Adore You! : s e b e l a s

"Mungkin sekarang baru penasaran, tapi nggak tahu besok. Mungkin bisa langsung jadian. Toh, cinta emang bisa tumbuh dari rasa penasaran."

¥¥¥¥¥

"Berangkat sekarang?" tanya Arkan setelah menyadari kehadiran gue. Ia menatap gue sekilas, lalu bersiap untuk membuka pintu mobil.

Sementara gue masih mematung karena shock.

Gila!

Ini seriusan Arkan?

Bukan khayalan gue aja?

Bukan mimpi atau semacamnya?

"Adeeva!" Arkan berbalik, mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil.

Gue tersentak kaget. Lamunan gue langsung buyar setelah mendapati kedua mata kecoklatan Arkan menatap gue tajam. Membuat gue tersadar kalau ini nyata, bukan mimpi atau semacamnya. Kenapa gue bisa seyakin ini? Karena Arkan nggak mungkin melotot begitu kalau ini hanya mimpi.

"Melamun?"

Arkan menatap gue tak percaya. Wajahnya terlihat seperti penuh penyesalan, meski gue nggak tahu apa yang sedang disesali saat ini. Mungkin karena pagi-pagi datang ke kost gue kali, ya.

Gue berdehem. Mencoba untuk bersikap stay cool dan menahan perasaan bahagia gue, yang sebenarnya pengen gue tunjukkin dari tadi. "Lo ngapain ke sini?" tanya gue kemudian.

"Menurut kamu?"

Gue mendelik tak terima. Ya, mana gue tahu, dia pikir gue Mbah Dukun.

"Ayo, masuk! Saya sudah terlambat."

Apa-apaan ini?

Jangan mentang-mentang gue yang naksir duluan, dia bisa seenaknya gini. Enak banget hidupnya.

"Kenapa hanya diam saja? Kamu mengerti bahasa Indonesia kan?"

Arkan kembali mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobilnya. Kedua matanya menyipit, memandang gue tak sabaran. Karena gue masih tetap diam di posisi gue. Ya, iya lah. Lagian ini orang aneh banget. Judes-judes tapi perhatian juga. Kan gue takut baper tingkat wahid, bisa gawat urusannya nanti.

"Bentar, bentar, ini maksudnya gimana sih? Lo ke sini jemput gue gitu?" tanya gue tak yakin.

"Ya," jawab Arkan singkat dan juga pelan. Seperti tidak rela begitu.

"Siapa yang nyuruh?"

"Irin."

Irin?

Ah, gue lupa Irin kan nama panggilannya untuk Shirin. Setelah mengingat hal itu, baru gue mangguk-mangguk namun belum membuat gue masuk ke dalam mobilnya begitu aja.

"Kenapa Shirin nggak ngasih kabar gue?" guman gue merasa aneh.

Gue lirik Arkan dengan ragu, untuk memastikan apa ini orang sedang bercanda atau bagaimana.

"Ya, mana saya tahu," balas Arkan ikut berguman, setelahnya ia berdecak jengkel. Mungkin karena teringat waktunya makin terbuang, "Ayo, buruan masuk! Saya benar-benar bisa terlambat jika kita tidak berangkat sekarang." Tanpa menoleh ke arah gue Arkan langsung masuk ke dalam mobilnya, membuat gue secara spontan ikut masuk begitu saja.

"Kamu kerja di mana?"

"Di tempat kursus mengemudi Monisa. Deket perempatan pas kamu nyenggol emak-emak waktu itu."

Arkan langsung mengangguk paham dan mulai menjalankan mobilnya. Tanpa memulai obrolan dengan gue sama sekali. Suasana di dalam mobil benar-benar hening. Arkan bahkan tidak berinisiatif untuk menyalakan radio untuk memecah keheningan.

"Boleh gue nyalain radio?" tanya gue tidak tahan dengan suasana hening.

"Tidak boleh," tegas Arkan tidak terbantahkan.

Astaga, masa cuma nyalain radio nggak boleh? Pelit amat deh ini manusia. Saldo di Atmnya banyak ini pasti. Orang pelit gini orangnya, apa-apa irit pula. Irit ekspresi, irit suara.

"Sudah sampai. Bisa kamu turun sekarang? Saya sedang terburu-buru," ucap Arkan tanpa menoleh gue. Kedua matanya menatap ke arah jalanan yang terlihat ramai.

Dengan gerakan kesal gue langsung melepas seatbelt gue dan turun begitu saja setelah mengucapkan terima kasih dengan nada ketus. Arkan pun langsung melajukan mobilnya begitu saja, setelah memastikan kalau gue sudah turun, tanpa berniat untuk membunyikan klaksonnya tanda pamit. Gila! Ada ya manusia macem dia. Gue ngerasa ego gue benar-benar tergores. Dan dengan bodohnya itu justru bikin gue malah makin penasaran sekaligus tertantang untuk melunakkan hatinya yang beku itu. Sialan.

"Kenapa cemberut gitu?" tanya Bang Bima saat datang ke tempat kursus. Ia kemudian celingukan mencari sesuatu, yang gue tebak sedang mencari siswanya. "Siswa gue yang cantik itu mana, kok belum dateng? Bentar lagi kan harusnya udah mulai kan?" tanya Bang Bima sambil meneguk air mineral dingin yang baru dibelinya.

"Nggak tahu, kejebak--eh astaga, lupa gue, Bang. Ini yang lo tanyain anak kuliahan yang manis itu kan?" tanya gue setelah teringat pesan salah satu siswanya tadi pagi.

Bang Bima langsung mengangguk membenarkan. Sementara gue hanya mampu meringis tak enak. Melihat ekspresi cengengesan gue, raut wajah Bang Bima berubah jengkel.

"Perasaan gue nggak enak. Sumpah!"

"Sorry," cicit gue merasa menyesal.

"Nah, kan! Emang kampret lo! Kenapa lo baru ngabarin gue sekarang? Kalau lo tahu gini mending gue tadi berangkatnya siangan, dodol!"

"Ya, namanya lupa, Bang. Kan nggak inget."

"Bisa banget deh lo, jawabnya," gerutu Bang Bima jengkel. Ia kembali meneguk air mineral dinginnya, lalu melirik gue. "Itu muka kenapa kusut gitu sih? Di kostan lo nggak ada setrika?"

"Gue lagi galau, Bang," aku gue sambil memanyunkan bibir. Yang apesnya malah disambut gelak tawa menyebalkan dari Bapak beranak satu ini.

"Sorry, sorry, abis setelah move on dari mantan posesif lo itu, lo nggak pernah tuh yang namanya galau. Kan gue jadi bingung mau respon gimana, ya udah gue ketawa aja sih," kilah Bang Bima membuat gue mendengkus, "jadi, siapa yang bikin lo galau gini?"

"Gebetan gue."

"Gebetan lo?" beo Bang Bima.

Gue langsung mengangguk membenarkan.

"Oh, yang lo bilang nggak kalah hot dari duda pedes kenalan gue tapi masih perjaka itu."

"Iya, yang itu." Lagi-lagi gue mengangguk membenarkan.

"Kenapa? Prospeknya nggak nguntungin menjurus ke arah gagal?" sindir Bang Bima meledek gue secara terang-terangan. Tangannya merogoh sebungkus rokok dari sakunya, mengeluarkan sebatang dan menyalakannya, baru kemudian dihisap kuat-kuat.

Sementara gue hanya mampu mendengkus pasrah. Pasrah dengan fakta yang baru saja dilontarkan Bang Bima yang tepat sasaran.

"Udah sama dudes yang kemarin aja," ujar Bang Bima mengompor-ngompori.

Dan dengan tegasnya gue menggeleng tanda tidak setuju. Gue belum usaha juga, masa udah nyerah aja.

Sambil menghisap batang rokoknya, Bang Bima terkekeh kemudian menegakkan tubuhnya. "Gue jadi penasaran kek apa bentukannya. Ganteng banget, ya?" Kedua matanya menyelidik mata gue dengan curiga.

Gue menggeleng. "Ganteng sih, iya, Bang. Tapi kalau ganteng banget, enggak juga sih. Cuma nggak tahu kenapa gue kesemsem gitu sama doi. Sikap cueknya itu loh, bikin gue makin penasaran," aku gue jujur.

"Jadi, cuma penasaran doang?"

Gue mengangkat kedua bahu gue dengan santai lalu berucap, "Mungkin sekarang baru penasaran, tapi nggak tahu besok. Mungkin bisa langsung jadian. Toh, cinta bisa tumbuh dari rasa penasaran," kekeh gue sambil memainkan kedua alis gue naik-turun. Sementara Bang Bima hanya memasang wajah jijik dan pura-pura mau muntah. Gue sih cuek aja.

Tbc,

Terpopuler

Comments

Nur Yanti

Nur Yanti

suka banget ceritanya😘😍

2022-04-21

1

Asih Sunkar

Asih Sunkar

kak aku mampir bawa buah jari berupa like rate dan komen semangat terus kk moga moga karyaku bisa sekeren karya kk mampirlah juga ke karyaku ya 🙏🙏🙏🙏

TERPAKSA MENIKAHI WANITA JANDA TERPAKSA MENIKAHI WANITA JANDA

2020-09-03

1

Khoiriyah

Khoiriyah

semangat thoooor

2019-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Adore You! : s a t u
2 Adore You! : d u a
3 Adore You! : t i g a
4 Adore You! : e m p a t
5 Adore You! : l i m a
6 Adore You! : e n a m
7 Adore You! : t u j u h
8 Adore You! : d e l a p a n
9 Adore You! : s e m b i l a n
10 Adore You! : s e p u l u h
11 Adore You! : s e b e l a s
12 Adore You! : d u a b e l a s
13 Adore You! : t i g a b e l a s
14 Adore You! : e m p a t b e l a s
15 Adore You! : l i m a b e l a s
16 Adore You! : e n a m b e l a s
17 Adore You! : t u j u h b e l a s
18 Adore You! : d e l a p a n b e l a s
19 Adore You! : s e m b i l a n b e l a s
20 Adore You! : d u a p u l u h
21 Adore You! : d u a p u l u h s a t u
22 Adore You! : d u a p u l u h d u a
23 Adore You! : d u a p u l u h t i g a
24 Adore You! : d u a p u l u h e m p a t
25 Adore You! : d u a p u l u h l i m a
26 Adore You! : d u a p u l u h e n a m
27 Adore You! : d u a p u l u h t u j u h
28 Adore You! : d u a p u l u h d e l a p a n
29 Adore You! : d u a p u l u h s e m b i l a n
30 Adore You! : t i g a p u l u h
31 Adore You! : t i g a p u l u h s a t u
32 Adore You! : t i g a p u l u h d u a
33 Adore You! : t i g a p u l u h t ig a
34 Pemberitahuan
35 We're Getting Married : |1| Maju Selangkah, yuk!
36 We're Getting Married : |2| Tak Seindah Rencana
37 We're Getting Married : |3| Usaha Untuk Berbaikan
38 We're Getting Married : |4| Mengakui Masa lalu
39 We're Getting Married : |5| Kejujuran Yang Menyakitkan
40 We're Getting Married : |6| Hal Yang Pantas Aku Dapatkan
41 We're Getting Married : |7| Perempuan Ajaibku
42 We're Getting Married : |8| Bahas Lamaran
43 We're Getting Married : |9| Menuju The Engagement part 1
44 We're Getting Married : |10| Menuju The Engagement part 2
45 We're Getting Married : |11| Menuju The Engagement part 3
46 We're Getting Married : |12| The Engagement
47 We're Getting Married : |13| Sedang Mesra-mesranya
48 We're Getting Married : |14| Cemburu?
49 We're Getting Married : |15| Wajengan Dari Irin
50 We're Getting Married : |16| Ijab Qobul
51 We're Getting Married : |17| Malam Pertama Yang Gagal
52 We're Getting Married : |18| Adeeva & Perasaan Bersalahnya
53 We're Getting Married : |19| Menikmati Peran Baru
54 We're Getting Married : |20| Berita Mengejutkan
55 We're Getting Married : |21| Berbincang-bincang
56 We're Getting Married : |22| Pertengkaran Pertama
57 We're Getting Married : |23| Pertemuan
58 We're Getting Married : |24| Sesuai Dugaan
59 We're Getting Married : |25| Berkunjung Ke Rumah Nenek
60 We're Getting Married : |26| Perpisahan? Secepat Inikah?
61 We're Getting Married : |27| Olahraga Pagi
62 We're Getting Married : |28| Kena Prank?
63 We're Getting Married : |29| Kami Baik-baik Saja
64 We're Getting Married : |30| Prasangka
65 We're Getting Married : |31| Kondangan
66 We're Getting Married : |32| Bukan Suplemen?
67 We're Getting Married : |33| Kacau
68 We're Getting Married : |34| Fakta Baru
69 We're Getting Married : |35| The Last Part
70 promo cerita baru
71 promo cerita baru lagi
72 cerita baru lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Adore You! : s a t u
2
Adore You! : d u a
3
Adore You! : t i g a
4
Adore You! : e m p a t
5
Adore You! : l i m a
6
Adore You! : e n a m
7
Adore You! : t u j u h
8
Adore You! : d e l a p a n
9
Adore You! : s e m b i l a n
10
Adore You! : s e p u l u h
11
Adore You! : s e b e l a s
12
Adore You! : d u a b e l a s
13
Adore You! : t i g a b e l a s
14
Adore You! : e m p a t b e l a s
15
Adore You! : l i m a b e l a s
16
Adore You! : e n a m b e l a s
17
Adore You! : t u j u h b e l a s
18
Adore You! : d e l a p a n b e l a s
19
Adore You! : s e m b i l a n b e l a s
20
Adore You! : d u a p u l u h
21
Adore You! : d u a p u l u h s a t u
22
Adore You! : d u a p u l u h d u a
23
Adore You! : d u a p u l u h t i g a
24
Adore You! : d u a p u l u h e m p a t
25
Adore You! : d u a p u l u h l i m a
26
Adore You! : d u a p u l u h e n a m
27
Adore You! : d u a p u l u h t u j u h
28
Adore You! : d u a p u l u h d e l a p a n
29
Adore You! : d u a p u l u h s e m b i l a n
30
Adore You! : t i g a p u l u h
31
Adore You! : t i g a p u l u h s a t u
32
Adore You! : t i g a p u l u h d u a
33
Adore You! : t i g a p u l u h t ig a
34
Pemberitahuan
35
We're Getting Married : |1| Maju Selangkah, yuk!
36
We're Getting Married : |2| Tak Seindah Rencana
37
We're Getting Married : |3| Usaha Untuk Berbaikan
38
We're Getting Married : |4| Mengakui Masa lalu
39
We're Getting Married : |5| Kejujuran Yang Menyakitkan
40
We're Getting Married : |6| Hal Yang Pantas Aku Dapatkan
41
We're Getting Married : |7| Perempuan Ajaibku
42
We're Getting Married : |8| Bahas Lamaran
43
We're Getting Married : |9| Menuju The Engagement part 1
44
We're Getting Married : |10| Menuju The Engagement part 2
45
We're Getting Married : |11| Menuju The Engagement part 3
46
We're Getting Married : |12| The Engagement
47
We're Getting Married : |13| Sedang Mesra-mesranya
48
We're Getting Married : |14| Cemburu?
49
We're Getting Married : |15| Wajengan Dari Irin
50
We're Getting Married : |16| Ijab Qobul
51
We're Getting Married : |17| Malam Pertama Yang Gagal
52
We're Getting Married : |18| Adeeva & Perasaan Bersalahnya
53
We're Getting Married : |19| Menikmati Peran Baru
54
We're Getting Married : |20| Berita Mengejutkan
55
We're Getting Married : |21| Berbincang-bincang
56
We're Getting Married : |22| Pertengkaran Pertama
57
We're Getting Married : |23| Pertemuan
58
We're Getting Married : |24| Sesuai Dugaan
59
We're Getting Married : |25| Berkunjung Ke Rumah Nenek
60
We're Getting Married : |26| Perpisahan? Secepat Inikah?
61
We're Getting Married : |27| Olahraga Pagi
62
We're Getting Married : |28| Kena Prank?
63
We're Getting Married : |29| Kami Baik-baik Saja
64
We're Getting Married : |30| Prasangka
65
We're Getting Married : |31| Kondangan
66
We're Getting Married : |32| Bukan Suplemen?
67
We're Getting Married : |33| Kacau
68
We're Getting Married : |34| Fakta Baru
69
We're Getting Married : |35| The Last Part
70
promo cerita baru
71
promo cerita baru lagi
72
cerita baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!