Adore You! : s e p u l u h

"Boro-boro kencan sampai semalam ini, diajak kencan sekali aja belom pernah."

[[[]]]

"Ayo, saya antar!" ulang Arkan sekali lagi.

Gue masih mematung. Serius. Shock aja gitu loh, kenapa Arkan tahu-tahu ada di sini. Dia masih pake kemeja yang tadi sore, wajahnya pun terlihat sedikit kelelahan. Entah apa saja yang dia lalui hari ini, yang jelas mukanya tidak sesegar saat bertemu dengan gue untuk pertama kalinya. Walau masih tetap ganteng dan menawan sih, dan bahkan terlihat semakin menggoda karena kemejanya yang sudah sedikit lusuh.

Duh, otak gue kenapa norak gini ya.

Setelah kesadaran gue agak terkumpul gue tersenyum--yang gue buat semalu-malu mungkin--, kemudian menyapanya untuk berbasa-basi sebentar. Meski pada kenyataannya gue udah nggak sabar buat narik dia terus ngajak dia berjalan berdampingan sama gue. Astaga, otak gue.

"Kok lo bisa di sini?" tanya gue memulai basa-basi gue.

"Ya, bisa. Saya mengendarai mobil saya menuju rumah adik saya, jelas saja sekarang saya di sini. Tidak mungkinkan saya berada di rumah Mama saya."

Nylekit sih, tapi nggak papa. Seenggaknya jawabannya lumayan panjang. Jadi gue bisa denger suaranya sedikit puas. Ya, alhamdulillah aja. Meski pada kenyataannya bikin bibir gue manyun tanpa bisa gue cegah. Oke, gue nggak boleh tersinggung. Arkan emang gitu orangnya, jadi gue kudu nyetok sabar sebanyak mungkin, nggak boleh snewen.

"Kamu sebenarnya mau tidak saya antar, kalau tidak saya tinggal."

"Mau-mau, mau kok. Ya, kali enggak mau. Ya udah, ayo pulang," ajak gue langsung menarik tangan Arkan tanpa malu.

Kalian jangan salah paham, gue melakukannya karena spontan, ya, meski tetep ada unsur-unsur modus sih. Tapi, cuma sedikit kok. Lagian, Arkan nggak gerak sama sekali setelah gue gandeng. Dia malah mengernyit, menatap gue heran. Membuat gue dengan tidak rela akhirnya melepaskan tangan gue dari lengannya. Setelahnya, Arkan hanya geleng-geleng lalu keluar dari rumah Shirin beitu saja. Berhubung mustahil bakalan diajak, gue akhirnya berinisiatif untuk mengikutinya.

"Saya pikir kamu masih menunggu saya ajak," ucap Arkan setelah kami sudah masuk mobilnya.

Gue langsung mendengkus mendengarnya, lalu memilih untuk memasang seatbelt baru kemudian menjawab, "Nunggu situ ajak, sama aja kayak nunggu Zayn Malik ngajakin gue ke KUA," ketus gue kemudian, "enggak bakalan terjadi."

Arkan tersenyum samar sambil menggeleng, baru kemudian menjalankan mobilnya.

"Senyum aja pelit," guman gue sambil menggelengkan kepala miris.

"Saya bisa mendengarnya, Adeeva."

"Bagus. Berarti lo bisa intropeksi diri dong?" balas gue santai. Sedangkan Arkan, dia terlihat kehilangan kata-kata.

<<<\=\=\=>>>

"Wah, keren! Udah resmi ya, Mbak?"

Gue nyaris aja pingsan karena suara Karin tiba-tiba mengagetkan gue. Gue baru saja menutup pintu gerbang kost dan saat membalikkan badan, dan sudah menemukan Karin dengan ekspresi berbinarnya. Heran gue, gue yang dianter Arkan kenapa ini bocah yang berbinar gitu.

"Ngapain sih lo di sini? Ngagetin aja," sembur gue galak, masih sibuk menetralkan debaran jantung gue yang masih berdebar dengan kencang. Gila, deg-degannya lebih kenceng ini ketimbang satu mobil sama Arkan.

"Hehe." Karin mencengir sambil mengoyangkan kantung kreseknya di hadapan gue.

"Apaan tuh?" Gue hendak bersiap untuk mengendus bau isi kantung itu, tapi dengan gerakan cepat Karin menjauhkannya dari hadapan gue.

"Nasi goreng."

"Dietnya batal?"

Karin menggeleng. "Jadi dong, mulainya besok tapi. Malem ini makan sepuasnya dulu."

Mendengar jawabannya respon pertama gue hanya berupa dengkusan bosan. "Besok, besok terus, kayak ditagih utang aja deh lo," kata gue sambil geleng-geleng kepala, baru kemudian berjalan meninggalkan gerbang.

"Ya, mau gimana lagi, Mbak, abis ngerjain tugas terus perut keroncongan, masa ya nggak makan. Nanti kalau malah sakit gimana, kan malah repot," balas Karin memberi alasan. Membuat gue tidak bisa menahan dengkusan gue.

"Makanya nggak usah sok-sokan diet deh. Diet cuma wacana aja gembor-gembornya ngalahin kampanyenya presiden."

Karin langsung manyun mendengar celetukan asal gue.

"Jahat banget deh mulutnya."

"Baru nyadar?"

Karin menggeleng tanpa ragu. "Enggak."

Gue langsung berdecak gemas sementara Karin hanya terbahak sebelum bertanya dengan kepo.

"Yang nganterin Mbak Eva barusan, cowok ganteng yang itu, ya?"

Gue langsung mengangguk sebagai jawaban.

"Serius? Udah jadian?"

"Belum." Gue menggeleng.

"Belum jadian tapi pergi kencannya udah sampai semalem ini?"

Karin memandang gue dengan kedua mata menyipit karena curiga, membuat gue akhirnya mengurungkan niat untuk membuka pintu kamar dan memilih untuk berbalik menghadapnya.

"Boro-boro kencan sampai semalem ini, diajakin kencan sekali aja belom pernah. Jadi, lo nggak usah mikir yang aneh-aneh."

Setelah mengatakan itu, baru gue langsung masuk ke dalam kamar, diikuti Karin di belakang gue.

"Ngapain ikut masuk?" tanya gue heran.

"Kepo sama cerita Mbak Eva. Lagian aku juga butuh temen buat ngabisin ini." Karin lalu mengacungkan kantung kreseknya sebelum akhirnya duduk lesehan di atas karpet, "Mbak Eva mending mandi sana, aku tungguin," lanjutnya kemudian mengutak-atik ponselnya.

Lagi-lagi gue hanya bisa mendengkus, meski tetap mengikuti intruksi Karin. Tak butuh lama gue akhirnya selesai mandi. Kemeja biru gue pun kini sudah berganti dengan piyama berwarna merah satin. Tanpa membuang waktu, gue langsung ikut bergabung dengan Karin. Rupanya Karin sudah menyiapkan dua gelas air putih dan juga sendok. Bungkusan nasi gorengnya pun sudah terbuka namun sepertinya belum dimakan sama sekali.

"Nasi goreng sebungkus buat berdua?" tanya gue melirik Karin ragu.

Namun dengan mantap Karin mengangguk.

"Nggak takut kurang? Mau dibagi dua loh."

Gue hendak meraih dompet yang masih berada di dalam tas, namun ditahan Karin.

"Ini aja dulu kenapa sih, Mbak. Segini banyak banget loh. Aku yakin kalau beli lagi nggak bakalan abis."

"Tapi kalau satu doang juga nggak bikin kenyang," sambung gue sambil mendengkus.

"Kenyang. Nanti kalau nggak kenyang minum air putih yang banyak," saran Karin sambil menyerahkan sendok ke gue.

Gue langsung menerimanya. Meski dengan sedikit gerutuan gue mulai menyendok dan memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulut gue, lalu mengunyahnya secara perlahan.

"Serius Mbak Eva belum jadian sama Mas-mas ganteng yang waktu itu?" tanya Karin masih dengan kekepoaannya yang mendarah daging ini.

Gue hanya menggeleng dan memilih sibuk mengunyah.

"Kenapa belum?"

"Ya, karena gue belum ditembak," jawab gue enteng.

"Terus kapan ditembaknya?"

"Ya, mana gue tahu." Gue mengangkat kedua bahu gue acuh.

"Kok nggak tahu?" protes Karin sambil berdecak sebal. Ia bahkan sudah berhenti mengunyah sedari tadi. Gue jadi curiga kalau sebenarnya Karin itu hanya lapar mata.

"Ya, emang gue nggak tahu, Karin. Udah deh, nggak usah tanya-tanya dia. Gue pusing juga tahu ngadepin manusia macem dia."

"Pusing? Pusing yang gimana, Mbak?"

Gue menghela nafas pendek. Ingatan tentang Arkan dan sikap cueknya mulai berputar di otak gue, dan itu membuat gue sedih. Gue lirik Karin --yang masih menunggu kalimat gue-- dengan tatapan ragu. Curhat enggak ya, sama ini bocah?

"Mbak! Kok malah ngalamun?"

Gue menggeleng. "Balik ke kamar lo sana! Gue mau tidur." Dengan sedikit gugup gue meneguk air putih gue, lalu berdiri dan masuk ke kamar mandi.

Ya, meski luas kamar ini tidak seberapa, tapi setidaknya ada kamar mandi-seadanya- di dalam kamar. Jarang-jarangkan?

Saat gue keluar dari kamar mandi, Karin sudah tidak ada di dalam kamar gue, tapi nasi gorengnya masih sisa lumayan karena Karin tadi malah sibuk ngepoin Arkan ketimbang makan.

Karin😎:

Mb, q mnt mf klo prtnyan q

tdi klwtn. Bkn brmksd kepo, tpi q cm pnsrn.

Gue hanya mendengkus saat membaca pesan yang Karin kirimkan. Tanpa ada niatan untuk membalasnya, karena jelas gue lebih memilih membereskan sisa nasi goreng Karin tadi dan bergegas untuk tidur.

~¤¤~

Gue mengernyit heran saat melihat sebuah mobil sedan yang terlihat familiar di indera penglihatan gue. Ditambah sesosok pria dengan tubuh jangkungnya sedang bersender di mobil itu, menghadap ke arah jalan. Kedua tangannya bersedekap di depan dadanya, khas seperti sedang menunggu seseorang. Sesekali pria itu terlihat melirik jam tangannya, membuat gue penasaran dan mendekat ke arah mobil itu. Dan betapa terkejutnya gue saat menemukan siapa pria itu.

Apa ini hanya sebuah mimpi?

Kalau iya, plis, jangan bangunin gue sebelum gue puas memandangi wajah tampannya.

Tbc,

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

aku baca ini setelah ada yang nge-like komenku di "telat nikah" beberapa bulan lalu, ceritanya lumayan juga. bagus...
nah, gara² like itu, aku jadi buka profil kamu lagi thor. dan...
ketemu deh, ini. seru ternyata yang ini nich, Adore you 👉☺️👈

2022-04-23

1

Liliani latif

Liliani latif

hai thor ✋✋

2020-10-17

0

Reree

Reree

aduhh baca nama Zayn malik kekasih pujaan hatikuuu dibawa-bawa jadi makin semangat bacanyaaaa wkwkwkwk

2020-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Adore You! : s a t u
2 Adore You! : d u a
3 Adore You! : t i g a
4 Adore You! : e m p a t
5 Adore You! : l i m a
6 Adore You! : e n a m
7 Adore You! : t u j u h
8 Adore You! : d e l a p a n
9 Adore You! : s e m b i l a n
10 Adore You! : s e p u l u h
11 Adore You! : s e b e l a s
12 Adore You! : d u a b e l a s
13 Adore You! : t i g a b e l a s
14 Adore You! : e m p a t b e l a s
15 Adore You! : l i m a b e l a s
16 Adore You! : e n a m b e l a s
17 Adore You! : t u j u h b e l a s
18 Adore You! : d e l a p a n b e l a s
19 Adore You! : s e m b i l a n b e l a s
20 Adore You! : d u a p u l u h
21 Adore You! : d u a p u l u h s a t u
22 Adore You! : d u a p u l u h d u a
23 Adore You! : d u a p u l u h t i g a
24 Adore You! : d u a p u l u h e m p a t
25 Adore You! : d u a p u l u h l i m a
26 Adore You! : d u a p u l u h e n a m
27 Adore You! : d u a p u l u h t u j u h
28 Adore You! : d u a p u l u h d e l a p a n
29 Adore You! : d u a p u l u h s e m b i l a n
30 Adore You! : t i g a p u l u h
31 Adore You! : t i g a p u l u h s a t u
32 Adore You! : t i g a p u l u h d u a
33 Adore You! : t i g a p u l u h t ig a
34 Pemberitahuan
35 We're Getting Married : |1| Maju Selangkah, yuk!
36 We're Getting Married : |2| Tak Seindah Rencana
37 We're Getting Married : |3| Usaha Untuk Berbaikan
38 We're Getting Married : |4| Mengakui Masa lalu
39 We're Getting Married : |5| Kejujuran Yang Menyakitkan
40 We're Getting Married : |6| Hal Yang Pantas Aku Dapatkan
41 We're Getting Married : |7| Perempuan Ajaibku
42 We're Getting Married : |8| Bahas Lamaran
43 We're Getting Married : |9| Menuju The Engagement part 1
44 We're Getting Married : |10| Menuju The Engagement part 2
45 We're Getting Married : |11| Menuju The Engagement part 3
46 We're Getting Married : |12| The Engagement
47 We're Getting Married : |13| Sedang Mesra-mesranya
48 We're Getting Married : |14| Cemburu?
49 We're Getting Married : |15| Wajengan Dari Irin
50 We're Getting Married : |16| Ijab Qobul
51 We're Getting Married : |17| Malam Pertama Yang Gagal
52 We're Getting Married : |18| Adeeva & Perasaan Bersalahnya
53 We're Getting Married : |19| Menikmati Peran Baru
54 We're Getting Married : |20| Berita Mengejutkan
55 We're Getting Married : |21| Berbincang-bincang
56 We're Getting Married : |22| Pertengkaran Pertama
57 We're Getting Married : |23| Pertemuan
58 We're Getting Married : |24| Sesuai Dugaan
59 We're Getting Married : |25| Berkunjung Ke Rumah Nenek
60 We're Getting Married : |26| Perpisahan? Secepat Inikah?
61 We're Getting Married : |27| Olahraga Pagi
62 We're Getting Married : |28| Kena Prank?
63 We're Getting Married : |29| Kami Baik-baik Saja
64 We're Getting Married : |30| Prasangka
65 We're Getting Married : |31| Kondangan
66 We're Getting Married : |32| Bukan Suplemen?
67 We're Getting Married : |33| Kacau
68 We're Getting Married : |34| Fakta Baru
69 We're Getting Married : |35| The Last Part
70 promo cerita baru
71 promo cerita baru lagi
72 cerita baru lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Adore You! : s a t u
2
Adore You! : d u a
3
Adore You! : t i g a
4
Adore You! : e m p a t
5
Adore You! : l i m a
6
Adore You! : e n a m
7
Adore You! : t u j u h
8
Adore You! : d e l a p a n
9
Adore You! : s e m b i l a n
10
Adore You! : s e p u l u h
11
Adore You! : s e b e l a s
12
Adore You! : d u a b e l a s
13
Adore You! : t i g a b e l a s
14
Adore You! : e m p a t b e l a s
15
Adore You! : l i m a b e l a s
16
Adore You! : e n a m b e l a s
17
Adore You! : t u j u h b e l a s
18
Adore You! : d e l a p a n b e l a s
19
Adore You! : s e m b i l a n b e l a s
20
Adore You! : d u a p u l u h
21
Adore You! : d u a p u l u h s a t u
22
Adore You! : d u a p u l u h d u a
23
Adore You! : d u a p u l u h t i g a
24
Adore You! : d u a p u l u h e m p a t
25
Adore You! : d u a p u l u h l i m a
26
Adore You! : d u a p u l u h e n a m
27
Adore You! : d u a p u l u h t u j u h
28
Adore You! : d u a p u l u h d e l a p a n
29
Adore You! : d u a p u l u h s e m b i l a n
30
Adore You! : t i g a p u l u h
31
Adore You! : t i g a p u l u h s a t u
32
Adore You! : t i g a p u l u h d u a
33
Adore You! : t i g a p u l u h t ig a
34
Pemberitahuan
35
We're Getting Married : |1| Maju Selangkah, yuk!
36
We're Getting Married : |2| Tak Seindah Rencana
37
We're Getting Married : |3| Usaha Untuk Berbaikan
38
We're Getting Married : |4| Mengakui Masa lalu
39
We're Getting Married : |5| Kejujuran Yang Menyakitkan
40
We're Getting Married : |6| Hal Yang Pantas Aku Dapatkan
41
We're Getting Married : |7| Perempuan Ajaibku
42
We're Getting Married : |8| Bahas Lamaran
43
We're Getting Married : |9| Menuju The Engagement part 1
44
We're Getting Married : |10| Menuju The Engagement part 2
45
We're Getting Married : |11| Menuju The Engagement part 3
46
We're Getting Married : |12| The Engagement
47
We're Getting Married : |13| Sedang Mesra-mesranya
48
We're Getting Married : |14| Cemburu?
49
We're Getting Married : |15| Wajengan Dari Irin
50
We're Getting Married : |16| Ijab Qobul
51
We're Getting Married : |17| Malam Pertama Yang Gagal
52
We're Getting Married : |18| Adeeva & Perasaan Bersalahnya
53
We're Getting Married : |19| Menikmati Peran Baru
54
We're Getting Married : |20| Berita Mengejutkan
55
We're Getting Married : |21| Berbincang-bincang
56
We're Getting Married : |22| Pertengkaran Pertama
57
We're Getting Married : |23| Pertemuan
58
We're Getting Married : |24| Sesuai Dugaan
59
We're Getting Married : |25| Berkunjung Ke Rumah Nenek
60
We're Getting Married : |26| Perpisahan? Secepat Inikah?
61
We're Getting Married : |27| Olahraga Pagi
62
We're Getting Married : |28| Kena Prank?
63
We're Getting Married : |29| Kami Baik-baik Saja
64
We're Getting Married : |30| Prasangka
65
We're Getting Married : |31| Kondangan
66
We're Getting Married : |32| Bukan Suplemen?
67
We're Getting Married : |33| Kacau
68
We're Getting Married : |34| Fakta Baru
69
We're Getting Married : |35| The Last Part
70
promo cerita baru
71
promo cerita baru lagi
72
cerita baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!