Tujuan Wushuang datang ke tempat itu tidak lain untuk memamerkan gelar barunya, gelar yang satu tahun lalu merupakan gelar yang disandang oleh Miaoling. Tidak hanya itu, tujuan utama wanita itu datang mengunjungi Miaoling … adalah untuk membunuhnya.
“Wushuang! Apa salahku padamu!?” teriak Miaoling seraya memberontak dan mencoba melepaskan diri dari dua prajurit yang mencengkeram kedua lengannya. Hatinya terasa begitu sakit mendengar kebenaran yang terucap dari mulut Wushuang.
Qiuyue benar … semuanya adalah ulah Wushuang. Dalang sebenarnya dari semua musibah yang menimpa Miaoling selama ini tidak lain adalah adiknya sendiri!
“Adik? Ha ha ha!” Wushuang tertawa nyaring mendengar ucapan Miaoling. “Sebagai anak dari seorang selir, tidak ada yang pernah benar-benar menganggapku sebagai adikmu! Aku selalu yang kedua bila dibandingkan dengan dirimu! Semua usaha yang kulakukan untuk menjadi yang terbaik tetap terselimuti oleh bayang-bayang dirimu!”
Merendah, menunduk, selalu menjadi yang kedua, semua hal itu menjadi alasan kebencian menumpuk di dalam hati Wushuang. Dianugerahi panggilan ‘Peony kerajaan’? Apa gunanya? Di penghujung hari, Wushuang hanyalah anak dari seorang selir yang memiliki kedudukan lebih rendah dibandingkan Miaoling yang merupakan putri dari istri sah!
Wushuang memperhatikan wajah kakaknya itu. Dua bola mata hitam yang begitu mirip dengan sang Ayah, hidung yang mancung dan dilengkapi dengan bibir tipis setipis kelopak bunga plum. Walau debu dan lusuh menyelimuti wajahnya, tapi Wushuang tidak bisa mengelak kalau Miaoling memang cantik.
Sayang, tidak cukup cantik bila disandingkan dengan Wushuang.
Sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di wajah Miaoling. Alih-alih mengerang kesakitan seperti yang diharapkan oleh Wushuang, Miaoling menggertakkan giginya dan melotot ke arah Wushuang. Air mata yang berkumpul di pelupuk mata Miaoling membuat matanya berkaca-kaca.
“Wushuang … apa yang pernah kulakukan padamu sampai-sampai kau melakukan hal ini kepadaku? Menghasut suamiku, membunuh anak dalam kandunganku, menghancurkan hidupku …. Aku sama sekali tidak mengerti! Aku ini kakakmu!” teriak Miaoling, hatinya terasa begitu sakit. “Apakah aku pernah berbuat jahat padamu? Jelaskan!”
Wushuang berbalik dan membelakangi Miaoling, menghadap ke arah pintu yang terbuka lebar. “Kakakku? Hah!” Wushuang tersenyum mengejek. “Salahkan dirimu menyukai pria yang salah. Dari semua pria yang ada di dunia ini, kau malah menyukai seorang pria yang menginginkan takhta ….” Wushuang terdiam sesaat sebelum akhirnya melanjutkan. “Huang Miaoling, kedudukan permaisuri adalah milikku seorang. Kau … tidak pantas!”
Ya, dia, Huang Wushuang … adalah wanita yang dianugerahkan panggilan ‘Peony Kerajaan Shi’, sebuah panggilan yang diberikan oleh sang Kaisar terdahulu karena kecantikannya yang tiada tara. Tidak hanya cantik, Wushuang juga merupakan wanita paling bertalenta di kerajaan Shi. Oleh karena itu, kedudukan permaisuri lebih pantas diduduki olehnya!
Di sisi lain, Huang Miaoling … siapa dia? Hanya seorang gadis yang dilahirkan oleh istri sah keluarga Huang. Tanpa perlu bekerja keras, permaisuri berniat menjodohkannya dengan Pangeran Mahkota, Wang Zhengyi. Akan tetapi, bukannya berterima kasih, dia malah beralih dan mengejar Pangeran keenam, Wang Chengliu.
Namun, sepertinya keberuntungan berada di pihak Miaoling. Wang Chengliu bukan hanya pria yang cerdas, dia juga memiliki ambisi tersembunyi. Dengan kemampuannya yang luar biasa, ditambah dengan dukungan keluarga Huang, Wang Chengliu berhasil merebut takhta dan menjadi kaisar. Sebagai istri sah Wang Chengliu, Miaoling secara otomatis menjadi … permaisuri.
Mengingat betapa mudahnya Miaoling mendapatkan kedudukan permaisuri yang dengan susah payah berusaha untuk dia dapatkan, Wushuang mengepalkan tangannya. Wanita itu tiba-tiba tersenyum mengejek. ‘Heh, tapi memang takdir berada di pihakku, kedudukan permaisuri sekarang sudah menjadi milikku.’
Setelah mendengar ucapan Wushuang, Miaoling menatapnya kosong. “Hanya … karena kau ingin menjadi seorang permaisuri?” Miaoling tidak pernah menyangka kalau adiknya akan menghancurkan hidupnya hanya karena sebuah kedudukan.
Kalau bukan karena Wang Chengliu dan ambisinya, Miaoling tidak akan pernah untuk bahkan bermimpi menjadi seorang permaisuri. Kalau bukan karena Miaoling mencintai Wang Chengliu dan membantunya, pria itu juga mungkin tidak akan pernah menjadi seorang kaisar. Kalau Wang Chengliu bukan seorang kaisar, apakah adiknya akan melakukan hal sekejam ini?
Takdir … telah mempermainkan dirinya.
Malas berdebat lebih jauh dengan Miaoling, Wushuang langsung menurunkan perintah, “Berikan Huang Miaoling pilihannya!”
Setelah Wushuang mengatakan hal tersebut, seorang kasim yang sedari tadi berada di pojok ruangan langsung menghampiri Miaoling dengan sebuah nampan kayu. Di atas nampan kayu itu terdapat dua benda, sebuah cangkir dan sebuah belati.
Kedua benda itu adalah pilihan bagi Miaoling. Mati dengan racun … atau mati dengan belati.
Kedua prajurit langsung melepaskan cengkeraman mereka terhadap Miaoling, masing-masing bersiaga sembari menyentuh pangkal pedang mereka … kalau-kalau wanita di hadapan mereka itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak.
“A Cheng [1] tidak akan pernah memaafkanmu!”
Ucapan Miaoling langsung membuat Wushuang tertawa keras. “Ha ha ha! Apa katamu? Chengliu tidak akan pernah memaafkanku? Tidakkah kau tahu? Dia adalah orang yang paling menginginkan kematianmu!”
“Tidak mungkin! A Cheng tidak akan melakukan itu kepadaku!” Miaoling mengepalkan kedua tangannya. Entah kenapa, mulutnya terasa asam ketika mengatakan hal tersebut.
“Huang Miaoling, kau benar-benar seorang wanita bodoh. Cinta telah membutakanmu dari kenyataan sebenarnya! Keberadaanmu bagaikan duri dalam daging bagi Wang Chengliu.” Wushuang mendengus. “Seorang permaisuri yang menguasai dua per tiga kekuatan militer kerajaan dan selalu ikut campur dalam urusan pemerintahan. Bagaimana mungkin Wang Chengliu bisa sepenuhnya menguasai kerajaan Shi dengan dirimu di sisinya?
Tidak hanya itu, kau selalu bertentangan dengan keinginannya. Dengan lancang kau berani mempertanyakan setiap keputusannya di depan para menteri dan pejabat kerajaan. Kenapa kau tidak sekalian mengambil posisi kaisar?!” ujar Wushuang dengan sebuah senyuman mengejek.
Pandangan Miaoling jatuh ke lantai, hatinya menghentikan benaknya untuk mengakui hal tersebut. “A Cheng ….”
Miaoling tidak berani percaya kalau suaminya akan berpikir seperti itu. Suaminya pasti tahu … tahu kalau semua yang Miaoling lakukan … adalah untuk kebaikan Wang Chengliu dan kerajaan ini!
Akan tetapi … begitukah?
Apakah dirinya hanya sebuah duri dalam daging?
Akankah lebih baik baginya untuk pergi dari sisi Wang Chengliu?
Bisakah pria itu lebih… bahagia?
Miaoling mengulurkan tangannya untuk meraih salah satu benda dari nampan, terlihat dia ingin meraih cangkir berisi racun. Di saat tangan Miaoling menyentuh cangkir tersebut, kedua prajurit pun sedikit menghela napas, sedikit lega melihat wanita itu tidak berniat melawan.
Mata Miaoling menatap cairan gelap di dalam cangkir. Itu … adalah kematian. Miaoling mendekatkan cangkir itu ke bibirnya, matanya tertutup.
Tiba-tiba, mata Miaoling terbuka, membuat Wushuang langsung tersentak. Pandangan wanita itu tidak terlihat seperti seseorang yang sudah menyerah. Wushuang pun langsung mengerti apa yang Miaoling ingin lakukan.
Sebelum Wushuang sempat mengatakan apapun, Miaoling langsung melemparkan isi cangkir ke arah kedua prajurit di belakangnya. Kemudian, dia meraih belati di atas nampan, mendorong kasim tersebut menjauh dari jalannya dan melesat secepat mungkin ke arah Wushuang.
Dengan belati terarah ke leher Wushuang, semua orang langsung tergagap. Dari mana datangnya tenaga wanita ini?! Tiga hari sebelumnya, Wushuang sudah menyuruh para pelayan untuk tidak memberikannya makanan sama sekali. Bagaimana mungkin Miaoling masih memiliki begitu banyak tenaga?
Kenyataannya, tidak ada dari mereka yang tahu kalau Miaoling berjuang mati-matian untuk tetap hidup tiga hari belakangan ini. Dengan daging tikus sebagai lauknya dan air dari hujan yang sesekali turun sebagai minumannya, Miaoling berhasil bertahan hidup … sampai hari ini.
“H-Huang Miaoling, K-kau—!” Wushuang langsung menutup mulutnya ketika Miaoling mendekatkan belati itu ke lehernya. Kalau wajahnya hancur, Wushuang tidak akan bisa mempertahankan posisinya sebagai seorang permaisuri.
“Perintahkan semuanya untuk menjauh! Kalau tidak, jangan salahkan aku menghancurkan wajahmu!” Miaoling tahu, wajah cantik adalah senjata paling hebat yang Wushuang miliki selain kelicikannya yang tiada tara. Tanpa wajah cantiknya, Wushuang tidak akan pernah bisa mempertahankan posisi permaisuri yang dia impikan itu.
Wushuang baru saja mendapatkan posisi ini! Dia tidak rela kehilangan kedudukannya secepat ini! Tidak … dia tidak rela kehilangan kedudukannya sebagai permaisuri sampai kapanpun! Hanya dirinya yang bisa menjadi permaisuri, hanya Huang Wushuang!
“Mundur! Semuanya mundur!” perintah Wushuang setengah berteriak. Lehernya dengan sengaja dicondongkan menjauh dari belati yang hampir menyentuh kulitnya yang mulus itu. “Huang Miaoling! Kalau kau menghancurkan wajahku, aku tidak akan membiarkanmu mati dengan mudah!”
“Heh!” Miaoling mendengus. “Kau pikir kau berada di posisi untuk mengancamku?” Setelah mengatakan itu, ekspresi Miaoling mengeras. “Bawa aku menemui A Cheng,” ucapnya. Miaoling ingin mendengar sendiri kalau pria itu benar-benar mengutus Wushuang untuk membunuhnya atau tidak.
Tiba-tiba, sebuah suara yang familiar berteriak dari arah luar ruangan. “Berhenti!”
‘Suara itu ….’ Hati Miaoling langsung melembut. Suara itu adalah suara yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.
Miaoling menurunkan belatinya. Dengan sebuah senyuman terlukis di wajahnya, Miaoling memutar tubuhnya untuk melihat pemilik suara tersebut.
“A Chen—!”
Belum sempat Miaoling menyelesaikan ucapannya, wanita itu langsung membeku ketika pria dengan wajah tampan itu mengarahkan sebilah pedang ke arahnya. Benci, takut, dan … jijik. Itu adalah pandangan yang diberikan oleh pria tersebut.
“A … Cheng?”
Mata Wang Chengliu melirik ke arah Wushuang yang jatuh terduduk di lantai sembari menyentuh luka goresan di lehernya yang mulai mengeluarkan darah. “Huang Miaoling! Kau adalah wanita yang sangat kejam! Mencoba membunuh adikmu sendiri …. Aku benar-benar telah salah menilaimu. Tidak seharusnya aku menikahi dirimu!”
“A Cheng, aku bisa menjelaskan—!”
Miaoling melangkah maju satu langkah, berniat menghampiri suaminya itu dan menjelaskan semuanya. Dia tidak memiliki maksud untuk melukai Wushuang, dia hanya dipojokkan dan tidak memiliki jalan lain!
“Tutup mulutmu!” Suara Wang Chengliu yang begitu keras membuat Miaoling tersentak.
Ekspresi Wang Chengliu jelas menunjukkan kalau dia tidak berniat mendengar apapun yang diucapkan Miaoling. Di mata pria itu … di mata semua orang, Miaoling adalah penjahat sebenarnya.
Di saat Miaoling dan Wang Chengliu sedang sibuk menatap satu sama lain, Wushuang melirik salah satu prajurit yang berada di belakang Wang Chengliu, wanita itu mengangguk kecil kepada prajurit tersebut. Melihat kode yang diberikan oleh Wushuang, prajurit itu pun langsung menarik belati kecil dari pinggangnya dan mulai menghampiri Wang Chengliu.
Miaoling yang pertama kali melihat hal tersebut bergegas mencoba menghentikan prajurit itu. Dengan cepat, Miaoling melemparkan belati di tangannya. Ketika belati yang dilemparkan oleh Miaoling melewati sisi wajahnya, Wang Chengliu yang masih bingung dengan apa yang sedang terjadi hanya bisa membeku di tempatnya. Dalam sekejap, belati yang dilemparkan Miaoling tertancap tepat di tengah dahi prajurit tersebut.
Melihat prajurit itu jatuh lemas tak bernyawa, tubuh Miaoling yang menegang karena khawatir kembali santai melihat suaminya aman. Di saat Chengliu sedang memperhatikan mayat prajurit itu, Miaoling bisa merasakan dua bilah besi dingin menyentuh kulitnya dan dengan cepat mengoyak dagingnya, menembus tubuhnya.
Hal terakhir yang Miaoling lihat … adalah sosok suaminya memeluk wanita lain selagi menatap dirinya seperti kotoran yang harus segera menghilang. Itu adalah akhir dari kehidupan Huang Miaoling, istri dari Wang Chengliu, Permaisuri yang Terbuang.
Mengingat kematiannya yang begitu tragis di kehidupan sebelumnya, Miaoling memukul keras meja rias yang ada di depannya. Pukulan Miaoling begitu keras hingga semua barang-barang yang ada di atas meja itu berjatuhan ke lantai.
‘Semuanya … semua orang yang telah menindasku … aku akan membalas mereka semuanya!’
Tiba-tiba, suara seorang gadis yang berasal dari luar ruangan mengagetkan Miaoling. “Nona, Nona … apakah kau baik-baik saja?”
Kepala Miaoling dengan cepat berputar menghadap pintu panel. Bayangan seorang gadis yang terbentuk akibat sinar matahari yang menyeruak masuk bisa terlihat. Suara itu … Miaoling sangat mengenalnya. Selama dua puluh dua tahun, suara itu telah menemaninya dengan setia.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Miaoling langsung berlari kecil ke arah pintu. Jantungnya berdetak dengan begitu kencang, begitu senang, begitu girang, begitu tidak sabar.
Ketika dia membuka pintu tersebut, mata Miaoling bertemu dengan mata polos seorang gadis. Gadis itu mengenakan pakaian seorang pelayan. “Qiuyue ….”
____
[1] A Cheng: panggilan Huang Miaoling untuk suaminya. Perlu diperhatikan kalau ‘A + nama merupakan salah satu kata yang sering digunakan untuk panggilan sayang.
____
A/N: Hello Readers, ini Luke, Author dari Phoenix Reborn / 重生嫡女. Penasaran menurut kalian sejauh ini apa tanggapan kalian mengenai cerita ini? Dalam hal diksi, karakter, dll. Author excited banget untuk dengar pendapat kalian.
Also, this time, Author punya gift untuk kalian, yaitu image characters~ Yay~ Disclaimer ya, gambarnya bukan hasil gambar Author, tapi nama dan editan itu semua hasil kerja Author.
Thank you for reading this far! See you in the next chapter!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Shimizu_Shua
berapa kali pun dibaca ulang, aku gak bosan sama cerita satu ini 😭
2024-06-25
1
Ulil
next favorit
2023-02-28
2
NENG IKA WULANDARI
mencoba membaca,,, episode sangat panjanh, hehe
2022-12-25
0