Adore You! : d e l a p a n

"Sama-sama mau. Kalimat biasa yang terdengar ambigu dan membuat gue berpikir yang iya-iya."

\=\=\=\=\=\=

"Kamu barusan itu nggak ngerasa rugi?" tanya gue gemas.

Setelah membiarkan itu emak-emak pergi begitu saja, dengan motor meticnya yang terlihat baik-baik saja, hanya lecet sedikit di beberapa bagian, yang menurut gue sangat wajar karena disenggol mobil. Arkan tidak langsung menjawab, kedua matanya menatap gue datar. Seperti malas mau menjawab pertanyaan gue.

Arkan menghela napas pendek baru kemudian menjawab, "Semua orang yang mengalami kecelakaan itu pasti mengalami kerugian, Adeeva. Termasuk saya. Memangnya ada begitu orang yang mengalami kecelakaan justru mengalami keuntungan?" tanyanya dengan raut wajah sedikit jengkel. Tidak datar seperti biasa.

"Ada," jawab gue cepat, "Ibu-ibu barusan."

"A.apa?" Raut wajah Arkan berubah bingung sekaligus tak percaya.

"Iya, ibu-ibu barusan. Pertama, ibu-ibu tadi dapet uang dari kamu, padahal yang salah ibu-ibu tadi. Kedua, ibu-ibu juga dapet kartu nama kamu sehingga bisa hubungi kamu kapan aja. Dan yang terakhir, ibu-ibu tadi bisa dapetin senyuman kamu secara cuma-cuma. Kurang beruntung apalagi coba ibu-ibu tadi. Bikin ngiri aja."

Wajah Arkan langsung berubah pias, bibirnya melongo secara spontan. Seperti tidak bisa berkata-kata lagi, bibirnya terlihat seperti akan terbuka tapi kembali tertutup, begitu terus sampai gue jengah juga melihatnya.

"Lo yakin nggak luka?" tanya gue kemudian. Sedikit mengabaikan kebodohannya yang membiarkan emak-emak tadi pergi begitu saja. Padahal menurut gue, emak-emak tadi juga perlu mengganti kerugian yang Arkan alami. Lihatlah, mobil mewahnya terdapat goresan lumayan lebar.

Sedikit mengabaikan keterkejutannya dengan kalimat gamblang gue, Arkan mengangguk. Membuat gue ikut mengangguk. Namun sebelum gue kembali membuka suara, gue merasakan ponsel gue bergetar tiba-tiba. Dengan sedikit erangan tertahan gue merogoh tas selempang gue, lalu mengeluarkan benda pipih berlambang apel digigit keluaran tahun lalu yang cicilannya masih sampai akhir tahun. Ck. Miris banget kan hidup gue. Efek ingin mengikuti trend ya begini.

"Ya, ha--"

"Lo di mana?" sembur Shirin setengah berteriak, namun penuh dengan emosi. Sampai gue harus menjauhkan ponsel gue dari telinga gue.

"Kuping gue bisa berdarah kalau denger teriakan lo, Rin," balas gue tak kalah emosi.

Emosi dengan Kakaknya dan sekarang adeknya pun bikin gue emosi. Kan rasanya gue sangat ingin makan orang.

"Enggak usah lebay!" balas Shirin tanpa rasa bersalahnya. Seperti biasa kalau lagi badmood emang gitu, "Jadi lo masih di mana?"

"Masih di sini, deket kantor. Mau ke pangkalan ojek, tapi--" gue menjeda kalimat gue dengan sengaja, untuk melirik Arkan. Ingin tahu apakah Arkan sedang menguping atau penasaran, namun yang ada gue justru malah menemukan ekspresi datar macam biasa yang ia tunjukkan, membuat gue bertambah kesal. Lah, gue pikir Arkan bakalan nguping seperti kebiasaan gue. Ck, ngarepin apaan sih gue?

"Kenapa sih?" tanya gue akhirnya. Memilih untuk tidak meneruskan kalimat gue tadi.

"Gue mau curhat."

Alamak, gue nggak salah denger ini?

"Tentang?"

"Damian."

"What?! Damian? Kalian--"

Lagi-lagi gue harus menghentikan ucapan gue karena harus melirik Arkan. Wajahnya kali ini tidak datar atau pura-pura datar, tapi terlihat benar-benar penasaran saat gue mengucapkan nama adik iparnya. Karena kali ini gue tidak ingin membuat dia kepo, gue memilih membelakanginya, lalu kembali melanjutkan obrolan gue dengan Shirin.

"Oke. Gue bentar lagi ke sana, lo nggak usah aneh-aneh," kata gue sebelum menutup sambungan telfon.

"Kenapa?" tanya Arkan begitu gue sudah matikan sambungan telfon dan memasukkan ponsel gue ke dalam tas.

Gue bingung sih mau jawab apa, jujur.

"Itu yang telfon barusan Irin kan?"

Meski dengan sedikit ragu, gue mengangguk sebagai tanda jawaban.

"Kenapa?" tanya Arkan terlihat penasaran.

"Dia minta gue mampir sih."

"Oh." Arkan mengangguk sambil ber'oh'ria, "ya sudah, ayo bareng saya. Saya juga mau ke sana," ajaknya kemudian.

Gue menerjap kaget. Ini seriusan gue diajakin bareng? Wow, kesempatan emas nih, dan nggak boleh disia-siakan. Eh, tapi gue perlu jaga image dulu sih, jadi gue harus pura-pura nolak. Kalau dia nggak maksa, ya udah. Anggep aja gue lagi apes. Meski gue berharap pake banget dipaksa sih. Haha, ngarep banget deh gue.

"Enggak usah, deh. Gue naik ojek aja," tolak gue dengan ekspresi pura-pura sungkan.

"Kenapa? Toh, kita sama-sama mau--"

"Apa?!" seru gue spontan.

"Ha?" Arkan sedikit terkejut karena mendengar suara teriakan gue tiba-tiba.

Salahkan, otak gue yang mendadak keinget dengan ucapan Bang Bima tadi. 'Toh, kami melakukannya atas dasar suka sama suka, mau sama-sama mau. Yang paling penting gue main aman dan nggak sampai ngebun--ASTAGHFIRULLAH!! Otak gue.

"Ada masalah?" tanya Arkan dengan ekspresinya yang masih kebingungan.

Gue langsung menggeleng dengan cepat, dan langsung mengajaknya segera beranjak.

"Ayo, kita ke rumah Shirin sekarang!" ajak gue nggak tahu malu dan berjalan mendahului menuju mobilnya, "tawaran yang tadi masih berlakukan?" tanya gue saat hendak memegang pintu mobilnya.

Dengan ekspresi datarnya Arkan mengangguk.

\=\=\=\=\=

"Kok barengan lagi?" tanya Shirin begitu melihat kami masuk ke dalam ruang tamunya. Raut wajah ibu muda itu tampak terkejut bercampur curiga.

Gue nggak langsung menjawab dan memilih menoleh ke arah Arkan. Membiarkan pria itu yang menjawab kekepoan adiknya sendiri. Namun, selama sekian detik gue menatapnya, pria itu tak kunjung membuka suara, seperti enggan membahas kejadian tak mengenakkan tadi. Karena gemas, gue melotot. Mengkode agar dia segera menjawab kekepoan Mamah muda di hadapannya ini. Namun, lagi-lagi pria ini masih dalam mode diamnya, meski sekarang pria itu malah menaikkan kedua alisnya seperti tak paham akan kode gue barusan. Membuat Shirin makin curiga dibuatnya.

"Apaan sih, kok malah ngobrol sendiri gitu. Pake bahasa isyarat lagi, takut banget ketahuan gue," gerutu Shirin lebih bermaksud untuk menunjukkan rasa protesnya.

"Kakak nggak bisa lama-lama, ada janji ketemu temen. Nih, titipan dari Mama," ujar Arkan pada akhirnya membuka suara, meski nggak nyambung juga dengan pertanyaan yang sempat Shirin lemparkan tadi.

Sambil menyerahkan kantung kresek hitam yang tidak gue tahu apa itu isinya.

"Apaan ini?" tanya Shirin dengan dahi mengkerut.

"Dodol Garut. Bang Ferdi kan dari Garut, Rin, masa oleh-olehnya lumpia," jawab Arkan terlihat sedikit snewen, "Kakak langsung pulang. Udah ditungguin temen."

Shirin mengangguk dan mempersilahkan Arkan pergi begitu saja dan langsung memilih bergabung di sebelah gue.

"Jadi, kenapa lo bisa bareng Kakak gue?" todong Shirin tanpa basa-basi. Kedua matanya berbinar menatap gue antusias, benar-benar terlihat tidak sabaran.

"Ya, gitu deh." Gue mengangkat bahu acuh tak acuh, tangan gue terulur untuk meraih kantung kresek yang Arkan bawa tadi. Dan mengambil sebiji dodol rasa original dan langsung melahapnya tanpa meminta izin.

"Iiih, cerita-cerita dong. Kan gue Mak comblangnya, masa nggak tahu progressnya," desak Shirin tak sabaran.

"Kakak lo tadi abis nabrak orang, emak-emak pula," ucap gue memulai bercerita.

"Hah? Kok bisa?" Raut wajah Shirin berubah panik.

"Lo kayak nggak tahu kebiasaan emak-emak kalau lagi naik motor metic. Nyalain sein ke kiri beloknya ke kanankan?" Gue mendengkus jika mengingat kebiasaan emak-emak yang sering kali meresahkan ini.

Shirin mangguk-mangguk paham. "Terus gimana keadaan emak-emaknya? Luka parah enggak?" tanyanya terlihat khawatir.

Gue berpikir sejenak, mengingat kondisi emak-emak yang tidak terlalu gue perhatikan tadi. Karena fokus gue ke Arkan dan emosi emak-emak tadi.

"Nggak tahu, kayaknya sih nggak papa. Kalau pun luka paling cuma lecet-lecet atau baret, ya, khas orang kecelakaan. Cuma yang jelas itu emak-emak tadi sempat ngamuk-ngamuk sih, ya, menurut gue baik-baik aja," kata gue menjelaskan sambil terus mengguyah dodolnya, yang tanpa gue sadari ternyata udah habis 5 bungkus aja.

"Enak dodolnya," komentar gue kemudian, kembali meriah dodol rasa lainnya.

"Enak apa laper? Perasaan dodol rasanya ya begitu-begitu aja," gerutu Shirin dengan wajah ditekuk.

"Dua-duanya, buk. Maklum akhir bulan, kudu pinter-pinter berhemat," cengir gue yang langsung disambut dengkusan bosan oleh Shirin.

"Eh, tapi kenapa lo bisa tahu kalau Abang gue nambrak emak-emak? Dia jemput lo?"

Gue langsung terbahak mendengar pertanyaan ngawur Shirin. Jemput dari Dubai!

"Kenapa malah ketawa? Serius ini udah naik level, ya?" tanya Shirin kepo.

Gue menggeleng. "Belum. Masih gini-gini aja, gue juga belum keluar senjata." Gue beranjak berdiri menuju dapur dan membawa sebotol air mineral dingin. Kalau kata Salma gue ini emang tamu yang nggak tahu sopan satun. Hehe, emang sih. Toh, si pemilik rumahnya nggak protes kok, malah seneng karena nggak perlu ngelayanin tamu macem gue. Setelah menegak air mineral yang gue ambil tadi, gue memutuskan kembali duduk dan melanjutkan kalimat gue.

"Dia nabrak emak-emak itu deket tempat kerja gue. Nah, kebetulan pas Abang lo dimaki-maki gue liat, dan gue samperin dong. Terus gue ajak duel mulut itu emak-emak karena gue tahu yang salah itu si emak-emak. Tapi mungkin karena otak Abang lo ini sudah tercemari dengan kalimat 'perempuan selalu benar', ya Abang lo cuma mangguk-mangguk dan ngucap minta maaf berulang-ulang. Abis itu lo nelfon dan dia nawarin gue buat bareng dia ke sininya. Dan TAMAT. Begitulah ceritanya."

"Ini semacam ketidak sengajaan takdir?"

Gue mengangkat bahu gue acuh tak acuh sembari menegak air mineral gue sekali ini.

"Bisa jadi emang karena ketidaksengajaan takdir yang berpotensi kuat membuat gue sama Abang lo berjodoh."

Gue kemudian tersenyum sambil memainkan alis gue naik-turun. Sementara Shirin langsung memukul gue menggunakan bantal sofa.

**Tbc,

Terpopuler

Comments

Miss Tiya😊

Miss Tiya😊

ngakak sumpah.. kebanyakan komedi jd menghibur banget

2023-05-29

0

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

jadi inget kan pas kemaren belajar naik motor matic..boro" kasih sein kanan beloknya ke kiri sangking takutnya malah kagak nyalain lampu sein..ehhh malah berhenti dulu tiap ada perempatan...tengok kanan tengok kiri untung nya masih dalam komplek.. hadeuh

2022-12-13

0

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎

duhh adeeva... ngakak kejer gw 😆🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Adore You! : s a t u
2 Adore You! : d u a
3 Adore You! : t i g a
4 Adore You! : e m p a t
5 Adore You! : l i m a
6 Adore You! : e n a m
7 Adore You! : t u j u h
8 Adore You! : d e l a p a n
9 Adore You! : s e m b i l a n
10 Adore You! : s e p u l u h
11 Adore You! : s e b e l a s
12 Adore You! : d u a b e l a s
13 Adore You! : t i g a b e l a s
14 Adore You! : e m p a t b e l a s
15 Adore You! : l i m a b e l a s
16 Adore You! : e n a m b e l a s
17 Adore You! : t u j u h b e l a s
18 Adore You! : d e l a p a n b e l a s
19 Adore You! : s e m b i l a n b e l a s
20 Adore You! : d u a p u l u h
21 Adore You! : d u a p u l u h s a t u
22 Adore You! : d u a p u l u h d u a
23 Adore You! : d u a p u l u h t i g a
24 Adore You! : d u a p u l u h e m p a t
25 Adore You! : d u a p u l u h l i m a
26 Adore You! : d u a p u l u h e n a m
27 Adore You! : d u a p u l u h t u j u h
28 Adore You! : d u a p u l u h d e l a p a n
29 Adore You! : d u a p u l u h s e m b i l a n
30 Adore You! : t i g a p u l u h
31 Adore You! : t i g a p u l u h s a t u
32 Adore You! : t i g a p u l u h d u a
33 Adore You! : t i g a p u l u h t ig a
34 Pemberitahuan
35 We're Getting Married : |1| Maju Selangkah, yuk!
36 We're Getting Married : |2| Tak Seindah Rencana
37 We're Getting Married : |3| Usaha Untuk Berbaikan
38 We're Getting Married : |4| Mengakui Masa lalu
39 We're Getting Married : |5| Kejujuran Yang Menyakitkan
40 We're Getting Married : |6| Hal Yang Pantas Aku Dapatkan
41 We're Getting Married : |7| Perempuan Ajaibku
42 We're Getting Married : |8| Bahas Lamaran
43 We're Getting Married : |9| Menuju The Engagement part 1
44 We're Getting Married : |10| Menuju The Engagement part 2
45 We're Getting Married : |11| Menuju The Engagement part 3
46 We're Getting Married : |12| The Engagement
47 We're Getting Married : |13| Sedang Mesra-mesranya
48 We're Getting Married : |14| Cemburu?
49 We're Getting Married : |15| Wajengan Dari Irin
50 We're Getting Married : |16| Ijab Qobul
51 We're Getting Married : |17| Malam Pertama Yang Gagal
52 We're Getting Married : |18| Adeeva & Perasaan Bersalahnya
53 We're Getting Married : |19| Menikmati Peran Baru
54 We're Getting Married : |20| Berita Mengejutkan
55 We're Getting Married : |21| Berbincang-bincang
56 We're Getting Married : |22| Pertengkaran Pertama
57 We're Getting Married : |23| Pertemuan
58 We're Getting Married : |24| Sesuai Dugaan
59 We're Getting Married : |25| Berkunjung Ke Rumah Nenek
60 We're Getting Married : |26| Perpisahan? Secepat Inikah?
61 We're Getting Married : |27| Olahraga Pagi
62 We're Getting Married : |28| Kena Prank?
63 We're Getting Married : |29| Kami Baik-baik Saja
64 We're Getting Married : |30| Prasangka
65 We're Getting Married : |31| Kondangan
66 We're Getting Married : |32| Bukan Suplemen?
67 We're Getting Married : |33| Kacau
68 We're Getting Married : |34| Fakta Baru
69 We're Getting Married : |35| The Last Part
70 promo cerita baru
71 promo cerita baru lagi
72 cerita baru lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Adore You! : s a t u
2
Adore You! : d u a
3
Adore You! : t i g a
4
Adore You! : e m p a t
5
Adore You! : l i m a
6
Adore You! : e n a m
7
Adore You! : t u j u h
8
Adore You! : d e l a p a n
9
Adore You! : s e m b i l a n
10
Adore You! : s e p u l u h
11
Adore You! : s e b e l a s
12
Adore You! : d u a b e l a s
13
Adore You! : t i g a b e l a s
14
Adore You! : e m p a t b e l a s
15
Adore You! : l i m a b e l a s
16
Adore You! : e n a m b e l a s
17
Adore You! : t u j u h b e l a s
18
Adore You! : d e l a p a n b e l a s
19
Adore You! : s e m b i l a n b e l a s
20
Adore You! : d u a p u l u h
21
Adore You! : d u a p u l u h s a t u
22
Adore You! : d u a p u l u h d u a
23
Adore You! : d u a p u l u h t i g a
24
Adore You! : d u a p u l u h e m p a t
25
Adore You! : d u a p u l u h l i m a
26
Adore You! : d u a p u l u h e n a m
27
Adore You! : d u a p u l u h t u j u h
28
Adore You! : d u a p u l u h d e l a p a n
29
Adore You! : d u a p u l u h s e m b i l a n
30
Adore You! : t i g a p u l u h
31
Adore You! : t i g a p u l u h s a t u
32
Adore You! : t i g a p u l u h d u a
33
Adore You! : t i g a p u l u h t ig a
34
Pemberitahuan
35
We're Getting Married : |1| Maju Selangkah, yuk!
36
We're Getting Married : |2| Tak Seindah Rencana
37
We're Getting Married : |3| Usaha Untuk Berbaikan
38
We're Getting Married : |4| Mengakui Masa lalu
39
We're Getting Married : |5| Kejujuran Yang Menyakitkan
40
We're Getting Married : |6| Hal Yang Pantas Aku Dapatkan
41
We're Getting Married : |7| Perempuan Ajaibku
42
We're Getting Married : |8| Bahas Lamaran
43
We're Getting Married : |9| Menuju The Engagement part 1
44
We're Getting Married : |10| Menuju The Engagement part 2
45
We're Getting Married : |11| Menuju The Engagement part 3
46
We're Getting Married : |12| The Engagement
47
We're Getting Married : |13| Sedang Mesra-mesranya
48
We're Getting Married : |14| Cemburu?
49
We're Getting Married : |15| Wajengan Dari Irin
50
We're Getting Married : |16| Ijab Qobul
51
We're Getting Married : |17| Malam Pertama Yang Gagal
52
We're Getting Married : |18| Adeeva & Perasaan Bersalahnya
53
We're Getting Married : |19| Menikmati Peran Baru
54
We're Getting Married : |20| Berita Mengejutkan
55
We're Getting Married : |21| Berbincang-bincang
56
We're Getting Married : |22| Pertengkaran Pertama
57
We're Getting Married : |23| Pertemuan
58
We're Getting Married : |24| Sesuai Dugaan
59
We're Getting Married : |25| Berkunjung Ke Rumah Nenek
60
We're Getting Married : |26| Perpisahan? Secepat Inikah?
61
We're Getting Married : |27| Olahraga Pagi
62
We're Getting Married : |28| Kena Prank?
63
We're Getting Married : |29| Kami Baik-baik Saja
64
We're Getting Married : |30| Prasangka
65
We're Getting Married : |31| Kondangan
66
We're Getting Married : |32| Bukan Suplemen?
67
We're Getting Married : |33| Kacau
68
We're Getting Married : |34| Fakta Baru
69
We're Getting Married : |35| The Last Part
70
promo cerita baru
71
promo cerita baru lagi
72
cerita baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!