleh Archie, ya walau pun begitu dia masih setampan yang dia ingat.
"Ya, aku," kata Archie dingin, tak punya minat sama sekali untuk melanjutkan kata-katanya.
"Wow, kau berubah jadi zombie pemurung," kata Gerald yang memang sangat dekat dengan Archie sehingga Archie memilihnya sebagai asisten pribadinya.
"Aku sedang tak ingin bercanda, mana yang ku minta?"
"Haha, seperti ini aku merasa seperti pengedar barang haram, ini …. " Gerald mengirimkan beberapa dokumen ke ponsel Archie, dia juga menyerahkan beberapa dokumen.
Archie segera mengambil dokumen yang di serahkan oleh Gerald, saat itulah Gerald melihat luka luka yang ada di tangan kanannya, tampak tak di obati, hanya di cuci asal, "kenapa tanganmu?" kata Gerald sedikit khawatir, sepertinya kondisi Archie benar-benar tidak baik, kalau tidak, dia tidak akan mengacuhkan luka di tangannya yang cukup parah bagi Gerald.
"Tidak apa-apa, ini apa?” Tanya Archie yang tak ingin menjelaskan masalahnya pada Gerald, dia tidak perlu tahu soal itu.
"Ingin melarikan dirikan? aku sudah buatkan identitas yang bisa kau pakai, ini juga untuk penerbanganmu, aku menyewa pesawat pribadi dan helikopter pribadi untuk sampai ke sana, " kata Gerald menjelaskan, dia tahu Archie sedang tidak ingin berbicara tentang hal itu dengannya jadi dia berusaha untuk tidak lagi bertanya.
"Pesawat dan helicopter, kenapa banyak sekali?" Archie menekuk dahinya tambah dalam karena dari tadi memang wajahnya tampak penuh kerutan, tampak sangat tertekan.
"Kau ingin pergi jauh tanpa bisa dideteksi, aku memilih suatu tempat indah namun juga masih belum terjamah, aku pernah datang sekali ke sana, benar-benar masih sangat alami, kau akan suka," kata Gerald.
"Ya, melihat penerbangannya saja aku sudah tahu ini sangat terpencil, baiklah, sudah bisa pergi sekarang?" tanya Archie tak sabar, dia takut ada yang sudah mengetahui kepergiannya, sebentar lagi, ibu dan neneknya akan bangun.
"Tenang, sebentar lagi, mereka sedang menyiapkan segalanya," kata Gerald enteng.
Archie melihat ke arah kartu identitas palsunya, terlihat sangat asli, tertulis nama Cendro di sana.
"Cendro? Nama yang tak biasa," kata Archie
"Hanya itu yang bisa dipikirkan oleh otakku jam 3 pagi ini," ujar Gelard lagi sambil melihat ke arah lift.
Tak lama lift itu terbuka, seorang pramugari cantik keluar dan segera memberikan salam pada Gerald.
"Tuan Gerald, pesawat pribadinya sudah siap," kata pramugari itu ramah.
"Tepat waktu, terima kasih, cantik," kata Gerald tersenyum sangat menggoda, membuat pramugari itu tersipu, namun begitu melihat wajah Archie, dia langsung membesarkan matanya, terpesona ketampanan pria ini, pagi-pagi mendapatkan pemandangan seperti ini? siapa yang tak langsung bersemangat.
Archie tak memperdulikan tatapan terkesima dari pramugari itu, dia hanya berjalan memasuki lift itu dengan wajah dinginnya, bahkan lebih dingin dari pada es. Gerald mengikutinya dari belakang.
"Nona, hei Nona, kau tidak ingin kembali ke atas?" sapa Gerald pada pramugari yang ternyata masih begitu terkesima jadi dia hanya bisa terpaku.
"Oh, baiklah," kata wanita itu segera berlari kecil masuk ke dalam lift itu. dia tidak hentinya memperhatikan wajah Archie yang begitu mengoda, rasanya dia sedang mimpi bertemu dengan pria yang sempurna seperti ini.
Archie melihat pantulan dirinya di pintu lift, terlihat samar, namun tetap saja dia benci melihatnya, wajahnya yang dingin berubah muram, menunjukkan kesedihan yang dalam. Gerald memperhatikan majikannya, Archie tak pernah semurung ini selama dia mengenalnya.
"Apa aku sudah mengatakan untuk membawa pakaian dingin lebih banyak?" kata Gerald mencoba memecahkan suasana hening di lift itu.
Archie melihat ke arah Gerald, sepertinya belum. Pintu lift mereka terbuka.
"Tidak," kata Archie sambil melihat Gerald, namun dia segera keluar dari sana.
"Seharusnya kau membawanya, di sana sangat dingin, tapi pegunungannya dan danaunya sangat cantik," kata Gerald.
"Tak bisa kah kau mencarikan ku tempat seperti yang aku sukai?" kata Archie berhenti sebentar melihat Gerald, dia kan tahu Archie suka daerah eksotis dan bereksplorasi dengan laut, kenapa memilih pegunungan.
"Tidak bisa, sangat mudah tertebak jika aku mengirimmu ke sana, sudah nikmati saja liburanmu, ini nomor ponselmu yang baru, aku sudah meregistrasinya, baiklah, sudah siap semua, semoga selamat sampai tujuan," kata Gerald tersenyum.
"Urus semua hingga tidak ada yang tahu aku pergi," kata Archie lagi mewanti-wanti.
"Tenang saja, semua CCTV di gedung ini aku sudah tangani khusus untuk kepergianmu, cobalah tidur, lingkar matamu sangat terlihat, makanya jadi pria jangan terlalu putih," Kata Gerald lagi menatap Archie, masih mencoba menghibur sahabatnya.
"Terima kasih," kata Archie yang sama sekali tidak terpengaruh.
"Baik, hati-hati di jalan, hubungi aku jika sudah sampai di sana atau saat kau ingin pulang nantinya," kata Gerald.
"Ya," kata Archie seadanya sambil segera pergi masuk lebih dalam ke arah yang di tunjukkan pramugari itu.
Archie memandang pemandangan bandara yang sudah sibuk walau pun matahari belum menunjukkan batang hidungnya, lampu dengan warna putih dan kuning membias di landasan yang basah karena hujan, wajah sendu Archie tampak terpantul di jendela itu, namun yang ada di pikirannya malah senyuman indah Suri, selama delapan belas tahun ini mereka selalu bersama, melewati semuanya, bermain bersama, hingga tidak sadar mereka menumbuhkan perasaan itu dan perasaan yang sangat mereka jaga, mereka agungkan di antara mereka yang ternyata menjebak mereka, mengantarkan mereka ke sebuah penderitaan yang bernama patah hati.
Archie memalingkan wajahnya, tidak ingin lagi melihat keluar, sekarang yang harus di lakukannya berusaha bertahan tanpa ada Suri, berharap Suri bisa secapatnya melupakannya dan menemukan cintanya yang baru, hingga dia bisa kembali melihat wanita itu bahagia dengan pria lain. Kenyataan yang menyayat hatinya hingga begitu dalam. Semoga dia bisa melewatinya semudah dia merencanakannya.
Pesawat itu segera bersiap untuk tinggal landas, tangan Archie menggenggam erat pegangan pesawat itu, ada rasa sedih yang sangat dalam hatinya, setelah pesawat ini pergi, dia harus melupakan segalanya, dia harus rela, harus rela, ini semua demi kebaikan Suri, itu saja yang terngiang di pikirannya.
Pesawat itu tak lama meninggalkan daratan, menembus awan hitam digelapnya langit, memperlihatkan lampu-lampu di darat yang makin lama makin kecil, Archie menahan dirinya, semakin pesawat itu menjelajah langit, semakin sakit dan tak rela dia, bahkan tahap awal ini saja sudah menyiksanya begitu dalam, hingga menyekat tenggorokannya. Apa yang sudah dilakukannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 366 Episodes
Comments
Mimilngemil
😂😂😅
Zombie pemurung
2023-12-17
0
HNF G
kasihan suri, gak ada hujan gak ada angin ditinggal gitu aja tanpa kabar pas lg sayang2nya 😩
2023-08-03
0
kika
ini namanya cinta yg salah.... kasihan... otor emang paling bisa bikin yg menyayat hati bgini... menguras emosi...
2023-05-15
0