Ketulusan Hati 2

Ketulusan Hati 2

Bab 1. Kecewa (Ara)

Seharusnya dari dulu aku sadar. Jika mengharapkan sesuatu dari manusia itu harus siap untuk menelan pahitnya kekecewaan.

~Ketulusan Hati 2~

Ku tatap wajahku di cermin. Lalu kupandang penampilanku dari ujung kepala hingga kaki. Sepertinya penampilanku sudah cukup bagus. Hari ini, aku menjatuhkan pilihan pada gamis berbahan jeans yang aku padukan dengan jilbab berwarna mauve. Sepertinya warna jilbab yang aku kenakan sangat masuk dengan kulitku. Aku tersenyum lebar.

"Perfect Ara. You are beautiful," ucapku sambil mengedipkan mata. Aku ingin menggoda diriku sendiri. Yah, harap dimaklumi. Wanita cantik mah bebas. Kusambar handbag kesukaanku dan langsung beranjak dari kamar.

Aku tersenyum saat melihat kedua orang tuaku dan si kecil Azka sudah menunggu di meja makan.

"Morning bun, morning pah." Sapaku mencium pipi bunda dan papah. Tak lupa aku juga mencium pipi adik kecilku yang sangat menggemaskan. Hari ini adalah hari ahad. Jadi sudah pasti mereka semua ada di rumah.

"Ayok makan." Ajak papah sambil menyesap kopi buatan bunda tercinta.

"Mau kemana?" kini adikku yang mulai membuka pembicaraan.

"Ada deh, anak kecil tidak perlu tahu," sergahku sambil tersenyum lebar. Adikku ini memang sangat kepo. Lalu tak sengaja mataku bertemu dengan mata teduh bunda. Hanya bunda yang selalu mengerti aku.

"Alan?" tanya Bunda. Benar kan? Bunda selalu tahu apa yang aku lakukan walaupun aku tak pernah mengatakan padanya. Alhasil semua mata tertuju padaku. Jika sudah menyangkut Alan. Papa dan adikku pasti akan sangat sensitif. Alan adalah sahabat ku dari kecil. Kami sudah sangat dekat, bisa dikatakan seperti surat dan pranko. Dimana ada aku, maka Alan juga ada disitu. Nama lengkap nya Arlan Digantara.

"Emmm, iya bun." ucapku mengangguk. Aku menatap papah yang juga sedang menatapku lekat.

"Ck, aku gak setuju kakak sama bang Alan. Ya, walaupun dia tampan dan baik. Tapi dia itu banyak diincar kaum wanita. Mending kakak cari yang lain deh." mulai deh adikku yang satu ini. Azka Mahesha Pratama. Si pangeran es, namun dia sangat perhatian dan begitu penyayang.

"Ck, anak kecil jangan sok tahu." ucapku menyenggol bahunya. Habis dia sok tahu banget sih jadi orang.

"Aku sudah SMA, jadi bukan anak kecil lagi." ucapnya sangat kesal. Aku tertawa saat melihat wajahnya yang sangat lucu. Ya ampun, dia sangat menggemaskan.

"Ada masalah apa?" kali ini papah yang bicara. Aku menatap papah dengan serius. Jika papah sudah bicara, aku tidak berani untuk bercanda.

"Gak tahu pah, Alan ngajak ketemu. Katanya ada hal penting yang mau disampaikan." ucapku berusaha untuk santai. Aku melihat papah dan bunda saling melempar pandangan. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Memang benar, tadi malam aku mendapat pesan dari Alan. Ia ingin bertemu denganku di Cafe tempat biasa kami nongkrong. Entah masalah penting apa yang akan ia sampaikan.

"Pokus dengan kuliah kamu Ara, jangan memikirkan hal lain." ucap papah begitu tegas. Aku bingung harus menjawab apa. Jadi aku hanya mengangguk dan tersenyum.

"Ya sudah, lanjut makan lagi." ucap bunda. Kami pun melanjutkan sarapan dengan senyap.

Setelah selesai makan, aku langsung berpamitan "Ara pamit pah, bun." ucapku mencium tangan papah dan bunda.

"Assalamualaikum." ucapku naik kedalam mobil kesayanganku. Mobil ini adalah hadiah dari papa karena aku bisa lulus SMA dalam waktu 2 tahun. Aku sangat bahagia memiliki papah dan bunda yang begitu menyayangiku. Jadi tidak ada alasan untukku bersedih.

Aku melambaikan tangan saat melihat bunda dan papah masih menatap kepergianku. Lihat, bahkan mereka begitu mengkhawatirkan aku. Aku mencintaimu pah, bun. I love you so much.

Aku menekan klakson mobilku dengan kesal. Kenapa jalan harus macet sih, padahal Cafe tempat biasa aku duduk bersama Alan hanya tinggal beberapa meter. Aku melihat jam yang melingkar di tanganku. Ya ampun, mati aku. Alan akan sangat marah jika aku terlambat satu detik saja.

Aku berlari sekuat tenaga agar tidak terlambat. Tapi sayang seperti nya aku memang terlambat. Di depan pintu aku sudah bisa melihat Alan yang sudah menungguku. Dia tersenyum sangat manis saat melihat keberadaanku. Aku langsung menghampiri dirinya.

"Terlambat 10 detik." ucapnya datar. Aku tersenyum dan duduk dihadapannya dengan nafas yang masih tersenggal.

"Maaf, tadi macet dikit didepan." ucapku meletakkan handbag milikku diatas meja. Alan berdecak kesal. Ya ampun, dia melihat penampilanku? Apa itu jelek. Kenapa ekspresi nya sangat aneh.

"Ada apa? Jelek ya?" tanya ku.

"Tidak, kamu tetap cantik." ucapnya yang berhasil membuatku sangat malu. Selama ini dia memang tidak pernah memuji penampilanku. Entah apa yang merasuki dirinya.

"Ah, iya ada apa? Katanya mau ngomongin hal penting." tanya ku dengan penuh semangat. Karena aku memang sudah sangat penasaran. Alan menatapku lekat. Jantung ku berdetak sangat cepat. Ya Allah, ada apa ini?

"Aku menyukai mu, maukah kau menikah denganku?"

Deg! Jantung ku seakan melompat keluar. Aku benar-benar tekejut dan tak percaya dengan apa yang aku dengar. Dia mengungkapkan perasaannya? Kenapa secepat ini?

"A... Alan apa maksud kamu?" mendadak aku sangat gugup.

"Sial!! Apa aku terlihat gugup?" ucapnya dengan ekspresi yang tak bisa diartikan. Apa maksudnya? Kenapa dia malah balik bertanya.

"Ma.. Maksud kamu?"

"Aku menyukai seorang gadis. Aku berencana untuk melamarnya hari ini."

Jleb! Bagaikan ribuan belati menembus jantungku. Dadaku terasa sesak.

Nafasku tercekat. Ternyata selama ini aku sudah salah sangka.

'Dasar bodoh. Mana mungkin dia menyukaimu. Sahabat, seharusnya aku menyadari itu sejak dulu. Dia hanya menganggap kamu sahabat, tidak lebih Ara.'

Aku berusaha untuk tetap tersenyum. Jangan sampai Alan tahu apa yang saat ini aku pikirkan. Aku membenarkan posisi dudukku agar lebih nyaman.

"Siapa?" tanya ku begitu penasaran. Aku juga tetap mempertahankan senyumanku, aku ingin terlihat seceria mungkin. Sakit sekali rasanya, jika bisa saat ini aku ingin sekali menangis. Tapi itu tidak mungkin aku lakukan. Aku tidak mau membuat persahabatan ini menjadi hancur.

"Kamu akan tahu, sebentar lagi dia sampai." ucap Alan begitu semangat. Aku terus tersenyum. Aku bingung harus bicara apa lagi. Kedua tanganku terpaut kuat, keringat mulai membasahi telapak tanganku. Kenapa aku sangat gugup?

"Apa dia akan menerimaku?" tanya Alan menatapku.

"Ya, dia pasti akan menerima kamu. Secara kamu kan tampan, baik dan juga sopan. Yah, walaupun sedikit cuek." ucapku jujur. Alan memang sangat tampan, tinggi, baik, anaknya juga sopan. Hanya saja tekadang ia sangat cuek. Wanita mana pun pasti akan sangat senang jika memiliki kekasih seperti Alan. Dia pintar. Yah walaupun kepintaranku dengannya tak beda jauh. Sejak dulu Alan memang selalu menjadi sainganku dikelas. Walaupun dia lebih baik diatas ku. Tapi aku juga tak kalah pintar kok darinya.

"Ahhh... Aku harap begitu," desahnya. Ia terlihat gugup. Aku tersenyum saat melihat wajahnya yang lucu.

"Tarik nafas, tenang. Jangan terlalu gugup. Kamu pasti berhasil." ucapku untuk menyemangati Alan. Sebagai sahabat, aku akan mendukung apapun keputusan Alan. Walaupun aku harus mengubur perasaanku sedalam mungkin.

"Terimakasih Ra, kamu udah mau jadi sahabat terbaik aku." ucap Alan menggenggam tangan ku. Aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum lebar. Padahal, hatiku sangat sakit. Bagaimana jika aku tidak bisa menahan air mataku lagi?

"Ah itu dia." tunjuknya dengan semangat. Alan mulai membenarkan posisi duduknya. Ia juga merapikan pakaiannya. Aku menoleh karena sangat penasaran. Aku sangat terkejut saat melihat orang yang Alan maksud.

"Jihan?" sapaku. Ada rasa tak percaya dalam diriku. Jihan adalah salah satu model cantik yang juga mahasiswi dijurusan yang sama dengan ku. Setahuku, dia begitu banyak di incar oleh para lelaki. Ternyata Alan juga salah satunya.

"Ara? Lo juga disini?" ucap Jihan menatap ku dan Alan bergantian.

"Ah enggak kok, aku cuma sebentar. Tadi gak sengaja ketemu Alan disini. Aku balik dulu ya Lan. Assalamualaikum." ucapku yang langsung beranjak pergi. Aku sengaja memberikan waktu untuk Alan dan Jihan. Biarkan Alan mendapatkan masa depannya. Aku akan ikut bahagia jika Alan bahagia.

***

Aku menyadarkan tubuhku di kepala kursi mobil. Ku sentuh dadaku yang terasa sangat sesak.

"Apa yang aku pikirkan? Aku sudah terlalu jauh berharap." aku menatap lurus kedepan. Aku memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Namun butiran bening itu tetap saja lolos dari pertahanan. Aku tidak bisa lagi menahannya. Dadaku benar-benar sesak.

Tangisanku pecah, aku menangis sendirian di dalam mobil. Perih di hatiku semakin menjadi saat wajah Alan melintas dalam pikiranku .

"Ingat sayang, jangan terlalu berharap pada manusia. Itu hanya akan membuat kita sakit. Tujukan semua cinta kita pada-NYA. Insha allah hati kita akan selalu tenang dan kebahagiaan akan selalu ada dalam diri kita. Jangan mencintai manusia lebih dari cinta-NYA. Ingat pesan bunda sayang." perkataan bunda pun kembali terngiang di ingatanku.

"Ara mengerti sekarang bunda. Ara minta maaf sudah melupakan perkataan bunda. Ara minta maaf ya Allah." ucapku sesegukan. Aku merasa diriku benar-benar sangat bodoh. Aku sudah mencintai manusia melebihi cintaku pada sang Rabb.

'Maafkan Ara ya Allah. Ara tidak akan mengulanginya lagi. Ara minta ampun.' ucapku dalam hati.

Aku berusaha untuk menangkan hatiku. Aku meminta ampun atas semua kesalahanku. Setelah beristigfar. Aku merasa hatiku sedikit tenang. Aku melajukan mobilku untuk pulang. Aku ingin istirahat untuk menenangkan pikiranku.

Terpopuler

Comments

Arumi Kais

Arumi Kais

next lanjuuut.... 💪 kak' author ❤️

2024-06-24

0

Fa Rel

Fa Rel

baru baca uda nyesek

2021-12-15

1

Ika Sartika

Ika Sartika

lanjut

2021-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kecewa (Ara)
2 Bab 2. Mungkin Bukan Jodoh (Ara)
3 Bab 3. Aku Mencintainya (Alan)
4 Bab 4. Lamaran Orang Asing (Ara)
5 Bab 5. Aku Cemburu (Alan)
6 Bab 6. Keputusanku Sudah Bulat (Alan)
7 Bab 7. Hati Yang Terluka (Ara)
8 Bab 8. Salah Faham (Ara)
9 Bab 9. Apa Dia Lebih Spesial Dariku? (Alan)
10 Bab 10. Menjadi Seorang Istri (Ara)
11 Bab 11. Menunggu (Ara)
12 Bab 12. Milikku Seutuhnya (Alan)
13 Bab 13. Sebenarnya Siapa Aku dalam Hatimu? (Ara)
14 Bab 14. Persaingan Baru Dimulai (Ara)
15 Bab 15. Dia menyukaiku? (Alan)
16 Bab 16. Apa kamu tahu apa itu arti cinta?(Ara)
17 Bab 17. Ternyata Dia Mencintaiku (Ara)
18 Bab 18. Siapa Sebenarnya Diriku? (Dio)
19 Bab 19. Menikahi Adikku? (Alan)
20 Bab 20. Balas Dendam (Ara)
21 Bab 21. Jadikan Aku Istri Seutuhnya (Ara)
22 Bab 22. Menghindar (Ara)
23 Bab 23. Maaf (Alan)
24 Bab 24. Honeymoon? (Ara)
25 Bab 25. Kejutan dan Liburan (Alan)
26 Bab 26. Tanah Rencong (Ara)
27 Bab 27. Tempat Bersejarah Di Tanah Rencong (Ara)
28 Bab 28. Aku meminta hadiah itu malam ini, apa kamu mengizinkannya? (Alan)
29 Bab 29. Panggilan Baru
30 Bab 30. Kembali Ke Jakarta (Ara)
31 Bab 31. Keputusan yang Berat (Alan)
32 Bab 32. Ara Cemburu Bi (Ara)
33 Bab 33. Malam Berharga (Ara)
34 Bab 34. Terlambat (Alan)
35 Bab 35. Sebelum Perpisahan (Ara)
36 Bab 36. Dia Benar-Benar Pergi (Ara)
37 Bab 37. Hari Pertama
38 Bab 38. Semoga Hanya Sebuah Mimpi (Ara)
39 Bab 39. Kesalahan Terbesarku (Alan)
40 Bab 40. Hanya Ingin Mengembalikan Senyumanmu
41 Bab 41. Melepas Rasa Rindu
42 Bab 42. Mengikhlaskan Apa yang Telah Terjadi
43 Bab 43. Perkumpulan Keluarga Besarku (Ara)
44 Bab 44. LDR Itu Memang Berat (Ara)
45 Bab 45. Sebuah Kebenaran
46 Bab 46. Dia Terlalu Berharga
47 Bab 47. Menyusul Ke Amerika
48 Bab 48. Hadiah Spesial Untuknya (Ara)
49 Bab 49. Teman Alan
50 Bab 50. Kebenaran yang Pahit
51 Bab 51. Aku Putra Digantara (Alan)
52 Bab 52. Dia Bukan Pria sempurna (Ara)
53 Bab 53. Titik Terang
54 Bab 54. Awal Yang Indah (Ara)
55 Bab 55. Professor?
56 Bab 56. Menjadi Seorang Abi? (Alan)
57 Bab 57. Hubby Ngidam ya? (Ara)
58 Bab 58. Waktu Tidak Bisa Diputar Kembali
59 Bab 59. Ada Apa Dengannya? (Ara)
60 Bab 60. Tidak akan aku berikan celah sedikitpun (Alan)
61 Bab 61. Pertemuan yang di rencanakan
62 Bab 62. Air Mata Bahagia (Ara)
63 Bab 63. Bagaimana dengan hadiahku? (Alan)
64 Bab 64. Kerinduan
65 Bab 65. Hanya sebuah mimpi kan? (Ara)
66 Bab 66. Kembalikan dia padaku (Ara)
67 Bab 67. Siapa dia sebenarnya?
68 Bab 68. Tolong mengertilah (Ara)
69 Bab 69. Kehadiran Junior
70 Bab 70. Tidak akan pernah berubah
71 Bab 71. Bingung (Ara)
72 Bab 72. Tak akan aku lepas lagi (Alan)
73 Bab 73. Flash Back
74 Ucapan Terima Kasih
75 Bab 74. Flash Back 1
76 Bab 75. Flash Back 2
77 Bab. 76. Flash Back 3
78 Bab 77. Paman Alex (Ara)
79 Bab 78. Permintaan Maaf
80 Bab 79. Tentang Grace (Alan)
81 Epilog
82 Ekstra Part 1
83 Ekstra Part 2
84 Ekstra Part 3
85 Ekstra Part 4
86 Ekstra Part 5
87 Ekstra Part 6
88 Ekstra Part 7 (End)
89 Ucapan Terimakasih
90 Promosi
91 Promosi Novel baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1. Kecewa (Ara)
2
Bab 2. Mungkin Bukan Jodoh (Ara)
3
Bab 3. Aku Mencintainya (Alan)
4
Bab 4. Lamaran Orang Asing (Ara)
5
Bab 5. Aku Cemburu (Alan)
6
Bab 6. Keputusanku Sudah Bulat (Alan)
7
Bab 7. Hati Yang Terluka (Ara)
8
Bab 8. Salah Faham (Ara)
9
Bab 9. Apa Dia Lebih Spesial Dariku? (Alan)
10
Bab 10. Menjadi Seorang Istri (Ara)
11
Bab 11. Menunggu (Ara)
12
Bab 12. Milikku Seutuhnya (Alan)
13
Bab 13. Sebenarnya Siapa Aku dalam Hatimu? (Ara)
14
Bab 14. Persaingan Baru Dimulai (Ara)
15
Bab 15. Dia menyukaiku? (Alan)
16
Bab 16. Apa kamu tahu apa itu arti cinta?(Ara)
17
Bab 17. Ternyata Dia Mencintaiku (Ara)
18
Bab 18. Siapa Sebenarnya Diriku? (Dio)
19
Bab 19. Menikahi Adikku? (Alan)
20
Bab 20. Balas Dendam (Ara)
21
Bab 21. Jadikan Aku Istri Seutuhnya (Ara)
22
Bab 22. Menghindar (Ara)
23
Bab 23. Maaf (Alan)
24
Bab 24. Honeymoon? (Ara)
25
Bab 25. Kejutan dan Liburan (Alan)
26
Bab 26. Tanah Rencong (Ara)
27
Bab 27. Tempat Bersejarah Di Tanah Rencong (Ara)
28
Bab 28. Aku meminta hadiah itu malam ini, apa kamu mengizinkannya? (Alan)
29
Bab 29. Panggilan Baru
30
Bab 30. Kembali Ke Jakarta (Ara)
31
Bab 31. Keputusan yang Berat (Alan)
32
Bab 32. Ara Cemburu Bi (Ara)
33
Bab 33. Malam Berharga (Ara)
34
Bab 34. Terlambat (Alan)
35
Bab 35. Sebelum Perpisahan (Ara)
36
Bab 36. Dia Benar-Benar Pergi (Ara)
37
Bab 37. Hari Pertama
38
Bab 38. Semoga Hanya Sebuah Mimpi (Ara)
39
Bab 39. Kesalahan Terbesarku (Alan)
40
Bab 40. Hanya Ingin Mengembalikan Senyumanmu
41
Bab 41. Melepas Rasa Rindu
42
Bab 42. Mengikhlaskan Apa yang Telah Terjadi
43
Bab 43. Perkumpulan Keluarga Besarku (Ara)
44
Bab 44. LDR Itu Memang Berat (Ara)
45
Bab 45. Sebuah Kebenaran
46
Bab 46. Dia Terlalu Berharga
47
Bab 47. Menyusul Ke Amerika
48
Bab 48. Hadiah Spesial Untuknya (Ara)
49
Bab 49. Teman Alan
50
Bab 50. Kebenaran yang Pahit
51
Bab 51. Aku Putra Digantara (Alan)
52
Bab 52. Dia Bukan Pria sempurna (Ara)
53
Bab 53. Titik Terang
54
Bab 54. Awal Yang Indah (Ara)
55
Bab 55. Professor?
56
Bab 56. Menjadi Seorang Abi? (Alan)
57
Bab 57. Hubby Ngidam ya? (Ara)
58
Bab 58. Waktu Tidak Bisa Diputar Kembali
59
Bab 59. Ada Apa Dengannya? (Ara)
60
Bab 60. Tidak akan aku berikan celah sedikitpun (Alan)
61
Bab 61. Pertemuan yang di rencanakan
62
Bab 62. Air Mata Bahagia (Ara)
63
Bab 63. Bagaimana dengan hadiahku? (Alan)
64
Bab 64. Kerinduan
65
Bab 65. Hanya sebuah mimpi kan? (Ara)
66
Bab 66. Kembalikan dia padaku (Ara)
67
Bab 67. Siapa dia sebenarnya?
68
Bab 68. Tolong mengertilah (Ara)
69
Bab 69. Kehadiran Junior
70
Bab 70. Tidak akan pernah berubah
71
Bab 71. Bingung (Ara)
72
Bab 72. Tak akan aku lepas lagi (Alan)
73
Bab 73. Flash Back
74
Ucapan Terima Kasih
75
Bab 74. Flash Back 1
76
Bab 75. Flash Back 2
77
Bab. 76. Flash Back 3
78
Bab 77. Paman Alex (Ara)
79
Bab 78. Permintaan Maaf
80
Bab 79. Tentang Grace (Alan)
81
Epilog
82
Ekstra Part 1
83
Ekstra Part 2
84
Ekstra Part 3
85
Ekstra Part 4
86
Ekstra Part 5
87
Ekstra Part 6
88
Ekstra Part 7 (End)
89
Ucapan Terimakasih
90
Promosi
91
Promosi Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!