Episode 3

Dia mengulurkan tangan dengan ragu aku menerimanya. “Sebuah kebetulan kita bertemu di sini,” aku mengangguk menoleh ke belakang. Berharap jika mereka berhenti mengejarku. “Ada apa?” dia ikut melihat ke arah yang kutuju. “Tidak ada,” ucapku.

“Dan terimakasih,” aku melenggang pergi tapi dia menarik lenganku. Membuat aku terjatuh ke dalam pelukannya. “Jangan pergi,” bisiknya lirih tubuhku terpaku.

“A-apa yang kamu lakukan?” aku mendorongnya dengan sekuat tenaga. “Shuwang, mengapa kamu melupakanku begitu mudah? Padahal dulu kita … kita …” dia menelan ludah menunduk.

“Maaf tapi aku saat ini-,” aku terkejut melihat mereka disini. “Cepat cari dia! Jangan sampai tidak ketemu.”

Aku pikir mereka tidak akan mengejar sampai kesini. “Aku harus pergi,” kudorong tubuhnya menjauh. Dia mencekal lenganku. Aku terjatuh lagi dalam pelukannya. “Apa yang kamu-,”

Dia menempelkan jari telunjuk di bibirnya. “Diamlah,” aku terdiam meringkuk di pelukannya. Di tengah keramaian orang semua mata tertuju pada kami. Aku membenamkan wajah di dada bidangnya.

Wajahku memerah menahan malu. Kenapa aku menuruti perkataan pria ini? Umpatku. Suara derap kaki terdengar mendekat tubuhku gemetar. Dia mengelus punggungku lembut.

“Maaf pak. Apa anda melihat seorang gadis lewat sini?” mata mereka melirikku curiga. “Tidak,” sahutnya singkat. Mereka saling tatap kemudian pergi. “Percuma saja. Mereka tengah bercumbu di tengah keramaian. Sungguh tak tau malu.”

Begitu mereka menjauh. Aku menghela napas panjang. “Siapa mereka? Dan kenapa mengejarmu?”

“Mereka …” aku baru sadar jika kami sedang dipasar. Bisa bahaya jika mereka mendengar obrolan kami. “Ikut aku,” aku menarik lengannya. “Kemana?” aku memutar bola mata malas.

“Rumah,” sahutku singkat. Dia ber oh pelan mengikuti langkahku. Rumahku berada di pinggiran kota. Kota kecil yang kumuh dan dihuni oleh rakyat miskin.

Sangat menyedihkan. Setiap akhir bulan para prajurit datang dan memungut pajak. Tak ayal sebagian dari mereka membawa cambuk. Jika ada rakyat yang tidak membayar mereka takkan segan mencambuk mereka.

Keringat mengucur begitu aku tiba di rumah. Hari sudah beranjak sore. Tetangga yang melihat kami berbisik. Dia menyunggingkan senyum. Aku mendengus menyikut lengannya.

“Maaf,” ucapnya cengengesan. Aku mengetuk pintu terlebih dahulu. Tapi, pintu tak kunjung dibuka. Dahiku berkernyit melirik tetangga yang menjauh. Sesuatu mencurigakan disini, batinku.

Kubuka pintu pelan dan terkejut. Seisi rumah berantakan aku terkesiap. “Nenek! Nenek!” pekikku memanggil beliau. Tapi, tak ada jawaban. Aku berkeliling mencari di seluruh ruangan.

Dia juga ikut membantu. “Coba geledah semua tempat. Aku yakin nenekmu ada di suatu tempat,” air mata mengucur deras. Gelisah dan takut menyergap hati. Aku berusaha menenangkan pikiran. Tapi pikiranku semakin kacau.

Kulangkahkan kaki menuju dapur. “Nenek!” pekikku kencang sontak dia datang dan menghampiriku. Memelukku erat mengirim ketenangan dan kehangatan.

Tangisku semakin keras beberapa tetangga masuk. Mereka saling tatap dan diam. Aku mendekati nenek yang sudah terbujur kaku. Tubuhnya memucat dan di lehernya ada bekas gigitan.

“Itu ulah vampir Xiedee,” bisiknya lirih. “Tapi, mengapa mereka melakukannya?” tanyaku di sela isak tangis. “Kapan kejadian ini terjadi?”

“Semalam,” ucap mereka gugup. “Apa kalian melihat siapa pembunuhnya?” mereka menggeleng. “Kami hanya mendengar teriakan. Tapi, kami tak berani masuk. Kami takut mereka perampok.”

“Baiklah,kalau begitu aku akan membawa mayatnya pergi,” ucapnya. “Kamu mau membawanya kemana? Aku ingin nenekku disini,” dia tersenyum.

“Tidak, aku harus membawa nenekmu ke tempat yang layak. Tenang saja,” ucapnya berdiri. “Semuanya bubar. Biar aku yang mengurus masalah ini,” dalam sekejap mereka bubar.

Aku memeluk nenek erat. Air mataku tak berhenti mengalir. “Nenek, bangun. Jangan tinggalkan Li Shuwang sendirian,” aku mengguncang tubuh nenek berharap dia sadar. Tapi usahaku sia sia belaka. Dia menyentuh pundakku. “Shuwang, sudahlah jangan menangis lagi. Arwah nenekmu tidak akan tenang jika kamu menangis terus,” aku menoleh.

“Tidak! Aku tak percaya nenek pergi meninggalkanku. Nenek janji akan terus bersamaku. Aku tidak akan membiarkanmu membawa nenek,” dia menggelengkan kepala. “Shuwang kamu hanya membuat nenekmu tersiksa. Relakan saja biarkan dia tenang di sana,” ujarnya membujukku.

Dia mengusap air mataku dan tersenyum. “Jangan sedih Shuwang. Kamu takkan sendiri aku akan terus menemanimu,” aku menunduk dalam.

Di pemakaman kota Min Li tak ada keluarga dan tetangga yang datang. Hanya aku dan Do Jian yang disini. Pikiranku hampa menyaksikan semuanya.

Do Jian mengelap peluh yang menetes. Dia melaksanakan pemakaman sendirian. Dia menarik napas dan mengembuskannya pelan. “Berdoalah Shuwang,” aku mengangguk memanjatkan doa.

“Do Jian terima-,” pandanganku buram. Tubuhku terhuyung dan

BUK!

Semuanya gelap samar kudengar suaranya memanggil. “Shuwang, bangun! Bangun! Astaga, sadarlah!”

Aku membuka mata perlahan. Menghela napas panjang. “Sepertinya dia membawaku lagi,” gumamku beranjak bangkit. Ruangan ini sama seperti kemarin aku pingsan. Aku memegang kepala yang terasa sakit. “Ugh,” keluhku.

“Shuwang sudah sadar?” dia masuk dan duduk di dekatku. “Iya,” sahutku singkat. Tenggorokanku terasa kering dan leher ini di cekik sampai susah bernapas. Aku memegang leher Do Jian panik.

Deru napasku tidak beraturan. Tubuhku melemah. Apa yang terjadi? Apa ini sudah bulan purnama? Aku menatapnya khawatir. “Ting … galkan … aku … sen … diri,” ucapku terbata.

Rasa sakit itu kian mendera. Aku semakin menderita. “Sakit,” gumamku menahannya. “Tenang saja Shuwang. Aku ada disini. Jangan takut,” aku menggeleng.

Bodoh! Bukan aku takut seharusnya kamu yang takut. Apalagi sekarang aku mulai di kuasai oleh makhluk itu, batinku. Perlahan, wujudku berubah dan rasa sakit itu berubah menjadi haus. “ARGH!” erangku.

Dan seperti yang kutakutkan wujud itu mengendalikanku. Aku memiringkan wajahnya dan menyeringai. Taring yang mencuat dan kuku yang panjang.

“Shuwang,” ucap Do Jian bergetar. “Sudah kubilang pergi. Tapi kamu tidak mendengarkanku,” ucapku mengalungkan lenganku ke lehernya. Mengendus aroma madu dari tubuhnya.

“Aromamu sama seperti dulu, Do Jian,” ucapku tersenyum. Dia menarik pinggangku. Kedua iris kami bertemu. “Sepertinya, dia mengendalikanmu dengan sempurna seperti dulu,” bisiknya.

“Tentu saja. Aku tetaplah orang yang sama,” aku membuka hanfunya sedikit, menggigit tengkuknya. Tubuhnya menegang. “Rasa sakitnya akan sebentar sayang,” Do Jian terkekeh. “Kamu menggodaku,” sarkasnya aku berdecih.

Cairan kental merah itu membasahi kerongkonganku. Rasa haus itu hilang begitu saja. “Do Jian kamu tau?” alis mata Do Jian terangkat. Setelah menghisap darahnya aku merasa tenang. Kutatap lekat pemilik manik safir.

“Apa?” tanyanya penasaran. “Kamu itu mempunyai aroma darah yang memikat,” ujarku. “Jadi kamu hanya menginginkan darahku?” aku tertawa kecil dan mengusap bibirnya. Wajahnya memerah tapi seulas senyum tersungging di bibirnya. “Kamu menggodaku lagi.”

“Aku tidak menggodamu,” alis matanya terangkat. “Lalu?” aku menggeleng. Kurebahkan diriku di kasur yang empuk. Kutarik selimut menutup diri. Do Jian menatap bingung.

“Hari hampir pagi. Aku harus tidur dulu.”

Terpopuler

Comments

Serenarara

Serenarara

Dulu kita apa? Teman main bekel? apa gimana?

2025-02-12

0

chonurv

chonurv

kasihan jadi hidup sebatang kara. tapi ada dua cowok yang bisa menemani sih ya.

2020-09-08

1

M.A

M.A

ini aku mei datang berkunjung

2019-10-18

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 HAPPY BIRTHDAY LI SHUWANG
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Promosi Bentar Nih!!
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 Episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Episode 78
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87
90 Episode 88
91 Episode 89
92 Episode 90
93 Episode 91
94 Episode 92
95 Episode 93
96 Episode 94
97 Episode 95
98 Episode 96
99 Episode 97 - TAMAT -
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
HAPPY BIRTHDAY LI SHUWANG
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Promosi Bentar Nih!!
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
Episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Episode 78
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87
90
Episode 88
91
Episode 89
92
Episode 90
93
Episode 91
94
Episode 92
95
Episode 93
96
Episode 94
97
Episode 95
98
Episode 96
99
Episode 97 - TAMAT -

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!