Matahari sudah hampir hilang bersembunyi kembali ke peraduannya. Saat Axelle sampai di Apartemen tempatnya tinggal bersama sang istri tercinta.
"Sayang aku pulang.." Sapa Axelle saat dia masuk ke dalam kamar Apartemennya.
Anin yang kebetulan sedang duduk di sofa berhadapan dengan tv yang sedang menyiarkan sebuah acara yang entah apa sebenarnya dirinya pun tak menontonnya sama sekali. Dia malah sibuk dengan benda pipih di tangannya.
Saat mendengar suara Axelle pun dia tidak berniat menjawab atau melihat kedatangan suaminya itu. Ia malah semakin sibuk dengan benda persegi panjang itu.
"Sayang, kamu lagi ngapain sih fokus banget, "Axelle menghempaskan bokongnya di samping sang istri kemudian melayangkan sebuah ciuman di kening Anin.
"Hei sibuk banget ya. Sampe aku pulang aja gak di sambut. " Axelle mengambil ponsel di tangan Anin.
"Penting banget apa? Sampe harus di sambut segala, " jawab Anin ketus "Sini balikin handphone aku.. " Ia berusaha mengambil benda kesayangannya itu dari tangan suaminya.
"Ketus banget sih, kenapa hm.. " Axelle mengalah ia memberikan ponsel itu pada Anin karena sepertinya Anin sedang tidak ingin bercanda.
"Masih nanya lagi kenapa? Kamu sendiri yang kenapa? " tanya Anin balik sambil menatap Axelle dengan kesal.
"Aku? Kenapa? " Axelle menunjuk dirinya "Emang aku kenapa sayang? " ia meraih tangan Anin tapi di tepis kasar oleh Anin
"Gak kok kamu gak kenapa napa! Cowok mah bebas, mau sekingkuh atau mau nikah lagi sekalian juga boleh kok! " ujar Anin seraya bangkit dari tempat duduknya tapi sebelum ia benar benar berdiri dengan cepat Axelle menahan tangannya.
"Sayang, aku sama Mona itu cuma teman. Kan kamu tahu sendiri. Lagian tadi tuh kita ketemu buat ngebahas proyek yang akan kita garap, gak lebih. " Jelas Axelle tangannya menangkup kedua pipi Anin dengan mata menatap serius.
"Temen? Semesra itu? " Anin melepaskan kedua tangan Axelle dari pipinya "Oke baiklah mungkin aku bisa juga ya mesra dengan teman cowok aku. Atau dengan Fero mungkin! " Anin mengetuk ngetukan jari telunjuk di pelipisnya.
"Hei hei, jangan macam macam ya? " Axelle meraih kedua tangan Anin dan membawanya ke pangkuannya "Awas kalo sampe itu terjadi, aku akan hukum kamu. " Ucap Axelle dengan wajah serius terdengar seperti sebuah ancaman buat Anin.
"ya ya baiklah, "Anin mengibaskan tangannya ia tak perduli akan ancaman Axelle padanya "Lakukan sesuka kamu tuan Axelle, karena kamu bebas ngelakuin apapun. Tapi sekali lagi kamu bikin aku kecewa tidak ada kata maaf buat kamu. " Setelah mengatakan itu Anin beranjak dari sofa segera masuk ke kamarnya.
Axelle terkejut mendengar ucapan Anin, dia jadi benar benar takut jika benar itu terjadi dan ia harus kehilangan Anin.
"Anin sayang, " Axelle beranjak mengejar Anin ke dalam kamar "Aku minta maaf ya, aku sama Mona tidak lebih dari sekedar teman dan saat ini kita berhubungan hanya sekedar rekan kerja. Tidak lebih sayank. " Ia berusaha lebih serius meyakinkan Anin.
"Kamu percaya kan sama aku! " ucap Axelle lagi sambil berjongkok di depan Anin yang sedang duduk di sofa yang berada di kamar
"Hm.." Jawab Anin malas matanya menatap kesembarang arah menghindari tatapan Axelle.
"Nin ayo lah maafin aku dan jangan pernah berfikir untuk meninggalkan aku, karena aku tidak akan sanggup jika harus hidup tanpa kamu. " Rengek Axelle bahkan ia tidak malu merengek seperti anak kecil di hadapan Anin
"Lebay.. " Gumam Anin.
"Aku serius sayang. " Anin menatap mata Axelle mencari kebohongan di sana namun seberapa dalam pun ia menyelami manik hitam milik sang suami ia tidak menemukan kebohongan di sana.
"Oke kali ini aku maafin, tapi tidak untuk lain kali, " Anin menghela nafas sebelum melanjutkan Kalimatnya "Karena buat aku kejujuran adalah no satu, jika salah satu dari kita tak memiliki itu maka sekuat apapun kita mempertahankan suatu hubungan pada akhirnya akan hancur juga. Kamu paham kan. " Axelle mengangguk "Jadi mulai sekarang belajarlah jujur tentang hal sekecil apapun, belajar lah terbuka dalam segala hal pada pasangan kita. Jangan pernah menyembunyikan hal sekecil apapun dari aku. "
"Aku janji sayang, aku akan berusaha jujur dan terbuka tentang hal apapun itu padamu. Aku tidak akan pernah mengecewakan kamu lagi. "
Anin tersenyum tipis kemudian mencium kening Axelle yang masih berlutut di hadapannya.
"Aku lapar, kamu masak apa sayang? " Axelle melepaskan pelukannya dari Anin
"Aku gak masak malam ini, "
"Kenapa? " ia menjauhkan badannya dari Anin agar melihat dengan jelas wajah cantik istri kecilnya itu.
"Aku fikir kamu udah makan di luar sama Mona. " Anin mengedikan bahunya.
"Hei tuh kan mulai lagi, aku sama Mona tuh ketemu karena ada proyek aja, setelah itu kita pulang ke kantor masing masing. " Ucap Axelle sambil mencubit pipi Anin sampe pipi putih itu berwarna merah.
"Ish sakit.. " Anin mengusap pipinya "Ya udah sana mandi. Biar aku masakin, kamu mau makan apa? " tanya Anin sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Aku maunya mandi bareng kamu, " kata Axelle dengan manja ia merebahkan kepalanya di pangkuan Anin.
"Loh kenapa malah rebahan sih, katanya lapar? " Anin menatap heran pada suaminya itu namun tangannya terulur mengusap rambut Axelle.
"Nanti aja deh. Aku masih kangen sama istri ku yang tadi tiba tiba marah sama aku. " Axelle terkekeh tangannya jahil mencolek dagu istrinya.
"Dih karena siapa coba tadi aku marah. " Anin memalingkan wajahnya.
"Iya aku yang salah, lagian ya tadi aku tidak jujur sama kamu bahwa client aku itu Mona, karena takut kamu cemburu sayank. "
"Lebih baik di sakiti oleh kejujuran dari pada di bahagikan dengan kebohongan. "
"Iya sayank maaf.. " Sesal Axelle tapi tangannya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
"Ax jangan macam macam deh, " Anin berusaha melepaskan tangan Axelle yang sudah bergerilya masuk kedalam kaos yang ia kenakan.
"Gak macam macam sayang, " ia bangkit dan berdiri "Cuma satu macam kok. " Bisiknya dengan cepat Axelle menggendong Anin dan membawanya pindah ke atas ranjang. Meski gadis itu memberontak di dalam pelukannya tapi ia tidak menghiraukannya dia terus melanjutkan langkahnya agar segera menuntaskan hasrat yang sudah memburu di dalam dirinya.
"Ax tadi katanya kamu lapar, lepasin aku biar aku bisa masak. " Ucap Anin sambil menahan wajah Axelle yang tak henti menciuminya.
"Itu bisa menunggu sayang, tapi yang ini tidak " jawab Axelle dengan suara parau.
Anin menghela nafas pasrah atas apa yang di lakukan suaminya dan lebih memilih. mengalah dan mengikuti kemauan suaminya itu dari pada melawan juga toh semuanya akan sia sia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Anin Semoga Cepet Hamil....
2020-12-18
1
Nur Elisya Susanti
hahaha.... dah bucin deh si axelle....
2020-07-18
2