Di rumah kediaman Brata, Revan yang baru pulang langsung di sambut bahagia kedua orang tuanya.
"Van kamu pulang...!" seru Maya lalu mendekat ke Revan dan memeluknya erat.
"Ya Ma," kata Revan penuh senyuman.
"Kami merindukan kamu," kata Brata yang ikut memeluk Revan.
"Aku juga," ucap Revan
Radit baru pulang dan menatap dingin ke arah Revan kakaknya yang sudah lama gak pulang.
"Radit kakak kamu baru pulang kenapa tidak disapa?" ucap Papanya sedikit kesal
Radit hanya diam dan langsung masuk ke kamar.
"Anak itu benar-benar," kesal Maya
"Gak apa-apa Ma," ucap Revan memegang tangan mamanya dengan lembut.
"O ya sudah kita makan dulu sudah Mama siapkan makanan kesukaan kamu," ucap Maya sambil menarik Revan
"Iya," kata Revan tersenyum tapi wajahnya sedikit bersalah
"Bik Inah bawa barang Revan ke kamarnya," suruh Maya
"Iya Nya," kata Inah lalu menarik koper Revan ke atas.
Revan makan bersama dengan orang tuanya.
Di kamar Radit terlihat kesal sendiri, dia tidak keluar selama makan malam
Kenapa aku gak bisa hidup sesuka hatiku seperti kak Revan batinnya
Revan membuka pintu dengan pelan lalu masuk ke kamar Radit.
"Bisakah kita bicara?" tanya Revan
"Aku tidak ingin bicara denganmu, tolong keluar," usir Radit kasar.
"Bicaralah apa yang kamu rasakan, aku tidak akan marah," Revan ingin Radit meluapkan semua amarahnya daripada mendiaminya.
"Kamu tau kenapa aku membencimu?" kata Radit sambil menatap ke arah Revan.
Revan hanya diam karna sudah tau jawabannya.
"Kalau kamu tidak jadi tentara, aku tetap bisa melukis, karnamu aku harus bertunangan dengan orang yang gak aku cintai, karnamu aku harus menjadi Direktur di perusahaan, aku benci semua itu, aku benci melakukan semua itu," ucap Radit penuh emosi
"Aku minta maaf, cuma itu yang bisa ku katakan saat ini," ucap Revan sedih
"Sekarang keluarlah," usir Radit lagi sambil menunjuk arah pintu.
Revan berlalu pergi dan saat ini dia sudah di kamarnya dan terlihat berfikir keras.
Maya masuk mengantarkan cemilan untuknya dan duduk di sampingnya.
"Kenapa kamu terlihat resah?" tanya Mamanya
"Gak kenapa-kenapa Ma," jawab Revan yang mulai memakan cemilannya.
"Mama masih berharap kamu keluar dari militer dan bantu Papa di perusahaan," ucap Maya
"Beri aku waktu sampai tahun depan," kata Revan serius.
Maya tersenyum mendengar ucapan itu, dia tidak sabar ingin menceritakan itu pada suaminya.
"Ya sudah kamu istirahat saja, Mama keluar dulu," ucap Maya saat bangkit dari duduknya.
Maya berlalu pergi dan menutup pintu dengan pelan, dia berjalan melewati kamar Radit, terlihat Radit sedang melamun. Maya melihat ke arah Radit yang terlihat sangat sedih dan dia pun ikut sedih.
*
Keesokan harinya
Aluna, Maya dan Indira makan siang di Restoran.
"Tante gak usah minta jemput, nanti Aluna yang anter pulang ke rumah," ucap Aluna
"Gak usah Na, anak tertua Tante yg akan jemput," kata Maya
"Kamu punya putra tertua?" tanya Indira yang baru tau.
"Iya, saya punya 2 putra. Ah itu dia," ucap Maya menunjuk Revan yang baru masuk.
Revan berjalan masuk dan melambaikan tangan pada Mamanya.
Aluna yang membelakanginya menoleh dan membeku melihat Revan berjalan menuju mereka, Revan juga kaget saat Aluna menoleh padanya, senyumnya langsung hilang seketika.
"Van kenalin ini teman Mama sama anaknya, yg akan bertunangan sama Radit," kata Maya memperkenalkan Aluna dan Indira pada Revan.
Revan memperkenalkan diri ke Indira, lalu menatap dingin kearah Aluna tapi langsung berjabat tangan dengan keduanya.
"Kalian kenapa?" tanya Indira melihat kecanggungan Aluna dan dinginnya Revan.
"Apa kalian saling kenal?" tanya Maya lagi yang juga melihat keanehan keduanya.
"Ayo Ma pulang," ajak Revan sambil menoleh ke arah lain tanpa menjawab mereka.
"Iya," kata Mamanya masih bingung
Aluna menarik tangan Revan saat Revan ingin berjalan pergi.
"Mama dan Tante ke depan dulu, ada yang mau Aluna bicarakan sama Kak Revan bentar," ucap Aluna melihat ke arah Mamanya dan Mamanya Revan.
Maya dan Indira semakin bingung dan penasaran tapi langsung keluar.
Aluna memeluk Revan saat yang lain sudah pergi dan tidak terlihat lagi.
"Maafkan aku," kata Aluna sedih
Revan melepaskan pelukan Aluna dengan kasar.
"Maaf kamu bilang, kamu gak tau menderitanya aku saat aku kembali dari misi, kamu sudah pergi keluar negri meninggalkanku tanpa pamit," kata Revan dengan nada penuh kesedihan dan kebencian.
"Maaf," ucap Aluna singkat dengan wajah menunduk sedih tidak bisa menjelaskan
"Semuanya sudah selesai," ucap Revan sambil berlalu pergi.
Aluna hanya menangis melihat Revan melangkah semakin jauh.
Di depan Revan langsung pamit ke Indira dengan sopan
Revan dan Maya langsung masuk ke mobil, Aluna keluar dari Restoran dengan sedih melihat mobil mereka pergi.
"Kenapa?" tanya Mamanya
Aluna hanya menggeleng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜
Ada kisah ya Aluna dan Revan di masa lalu
2023-01-24
1
Herlinav Sinaga
revan mantannya aluna y
2021-01-19
1
Icha Lawani
kenapa ada yang buram...ga enak bacanya
2020-06-13
7