Tempat Terakhir

Tempat Terakhir

Adila Dilara

Aku Adila Dilra, seorang guru Taman Kanak kanak, usia ku kini menginjak 20 tahun bulan lalu, aku sangat senang melihat senyuman mereka yang setiap hari hadir bagaikan imun dalam tubuh ku, senyuman mereka tulus dan selalu membuat ku merasa ini semua, seisi dunia hanya milik ku dan mereka.

Pagi ini cuaca agak sedikit mendung, tapi aku harus tetap ceria, matahari tak boleh tidur bukan disaat pagi seperti ini, walau sedikit redup bukan tak bisa menyinari kan?

Itulah yang selalu menjadi penyemangat dalam hari hari ku.

"Dil, kamu mau berangkat sekarang atau tunggu sebentar lagi? kalau gini caranya abang bisa telat ke kantor nih."

Ya... itu suara Abang ku, aku hanya 2 bersaudara.

"Iya Bang, sebentar Adila sedang cari crayon." teriak ku dari dalam rumah,

"Aduh dimana ya? mungkin tertinggal dikelas kali ya?" aku berbicara sendiri sambil mengingat ingat. Lalu tangan seseorang memberikan apa yang ku cari.

"Adila, ini crayon yang kamu carikan, orang taruhnya sembarangan."

Ya... itu mama yang selalu siaga, tapi ocehannya selangit, kami sebagai anak tidak pernah bisa membantahnya, entahlah mungkin jiwa mama yang memang di didik keras kali ya?

"Makasih, mama ku tercinta, emmmm muahcc." suara ku gemas mencium pipinya.

Aku melenggang keluar naik ke motor Ninja Bang Fano, huh... tua bangka ini selalu saja marah setiap pagi.

Kakak ku selalu setia antar jemput, bahkan Bang Fano rela jemput aku malam hari saat aku sedang berlatih tekwondo, atau badminton.

Aku sangat suka bela diri, bahkan aku sudah pernah mendapat mendali emas, kini sabuk ku juga sudah tidak main-main, aku sudah mendapat sabuk hitam meski baru DAN I.

Hemmm...

Aku sudah sampai di tempat ku mengajar hanya 10 menit dari rumah, itu juga kalau diantar bang Fano.

"Hai... teman teman." Aku mengangkat tangan menyapa para murid yang berhamburan keluar menjabat tangan ku.

"Hallo ibu cantik..." mereka memang selalu memanggil ku dengan sebutan yang menurut ku lucu tapi seperti menuakan umur ku yang baru 20 tahun.

Pagi ini tepat pukul 08.00 aku mulai menyiapkan bahan palastisin untuk kami bermain. Anak-anak terlihat antusias saat membuat pola bentuk yang mulai terlihat aneh dimata ku.

Aku yang hanya mengamati mereka kemudia memperlihatkan karya ku pada mereka.

"Tema-teman, ayo mana? apa yang kalian buat? punya ibu sudah hampir selesai."

tangan ku mengangkat bunga mawar yang terbuat dari plastisin tadi.

"Wah... Silvy mau ibu, itu buat aku ya..." paksa seorang anak bernama Silvy,

"Silvy buat sendiri dong, bahannya kan sudah ibu kasih." jawab ku seperti anak yang tak mau berbagi mainan, tapi dengan nada selembut mungkin.

Jam kelas sudah berakhir, aku duduk disofa ruang guru, aku sibuk mengecek absen dan juga beberapa nilai serta progres mereka selama 1 bulan ini, Aku bersiap membuka labtop dan mengerjakan laporan.

Tak terasa jam sudah menunjukan waktu Asar, waktunya aku solat dan bergegas pulang.

Biasanya tidak sampai sesore ini sih, tapi tadi aku ke asikan jadi lupa waktu deh.

Aku pun berpamitan kepada para rekan kerja ku yang sesama guru disini.

Aku pun melangkahkan kaki ku dengan rasa semangat yang tinggi, aku sangat bahagia hari ini, dan aku tak tau apa alasannya.

Terpopuler

Comments

Adeyan Simamaora

Adeyan Simamaora

cantik

2023-07-20

0

Winarni Soekarno

Winarni Soekarno

ibu cantik 🥰🥰🥰🧕

2022-06-30

0

Gustoe Doel

Gustoe Doel

aku cantik

2021-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!