Akhir pekan
Radit dan Aluna makan siang di Restoran hotel.
"Terima kasih sudah traktir," ucap Aluna sambil tersenyum ke arah Radit.
"Sesekali, lain kali kamu yang harus traktir" balas Radit ikut tersenyum.
"Kau tidak jalan dengan Aira hari ini?" tanya Aluna
"Dia sibuk, akhir pekan juga bekerja, mungkin karna baru jadi dia gak enak kalau mau libur" kata Radit
"Ohhhhh...!" Aluna mengangguk-ngangguk
Saat mereka makan, tatapan Radit langsung tertuju ke Aira yang sedang menggandeng tangan Yuda saat masuk ke hotel. Aluna melihat ke arah tatapan Radit.
Radit terlihat kesal dan akan bangkit, Aluna menariknya.
"Tunggu dulu jangan gegabah" tahan Aluna
Radit melihat ke arah Aluna.
"Gak bisa, ini gak bisa dibiarkan, Yuda teman baik aku, Aira tunangan aku" ucap Radit dengan mata berkaca-kaca.
"Biar kita ikuti saja dulu mereka" ajak Aluna
Radit langsung membayar makanan mereka.
Aluna dan Radit langsung berlari pergi mengikuti arah Yuda dan Aira, Radit mengetuk pintu perlahan.
Yuda membuka pintu dan kaget melihat Radit.
Radit langsung melihat ke arah Aira.
Radit langsung memukul Yuda dengan keras.
Aluna dan Aira melerai, Aluna menarik Radit, Aira memegang Yuda.
"Kita pergi saja, untuk apa mengurusi para penghianat seperti ini" ucap Aluna sambil menenangkan Radit
Radit menatap kesal ke arah keduanya sebelum berlalu pergi.
Aira mengejarnya
"Dit dengar dulu" ucap Aira ingin menjelaskan.
"Gak perlu" ucap Radit
Radit menepis tangannya dan menjauh pergi.
Aluna menatap Aira dengan tatapan tajam.
"Aku menyesal mempercayaimu, kau tidak lebih dari srigala berbulu domba" ucap Aluna sinis.
Aira hanya diam mengepal tangan saat mendengar kata Aluna.
Aluna mengejar Radit dan langsung memegang lengannya.
Aluna pun membawa Radit pulang.
"Apa yg terjadi? kenapa kalian bisa sama-sama?" tanya Maya saat melihat kedatangan keduanya.
"Gak apa-apa, kebetulan tadi makan bersama" ucap Aluna
"Kami mau main basket di belakang" kata Radit
"O ya sudah nanti Mama bawakan cemilan untuk kalian" ucap Maya
Aluna berjalan bersama Radit ke lapangan basket.
Aluna mulai main basket bersama Radit
"Anggap bola ini mereka lemparlah sepuas kamu" ucap Aluna
Radit melempar bola itu dengan keras hingga beberapa kali, begitu juga Aluna.
Radit berteriak sekencang-kencangnya hingga terdengar oleh Mamanya.
Aluna berhenti main dan langsung duduk di tepi melihat Radit dengan iba.
Lama kelamaan Radit menitikkan air mata
Aluna mendekat ke arahnya dan menatapnya.
Radit menyandar ke Aluna dengan sedih.
"Kenapa, kenapa Na?" kata Radit frustasi
Aluna hanya diam karna tidak tau ingin mengatakan apa, yang bisa dilakukannya hanya memegang pundak Radit.
Aluna mengusap air mata Radit.
"Jangan sedih lagi" ucap Aluna
Revan baru pulang kerja dan melihat mereka dari balkon kamarnya yang memang mengarah ke lapangan basket.
"Maafkan aku, ini salahku seharusnya aku tidak membuatmu bertunangan dengannya" ucap Aluna saat menepuk pundak Radit
"Ini salahku karna mempercayai kepolosannya, dan menolak pilihan Mama"
Aluna melihat ke atas dan melihat Revan menatapnya.
Aluna tersenyum menatapnya tapi Revan tetap dingin dan langsung masuk ke kamarnya lalu menutup pintu balkonnya.
Aluna ikut sedih.
"Mungkin ini karma karna aku menolak wanita sebaik kamu" ucap Radit
Aluna hanya diam tapi tangannya terus memegang Radit untuk menenangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Alanna Th
naaah lho; jadi rebutan dr. aluna nie, thor???
2022-02-13
2
Herlinav Sinaga
takutnya radit bisa suka nantinya sm luna krn kebaikannya
2021-01-19
2
Sari Istiqomah
Assalamualaikum semangat berkarya thor
aku sudah boom like ya, mampir yuk keceritaku
Dia Untukku. Terimah Kasih.
2020-10-23
2