Happy Reading Guys...
***
Kenny POV
Aku menarik nafas saat melihat 'wanita' yang dimaksud Scout. Penjagaku. Dari bentuk matanya, aku yakin dia adalah orang Asia, mungkin dari Chinese atau Jepang? Dia nampak seperti petarung dan di sana memang surganya petarung hebat.
"Selamat pagi Mrs.Sharp. Saya harap tidur anda nyenyak. Saya Sarah Lim, pengawal pribadi anda." ucapnya kaku dan datar. Dan logat Asianya begitu kental
"Yah.... Panggil aku Kenny, Sarah" namanya cukup barat untuk wajahnya.
"Yes.. Mrs..." aku ingin membantahnya untuk memanggilku Kenny saja, namun tak ada gunanya. Mungkin Scout sudah merancangnya.
"Kalo begitu ayo pergi..." ucapku riang, berusaha membagi riangnya diriku padanya namun gagal.
Kami berjalan meninggalkan rumah dan menuju mobil SUV milik Scout. Apa pun yang ada di rumah ini adalah milik Scout, walaupun dia suamiku. Namun, aku tidak mau menganggapnya begitu karena dia tidak pantas mendapatkan pengakuanku.
Sarah membuka pintunya untukku, lalu aku duduk di kursi penumpang. Lalu Sarah menuju dan duduk di kursi pengemudi.
"Kemana anda ingin pergi, Mrs?" dia mentapku dari kaca mobil.
"Ke toko bunga, Sarah" ujarku dan segera mobil segera meluncur.
Kota New York ramai dan dingin. Sekarang sudah memasuki musim gugur, dedaunan berguguran dan tentu jalanan New York masih ramai walau sangat dingin di luar.
Setelah sampai, aku masuk ke toko bunga, dan memilih bunga tulip dan easter.Setelah itu, kami pergi lagi. Aku menginstruksikan dia agar menuju pemakaman umum. Jaraknya cukup jauh, namun aku menyukai perjalananku.
Aku melihat orang-orang yang berlalu lalang, lalu memikirkan apakah orang-orang itu memiliki masalah lebih berat dariku. Aku mungkin bisa bernapas dengan bebas sekarang, namun aku tidak tau kejiwaan Scout.
Dua tahun aku menikah dengannya, dan selama dua tahun ini aku tidak mengerti bagaimana sifatnya, temperaturnya sangat cepat berubah. Dia bisa menjadi sangat baik, namun bisa menjadi sangat kejam.
Aku berusaha mengerti, namun tidak berhasil. Yang pada akhirnya, aku hanya berasumsi bahwa Scout adalah orang jahat dalam hidupku.
"Mrs...." Sarah memanggil
"Oh yeahh?" ucapku dan sadar dari lamunanku.
"Kita sudah sampai"
Aku terlalu banyak melamun hingga tidak sadar bahwa kami telah sampai. Aku turun dari mobil dan menggandeng dua buket bunga itu. Lalu segera angin musim gugur menghantam wajahku. Dingin dan sejuk.
"Perlu kubantu, Mrs?"
"Tidak perlu, Sarah"
Lalu kami berjalan memasuki pemakaman. Begitu suram dan sepi. Angin mengkibarkan rambut serta mantelku. Dan Sarah mengikutiku dengan jarak amannya. Tidak jauh dan tidak terlalu dekat.
Setelah berjalan di jalan setapak selama tiga menit, aku sampai pada makam kedua orang tuaku. Aku menaruh bunga tulip itu diantara makan yang di gandengkan itu. Aku memejamakan mata, merasakan angin dan sunyi yang damai. Mendoakan kedua orangtuaku. Seandainya waktu bisa di putar. Walau hanya semenit, aku ingin bertanya mengapa ayahku tega melakukan hal buruk ini padaku saat dua tahun lalu, membuat aku terperangkap dalam lingkaran penyiksaan ini.
Setelah cukup lama merenung seraya menatap nisan itu, aku bergerak dari posisiku. Mengucapkan salam perpisahan dalam hati. Lalu berjalan lagi di jalan setapak.
Lalu aku melihat nisan itu. Nisan kedua orang tua Scout. Aku menaruh bunga easter. Scout tidak pernah bercerita tentang orangtuanya, namun aku tau dia adalah anak yatim piatu sejak umur belia.
"Maafkan aku yang tidak bisa mencintai putra kalian... Dan maaf jika aku tidak pernah berusaha mencintainya. Aku menyanyangi orang lain. Tapi aku selalu berharap jika Scout suatu saat menemukan cinta sejatinya. Orang yang mau mencintainya dengan tulus... Aku tidak akan menutup kegembiraanku saat Scout menemukan cinta sejatinya dan melepaskanku. Aku selalu bertanya, kenapa dia menikahiku padahal tidak menyukaiku. Putra kalian selalu memukulku... Memberikan mimpi buruk padaku..... Dan... Dan... " aku merasakan air mataku yang sudah menganak sungai. Betapa hinanya aku, menyalahkan sesuatu yang bukan kesalahannya pada orang yang sudah meninggal.
Aku mulai tertawa kecil, tertawa ironis. Betapa aku ingin berpisah dengan Scout. Aku hampir putus asa. Betapa sangat menyebalkannya merasakan harapan bertumbuh dalam diriku saat melihat Harry.
Betapa aku berharap memiliki happy ending layaknya cerita roman yang kubaca selama ini.
Aku menghela nafas, dan berjalan menjauh. Menuju ke areal pemakaman yang semakin naik. Lalu berhenti di dekat pohon yang daunnya mulai habis berguguran. Aku duduk disana dan menyandarkan tubuhku. Lalu aku mulai menangis. Menangis mengapa nasibku bisa sejelek ini.
Lama aku menangis, hingga rintik gerimis mulai turun. Hujan halus itu bagai embun di udara. Lalu sebuah payung hitam ada di atas kepalaku. Aku melihat Sarah di sana. Dia memandang lurus ke depan, memandang hamparan rumput dan kota New York yang jauh. Wajahnya datar. Sejenak aku berpikir dia akan menghiburku. Tapi agaknya tidak mungkin
"Thank you, Sarah" bisikku.
***
"Anda ingin kemana, Mrs?" tanya Sarah setelah mobil melaju meninggalkan pemakaman
"Berkeliling saja"
Lalu Sarah mulai mengendarai mobil menembus kota New York. Dari caranya membawa mobil, nampaknya dia sudah lama tinggal dia New York. Dia nampaknya mengenal setiap sudut kota ini.
Aku melihat wajah Sarah yang datar, entah mengapa aku ingin memercayainya dan ingin bercerita tentangku. Entah karena suasana hatiku sedang buruk atau karena begitu sepi. Aku tak tau alasan yang mana
"Kau tau, Sarah?" ujarku dengan masih tetap menyandarkan kepalaku pada jendela mobil dan melihat kota New York.
"Yes, Mrs?"
"Aku tidak menyukaimu,Tuanmu. Aku menyukai orang lain. Tiga tahun yang lalu aku berpikir aku akan menikahi orang yang kucintai. Memiliki anak dan keluarga kecil yang bahagia. Aku percaya itu akan terjadi karena seumur hidupku semua berlangsung dengan mulus segala aspek dalam hidupku. Aku punya keluarga berada, punya tunangan yang tampan dan kaya serta baik. Aku punya semuanya. Hingga Scout dayang membawa tragedi padaku. Lalu satu demi satu tragedi itu mengubah kehidupanku yang manis menjadi pahit. Sulit dipercaya, tapi itulah yang terjadi."
Tak ada respon dari Sarah.
"Dan kau tau salah satu tragedi itu, Sarah? Aku duduk di mobil bersama denganmu." ucapku dan tertawa dan sayangnya Sarah tidak bereaksi apapun. Setidaknya aku berharap dia menyeringai atau apalah tapi dia adalah Sarah dengan wajah dinginnya.
"Dari mana Scout mendapatkanmu, hah?" ucapku masih tetap terkekeh.
"Apa anda ingin pulang, Mrs?" Dia mengabaikanku.
"Ya.. Ya..ya.." ujarku jengkel.
****
Thank You for reading gais, berikan komentar dan saran gaizz. XOXO. Aress
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dwi Sasi
❤️❤️❤️
2023-10-23
0
Fia Azzahra
Tahun 2023... Baca ulang cerita ini... Tetap suka seperti cerita2 Ms yang lain....❤❤
2023-01-31
0
Nina Melati
masih penasaran Thor knpa Kenny bisa sama Scot
2022-11-23
0