Setelah Aluna pulang, Radit masuk ke kamar Revan tanpa mengetuk pintu.
"Ada apa?" tanya Revan yang sedang duduk di sofanya.
Radit duduk di tempat tidur Revan
"Kau tau apa yang ku alami hari ini?" tanya Radit
"Apa?" tanya Revan
"Sekarang aku semakin iri pada mu Kak, kau sangat beruntung dalam hal apapun" ucap Radit tiba-tiba
"Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?" tanya Revan
"Aku tau kau dan Aluna pernah bersama waktu dulu, kau sangat beruntung bisa bersamanya, sedangkan aku menolaknya karna dibutakan cinta yang lain, sekarang karna kalian sudah berpisah bisakah aku bersamanya?" tanya Radit
"Kau sudah punya tunangan kau tidak berhak bicara seperti itu" kata Revan
"Aku dan Aira sudah putus, dan sekarang aku ingin bersama Aluna, sekarang aku baru sadar kalau menilai orang jangan dari luarnya, aku ingin memulai semuanya dari awal" ucap Radit
Revan terlihat kesal mendengarnya.
"Hanya itu yang ingin kusampaikan" kata Radit lalu berjalan pergi dan tersenyum.
"Tunggu...!" ucap Revan menghentikan Radit.
"Kenapa?" tanya Radit tersenyum tanpa berbalik.
"Kau jangan menjadikannya sebagai pelampiasan" ucap Revan
"Tidak akan, kenapa kau khawatir, bukankah kau membencinya? Aku sudah tau semuanya" kata Radit memancing
"Ya aku membencinya" ucap Revan singkat.
"Kau akan menyadari semuanya dan menyesal saat kau kehilangannya, dan kau juga harus tau kalau seseorang pergi pasti karna punya alasan" ucap Radit
Revan hanya diam mendengarnya
Radit keluar dari kamar Revan dan langsung masuk ke kamarnya, Radit mengumpulkan lukisan wajah Aira untuk membakarnya.
Aira menelpon berkali-kali tapi Radit langsung melemparkan ponselnya hingga pecah.
Radit berjalan ke belakang rumah dan mulai membakar satu persatu kenangan tentang Aira.
Revan keluar dari kamar dan melihat kesedihan Radit.
Keesokan harinya saat semuanya sarapan, Radit tidak juga keluar dari kamar.
Maya langsung pergi ke kamar Radit untuk melihatnya.
Maya membuka pintu dan melihat Radit masih berbaring.
"Radit, kenapa belum bangun juga" ucap Maya
Radit membuka matanya dan melihat ke arah Mamanya.
"Ada apa?" tanya Maya
"Ma, maaf karna selama ini aku membangkang kalian," ucap Radit tiba-tiba.
"Memangnya ada apa? kok kamu jadi bicara seperti ini" tanya Maya khawatir
"Kalau saja aku mendengar apa yang Mama katakan pasti gak akan sesakit ini" ucap Radit sedih
"Ada apa? cepat katakan" ucap Maya semakin penasaran
"Aira memang bukan wanita yang baik seperti yang Mama katakan" ucap Radit sedih
"Kemarin aku dan Aluna mergoki dia di hotel bersama Yuda" ucap Radit
Maya langsung memeluk Radit yang sudah mulai meneteskan air mata.
Maya terlihat ikut sedih.
"Jangan sedih, masih banyak di luar sana wanita yang baik" ucap Maya sambil mengusap punggung Radit.
Radit hanya mengangguk.
Beberapa hari berlalu, semua orang di kediaman Brata kumpul seperti biasa untuk sarapan.
"Pa, Ma aku berangkat dulu" ucap Revan
"Hari ini aku masuk kerja, nebeng" kata Radit
"Ya sudah ayo" ajak Revan
Maya dan Brata hanya saling lihat.
Di jalan
"Kak singgah dulu ke toko bunga" kata Radit
"Mau ngapain?" tanya Revan bingung
"Ngapain lagi, ya beli bunga dong" ucap Radit
Revan langsung berhenti di depan toko bunga.
"Aluna suka bunga apa?" tanya Radit pada Revan yang masih dalam mobil.
"Mawar putih" jawab Revan singkat
Radit membeli mawar putih, Revan hanya diam dingin melihat bunga itu.
"Jalan ini melewati rumah sakit tempat Aluna kerja, jadi kita mampir sebentar" ujar Radit
"Kita akan terlambat" kata Revan yang berusaha mengelak dari bertemu Aluna.
"Kita bosnya gak akan ada yang marah dan memecat kita" kata Radit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Herlinav Sinaga
alasan revan sj itu dit
2021-01-19
2
Ilan Irliana
cb aluna m revan...kn kek di film DOTS...tentara m dokter...hehe
2020-05-17
7
Siti Asmaulhusna
hadeeehhh dua2 nya senang pada satu wanita
2020-04-30
4