#4

Sesuai hari yang telah ditentukan, rencana pernikahan Laeli pun akan segera dilaksanakan, ia menikah dengan Yadi, pemuda asal Blado Kabupaten Batang. Tidak hanya Laely, Husnan pun akan menikah di tahun yang sama, ia menikah dengan gadis sekampungnya, menikah dengan gadis sekampung kan gak boleh Thor. Tidak-tidak bukan menikah dengan semua gadis yang ada dikampung, tapi maksudnya Husnan dan calon istrinya itu berasal dari kampung yang sama begitu, fahimtum?

Acara akad nikah Laely akan dilaksanakan pukul tujuh pagi, sebelum jam tujuh rombongan mempelai pria tampak sudah tiba di rumah mempelai putri tempat berlangsungnya acara. Acara berlangsung dengan khidmad diawali dengan pembacaan kitab suci Alqur'an, khutbah nikah, dan acara inti ijab qobul. Bertindak sebagai wali bapak kandung Laely sendiri, Pak Jiin, wuih..keren ya namanya bapaknya Laely, kaya oppa korea. suasana hening ketika mempelai pria mengucapkan qobul dalam bahasa arab,

"Qobbiltu tazwiijahaa wanikaahahaa linafsii bidzalik" ucap Yadi dengan satu tarikan nafas.

Dan terdengar serempak dari semua yang hadir "sahh" kemudian diakhiri dengan do'a. Selanjutnya dilanjutkan sesi foto-foto.

Lula dari tadi pagi pulang ke rumahnya untuk membersihkan diri karena dia tidak membawa pakaian ganti setelah dari kemarin siang membantu acara kanoman/cauman. Ia sampai di rumah Laely kembali ketika akad nikah sudah berlangsung. Ia masuk lewat pintu belakang. Lula tampak mengenalan rok A line kotak-kotak warna coklat, blus lengan panjang warna krem dan kerudung segi empat warna krem dengan list bordir dengan benang warna merah bata.

" Baru datang, Lul?" Tanya seorang ibu rewang di rumah Laely.

"Iya Lek." Jawab Lula.

"Dah ditunggu tuh didalam." kata ibu itu lagi. Lula kaget.

"Apa ijab qobulnya nunggu aku datang?" tanya Lula.

" Bukan, kamu ditunggu, disuruh basuh muka kamu pakai air bekas kerokan alisnya Laely." jawab ibu itu.

"Apa?,iiihhj..."Lula membayangkan jiji. "Kirain nunggu aku ijab qobulnya",imbuhnya berasa jadi orang penting.

"Katanya biar kamu cepet nyusul kawin" kata ibu itu lagi. Lula segera masuk ke kamar Laely.

"Akhirnya datang juga." kata Maryam menyambut Lula." Tuh, basuh mukamu biar jauh dari kutukan" lanjutnya.

"Kenapa pakai ginian sih" kata Lula gak terima sembari membasuh mukanya.

" Udah lakuin aja, lagian gak ada ruginya juga kan." kata Maryam menimpali.

"Nggak rugi gimana, udah dandan cantik-cantik gini jadi ilang deh kecantikanku" kata Lula sewot.

" Hadeuh..temanku pedenya selangit amat." Maryam menggerutu.

"Biarin mumpung masih hidup, kalau udah mati baru sebumi" jawab Lula asal.

Malam harinya digelar acara resepsi dengan hiburan orkes campursari yang didatangkan langsung dari Batang, mengusung artis pantura campursari yang lagi naik daun saat itu yaitu Budi Lesung dengan lagunya "Sarboah", semua itu sumbangan dari kerabat mempelai pria.

*****

Selang beberapa bulan kemudian, menjelang pernikahan Husnan.

"Mak, Lula cuma punya ini, mungkin bisa dijual untuk membantu biaya pernikahan Mas Husnan. " kata Lula sambil menyerahkan seuntai kalung pada Emaknya. Kalung yang dibelinya dari Honor keliling kampung selama sebulan, bukan ngamen lho viewer, tapi jadi petugas sensun.

"Kamu kan juga butuh, Lul. " kata Mak Kulsum mencoba menolak. "Katanya mau daftar kuliah." lanjutnya lagi.

"Nanti bisa cari lagi, Mak. Sekarang kan juga Mak lagi butuh." jawab Lula.

Lula mendapatkan tugas membuat parsel untuk hantaran nukah dan seserahan terlihat sibuk seminggu ini, dia mondar-mandir mencari barang-barang yang diperlukan.

Dengan diantar oleh saudara sepupunya, Lucky, dia hendak mendatangi pasar tradisional, toko pernak-pernik dan supermarket.

Siang itu Lula masih berjalan menyusuri lorong pasar tradisional, Lucky dengan setia mengikuti Lula membuntuti kemanapun Lula pergi. Lula mampir di Kios penjual kain batik, ia membeli kain batik.

Setelah disepakati harga oleh kedua belah pihak, Lula mengeluarkan beberapa lembar uang. Ia menerima kain batik yang sudah dikemas kemudian beranjak pergi.

"Setelah ini kita ke toko pernak-pernik ya, Luk! " ajak Lula. Merasa tidak ada sahutan dari orang yang diajak bicara, ia menoleh ke belakang.

"Astaghfirullahal'adzim, kemana anak itu?" gumam Lula. Mana ia tidak membawa hp lagi, ya jelas tidak membawalah, wong Lula belum punya.

Dengan terpaksa dia kembali lagi ke dalam pasar, napak tilas ke tempat ia membeli batik. Ternyata Lucky lagi asik ngobrol dengan pelayan penjual batik.

"Astaghfirullahal'adziim, Lucky!" seru lula, seketika orang yang mendengar menoleh padanya.

"Eh, sudah selesai, Lul?" tanya Lucky tanpa dosa.

"Belum, belum habis kesabaranku" jawab Lula pura-pura tenang.

"Puas kamu udah bikin aku muter-muter kaya mesin traktor bajak sawah" gerutu Lula kesal.

"Haha... Aku kira setrikaan, lagian pergi gak ngajak-ajak. " Lucky membela diri.

Malam ini Lula sedang sibuk menyelesaikan tugasnya membuat dan menghias parsel hantaran nikah dan maskawin untuk pernikahan Husnan.

Sementara Husnan sendiri sedang sibuk menghafal kalimat ijab qobul ditemani dua orang sahabatnya Faqih dan Hadi. Faqih dan Hadi menginap di rumah Husnan.

Keesokan harinya, ketika sang surya baru terbangun dari peraduannya, burung prenjak sedari tadi nampak bersahut-sahutan, mengabarkan bahwa akan ada tamu yang berkunjung.

Benar saja, pagi itu memang sudah datang, sanak saudara, sahabat dan tetangga, hendak mengiring kepergian Husnan untuk melangsungkan sunnah rosul.

Sementara calon mempelai pria sedang bersiap-siap, kemeja putih, jas hitam dan sarung batik tulis sudah disiapkan diatas tempat tidur.

Sesuai adat setempat bahwa saat akad nikah mempelai pria biasanya memakai sarung batik, mitos yang selama ini dipercayai masyarakat, bahwa sarung batik yang dipakai oleh mempelai pria saat ijab qobul suatu saat dapat dijadikan sebagai obat ketika anaknya kelak sedang sakit. Wallahu a'lam bissowaf.

Kini Husnan sudah selesai mandi dan hendak berpakaian, ketika ia hendak memakai sarung batiknya, ternyata sarung batik itu belum dijahit. What? ini mau nikah atau mau jadi pengantin sunat?

"Astaghfirullah, Husnan, masa penjahit tidak bisa menjahit sarungnya sendiri." Seru Mak Sum.

Husnan dengan santainya membuka mesin jahit yang sudah ditutup dengan kain dan disingkirkan, memasukkan stecker ke dalam stop kontak, sambil menyanyikan lagu santai milik Bang Haji Rhoma Irama.

Santai...

Santai...

Yuk kita santai agar otak tidak tegang,

Yuk kita santai agat otot tidak kejang

begitu seterusnya hingga sarungnya selesai dijahit.

Akhirnya Husnan beserta rombongan pengiring berangkat dengan jalan kaki ke rumah mempelai wanita untuk melaksanakan akad nikah.

Malam harinya saat resepsi dilaksanakan, cuaca sedang hujan, namun tak mengurangi semangat mereka untuk menghadiri acara resepsi pernikahan antara Husnan dan Izzah.

Semenjak kakaknya nikah, Lula segera pindah kamar, dia bergabung dengan adiknya Usnul. Sebenarnya rumah keluarga Lula terdiri dari dua bangunan yang dempet dengan satu dinding namun tembus dengan satu pintu sebagai penghubung.

Rumah utama dihuni oleh orang tua Lula dan Ketiga adiknya, sementara rumah satunya dihuni oleh Lula dan Husnan. dan Husnan mrmbuka usaha konveksi disitu.

Setelah Husnan menikah, ia tidak lagi membuka usaha konveksinya, namun ia banting setir, sekarang ia dan istri membuka toko jualan sembako dan kebutuhan lainnya.

Terpopuler

Comments

🦃⃝⃡ℱᵇᵃˢᵉ🥀Am@π&@ 😉🥀

🦃⃝⃡ℱᵇᵃˢᵉ🥀Am@π&@ 😉🥀

ngebut kaya kereta...

2020-12-13

1

ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻

ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻

ngebut...

2020-10-24

2

Maryam

Maryam

Main scrol kwkwkwk

2020-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!