Episode 5 : Alat untuk kesembuhan ku!
***
Waktu akhirnya berlalu, sudah pagi dan mentari sudah melewati jendela kaca yang gordennya sudah disibak agar mentari memasuki ruangan itu.
Bulan yang semalam tertidur dengan rasa tidak enak, bangun dengan kepalanya yang sedikit sakit, dia memegangi kepalanya, dia duduk dan rambut panjangnya yang terurai, wajahnya yang segar dan begitu cantik entah kenapa semakin terlihat luar biasa saat mentari yang memasuki ruangan dan menerangi wajahnya.
Bulan yang terbangun di kamar yang begitu luas, mewah dan sangat wangi dan kelihatan begitu bersih itu mulai membuka matanya lebar sekali, dan melihat jika di sisinya ada seorang lelaki memakai piyama tidur berwarna biru tua, sedang duduk di kursi sofa memegang sebuah majalah bisnis dan sekarang sedang menatap lekat kearahnya.
Bulan tidak lupa apa yang terjadi tadi malam, dia memang diberikan obat yang aneh dan merasakan sesuatu yang aneh, dia juga tahu walau bajunya telah terganti tetapi lelaki ini tidak melakukan apapun kepadanya karena Bulan bisa merasakannya.
“Sungguh lelaki yang sangat tampan sekali,” gumam Bulan memnatap kearah pria itu.
Tetapi segera Bulan menggelengkan kepalanya dan segera turun dari ranjang dan berdiri dengan sopan, dia menunduk dan tangannya di hadapkan ke depan.
Bulan tahu jika lelaki ini pasti bukan orang sembarangan, apalagi wajahnya nampak familiar karena sepertinya sering masuk televisi dan surat kabar.
“Tuan, maafkan saya atas apa yang terjadi tadi malam, saya sangat bersyukur Tuan menyelematkan saya, tetapi saya dijebak oleh ibu tiri saya, oleh karena itulah saya bisa berada di situasi tadi malam, tetapi sungguh saya bukan seseorang yang mampu menjual diri sendiri demi uang,”
Bulan segera berkata jujur dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tadi malam, dia begitu lembut dan sopan menjelaskan kejadian itu.
Hardan William hanya mendengarkan apa yang dibicarakan oleh wanita muda ini, dia memperhatikan penampilan Bulan yang hanya menggunakan piyama tidur namun terlihat sangat menawan.
“Hmm, dia memang sangat cantik, mungkin alat ku kali ini akan sukses,” benak Hardan melipat surat kabar yang ada di tangannya dan meletakkan nya di atas meja di pinggir kursi sofa yang ia duduki.
“Kemarilah,” seru Hardan menyuruh Bulan agar mendekat kearahnya.
“Sa … saya? Ta … tapi kenapa Tuan?” tanya Bulan merasa aneh kenapa dia diusuruh mendekat padahal jarak mereka sudah dekat.
“Jangan balik bertanya, kemarilah selagi aku berbicara baik baik,” ketus Hardan berpangku tangan kearah Bulan yang sudah sedikit gugup mendapati permintaan lelaki ini.
Mendengar itu Bulan menjadi gugup.
Bulan menelan salivanya dan mau tidak mau melangkah pelan sekali mendekat kearah lelaki tampan yang berada di hadapannya ini.
Saat Bulan sudah dekat dengan Hardan tiba – tiba saja Hardan menarik tangan Bulan dengan begitu cepat dan membuat Bulan terduduk di pangkuannya.
Bulan terkejut sekali sampai sampai matanya melebar.
“Tu … Tuan, to … tolong jangan lakukan ini, aku …”
Bulan semakin panik dia mendorong Hardan tetapi tidak mampu karena tenaga mereka berada di level yang berbeda.
Hardan menatap Bulan dengan lekat sekali, dia menggenggam kuat tangan Bulan dan kembali merasakan detak jantungnya sendiri dan dia kemudian tersenyum puas.
“Aku tetap tidak merasakan apapun, kau memang spesial, kau tidak membuatku alergi atau jijik,” seru Hardan tersenyum begitu mengerikan.
Lalu ia segera melepaskan Bulan yang sedari tadi meronta ronta untuk segera dilepaskan itu.
“Siapa namamu?” tanya Hardan sekarang sembari meneguk secangkir teh yang sudah tersedia di atas meja tadi.
Bulan yang masih syok dan terkejut masih harus mengatur pernafasannya, wajahnya yang merah sekali, dan dahinya yang mengernyit, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya jadi Bulan masih kebingungan dan belum bisa memproses semua yang baru saja terjadi.
“Hei, aku bertanya padamu!” seru Hardan William mengejutkan Bulan yang masih terkejut dan membeku seperti batu itu.
“Na … nama saya Bulan, Tuan,” balas Bulan dengan suara pelan yang sedikit gugup dan gemetaran.
“Hmm, nama yang cocok dengan wajahmu, pas sekali,"
"Aku Hardan,”
“Melihat kau mengingat semua yang terjadi tadi malam, kau sudah tahu kan tadi malam kau sudah ku menangkan, dan sekarang kau sudah menjadi milikku!” seru Hardan menyeringai dengan senyumannya yang mengerikan itu.
Bulan sampai terdiam dan menahan nafasnya sejenak saat melihat senyuman dan tatapan tajam lelaki ini.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Hari Saktiawan
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/lope lope lope lope
2024-07-13
0
Borahe 🍉🧡
sudah pernah baca tp lupa jln ceritanya jd kubaca lg thor
2023-03-17
1
Linda Setyawati
bersyukur ketemu orang yg baik
2022-12-06
0