Pagi harinya Nirmala bangun dengan kepalanya yang masih terasa sakit dan berdenyut-denyut. Tenggorokkannya terasa kering, ia pun memutuskan untuk mengambil air minum di dapur.
“alhamdullah segarnya”.
Setelah dahaganya sudah reda, Nirmala memutuskan untuk kembali ke kamar karena kepalanya masih terasa sakit dan pusing. Karena kamar yang Nirmala tempati lokasinya melewati kamar milik bu Laksmi, Nirmala tidak sengaja melihat bu Laksmi tengah duduk diatas dipan membelakangi pintu. Gestur tubuh bu Laksmi seperti sedang mengobrol dengan seseorang dan tumben sekali bu Laksimi tidak menutup rapat kamarnya. Nirmala dengan rasa penasarannya melangkah pelan-pelan mendekati pintu kamar bu Laksmi, mengintip dari pintu yang sedikit terbuka.
“Anggun??”. Dalam hati Nirmala bertanya sedang apa Anggun di kamar bu Laksmi, nampaknya mereka sangat serius. Nirmala memutuskan melanjutkan aktifitas mengupingnya, walaupun iya tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah tindakan yang tidak sopan dan jika bu Laksmi tahu pasti dia akan kena hukum. Tapi rasa penasaran Nirmala lebih besar, jadi masa bodoh jika ia ketahuan dan harus menerima hukumannya.
“Anggun, sesok ono sepasang suami istri sing arep ngangkat anggun dadi putrine. Awakmu gelem kan nduk? Ibuk yakin mari iki anggun bakal iso sekolah. Masa depan anggun iso luih apik yen anggun melok ibu lan bapak sing ngarep ngadopsi anggun”.
(Anggun, besok ada sepasang suami istri yang mau ngangkat anggun jadi anaknya.Kamu mau ya nak? Ibuk yakin setelah ini anggun bisa sekolah. Masa depan anggun bisa lebih baik kalo anggun ikut ibu dan bapak yang mau ngadopsi anggun”.
Anggun mengangguk, walaupun iya kerasan dirumah panti tapi iya ingin bisa memiliki orangtua lagi seperti dulu.
“Besok orangtua angkat anggun merene, saiki anggun istirahat. Anggun pesene ibuk siji nduk, ning ngendi wae panggone tetep dadi cah sing sopan sing nurut karo wongtuo”. (Besok orangtua angkat anggun kesini, sekarang anggun istirahat. Anggun satu pesan ibuk nak, dimana saja kamu berasa harus jadi anak yang sopan nurut sama orangtua).
Timbul perasaan iri di hati Nirmala, memang anggun anak yang sempurna pasti semua orangtua ingin memiliki anak seperti anggun.
Mereka berempat bermain seperti biasa tertawa riang bersama, Nirmala menatap dalam-dalam wajah anggun karena hanya Nirmala yang tau bahwa hari ini , hari terakhir anggun dirumah panti. Jauh di dalam hati Nirmala ia sangat menginginkan posisi anggun yang akan segera memiliki orangtua baru.
“Malaaaaa”.
“Opo sih Del ngagetke wae”.(Apa sih Del ngagetin aja).
“Mala awakmu nopo meneng ae, kat mau tak deloki awakmu nyawang anggun wae. Jo ojo awakmu seneng anggun?”.(Maka kamu kenapa diem aja, dari tadi kamu mandang anggun aja. Jangan-jangan kamu suka sama anggun).
Dela, Anggun dan Nur tertawa sembari meledek Mala.
“Isssshhhh…”. Mala mulai kesal dengan teman-temannya.
“Yo emang aku ayu puolll Mala, tapi aku sih normal…hahahaha”. (Ya memang aku cantik banget Mala, tapi aku masih normal).
“Lha mbok angget aku ora?”.(Lha kamu kira aku enggak?).
Tawa mereka semakin kencang melihat Mala yang semakin kesal.
“Anggun, awakmu rak bakal lali kan karo ndewe?”.(Anggun , kamu gak bakal lupa kan sama kita?).
Anggun seketika terdiam, menunduk sedih. Anggun menghela nafas panjang, dalam hatinya ia tak ingin berpisah dengan teman-temannya tapi di satu sisi ini demi masa depannya.
“Awakmu wes reti to?”.(Kamu udah tau to?).
Nirmala mengangguk pelan.
“Ihhhh ono opo sih!!!!!”.(Ihhhh ada apa sih!!!).
“Iyo nggun ono opo jane?”.(Iya nggun ada apa sebenarnya).
“Iki terakhir anggun ning omah panti, anggun onok sing ngadopsi”.(Ini hari terakhir anggun di rumah panti, anggun ada yang ngadopsi).
Dela dan Nur bersamaan melihat anggun, ini terlalu mendadak.
“Aku janji ning kowe kabeh aku rak bakal lali arekku kabeh ning omah panti iki”.(Aku berjanji sama kalian aku gak akan lupa sama teman-temanku semua di rumah panti ini).
Mereka berempat berpelukan.
Bu Laksmi sedari tadi memperhatikan mereka merasa terharu, timbul perasaan tak tega untuk memisahkan mereka tapi ini harus dilakukan bu Laksmi selain untuk masa depan anak-anak panti karena sebenarnya rumah panti ini kekurangan donator sehingga rumah panti gak mampu jika harus menyekolahkan mereka.
“Anggu, mrene nak….”(Anggun kesini nak)
Anggun melepaskan pelukannya, bu Laksmi menggandeng tangan anggun keruang tamu. Rupanya disana sudah ada sepasang suami istri yang menunggu anggun. Mereka begitu bahagia ketika melihat anggun , bahkan wanita itu langsung memeluk anggun. Nirmala, Dela dan Nur yang melihatnya dari balik bilik.
Dalam hati Nirmala tak suka melihat anggun dan orangtua barunya, penampilan orangtua anggun sangat rapih sepertinya orangtua anggun orang berada. Untuk kesekian kalinya Nirmala merasa iri. Anggun diijinkan untuk berpamitan dengan teman-temannya, untuk yang terakhir kalinya mereka berempat berpelukan. Tak lupa anggun menyalami bu Laksmi dan berterima kasih karena selama ini merawat dirinya. Anggun dan kedua orangtua barunya masuk kedalam mobil dan perlahan meninggalkan pelataran rumah panti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Hergozin Cristina
mulai ada rasa iri pada nirmala
2022-04-02
1