Ara berlarian ke kamar Rio. Ia lupa kalau Rio sedang tidur. Ara membuka pintu dan menutupnya dengan kasar. Masih dengan nafas tersenggal, dan pipi merah merona. Rio kaget dan berusaha menetralkan pandangannya ke arah pintu. Rio melihat Ara yang seperti terjadi masalah. Rio pun berlari kecil menuju Ara yang seperti ada masalah.
"Apa Ara ? Ada Apa ?" Tanya Rio panik dan menuntun Ara duduk ke ranjang Rio. Ara hanya terdiam padahal ia sangat malu tadi.
"Habis dari mana, kenapa pipi mu sangat memerah ?" Tanya Rio
Ara sangat kesal dengan Rio dan Derry saat ini. Ara memandang Rio seperti ingin melahap Rio saja. Tatapan tajam dan kesal sekali.
"Kenapa ? Kenapa kamu menatap aku seperti itu ? " heran Rio
Ara menarik nafas dalam-dalam dan di hembuskan perlahan.
"Lihat setan tadi" ketus Ara
"Hah setan !" Rio melihat sekeliling kamarnya dan memeluk Ara.
"Dimana kamu melihatnya?" Tanya Rio dengan memeluk erat.
"Badan aja gede, sama setan aja takut." Ketus Ara dan berusaha melepas pelukan Rio.
"Gak.. Gak takut " Rio langsung melepas tangannya dari lengan Ara.
"Dimana ada setan ?" Tanya Rio serius
Ara melihat Rio ketakutan pun mempunyai ide cemerlang. Ara tersenyum jahat, ia mempunyai niat terselubung.
"Di depan kamar. Gede, hitam, dan matanya merah. Serem deh !!!" Ngarang Ara
Rio yang ketakutan pun akhirnya percaya. Tapi ia bersikap biasa saja di hadapan Ara
"Oh.." Padahal takut..
"Ya udah tidur lagi gih." Suruh Ara.
Ara pun langsung menuju sofa dan tidur dengan selimut menutupi tubuhnya.
"Rasain tuh ." Ara puas menjahili Rio.
5 menit telah berlalu. Ara merasakan seseorang tidur di sampingnya. Ia pun terjaga oleh tidurnya. Ara mengintip dari balik selimutnya ingin tahu siapa sebenarnya, hantu atau Rio.
"Hufttt.. Udah aku bela-belain tidur di sofa. Malah dianya tidur di sofa juga maunya apa sih ? Aku kerjain aja sekalian." Dalam hati Ara.
3 menit sudah berlalu, Rio akhirnya tidur dengan memeluk Ara agar ia tak jatuh.
"Akhhhh" teriak Ara dan bangun dari tidurnya. Membuat Rio jatuh dari sofa,
Gedebukkk!!!
"Ara sakit tahu!!" Rio meringis sakit.
Ara yang melirik ke arah jatuhnya Rio pun tertawa tipis.
Ara memulai aktingnya, dia akan memulai seperti orang yang sedang mimpi buruk.
"Hah.. hah.. hah.." dengan suara tersenggal.
Rio yang melihat Ara seperti sedang mimpi buruk pun panik. Ia ingin mengambil segelas air putih ke bawah, saat melangkah mendekati pintu. Rio teringat cerita Ara tadi, rasanya ingin tidak pergi. Tapi ia tak tega melihat Ara, akhirnya Rio memutuskaan pergi kebawah. Rio mengumpulkan keberaniannya melawan rasa takutnya, ia menghela nafas panjang-panjang.
"Kalau ada jangan melihat kebelakang" Bhatin Rio. Ia bergegas pergi ke bawah, ia melafalkan kalimat tadi terus menerus hingga ke dapur. Saat ia selesai menuangkan air minum, ia berbalik badan. Saat ia berbalik badan ia melihat seseorang berpakaian terusan warna putih dan wajah putih rata dari arah tangga menuju dirinya. Rio yang melihat dari kejauhan langsung membalik badannya ke posisi tadi.
"Ya Allah apa an tu ? Bener kata Ara ada setan. Kalau ada jangan melihat kebelakang, kalau ada jangan melihat ke belakang." Dengan gemetar dan memejamkan matanya.
Arah langkah yang mendekati Rio pun terasa dekat. Semakin dekat jantung Rio semakin cepat. Ia seperti kehabisan nafas saat melihat bayangan putih dari pintu kulkas. Bulu romanya berdiri, kakinya gemetar.
"Rio, Rio, Rio" Panggilnya.
Karena Rio di mode ketakutan dan sangat berhalusinasi, frekuensi pendengarannya seperti ada yang memanggil dan berbisik.
Dan di pegang pundak Rio. Reflek Rio langsung menyiram segelas air putih yang di genggamnya.
Byurrrr !!
"Pergi setaannnn" teriak Rio yang mungkin membangunkan seisi penguni rumah.
Rio melihat jelas wajah berwarna putih, dan Rio berusaha melewatinya. Alhasil karena ia menumpahkan segelas air, Rio terpeleset jatuh.
"Aduh sakit, setan jangan dekatin aku" pekik Rio ketakutan.
Di jewer lah telinga Rio kuat-kuat.
"Setan.. Setan.. Setan... Ini Mamah mu Rio, setan darimana. Gak sopan nyiram orang tua pake air, mau Mamah kutuk jadi monas. Haahh.." Amarah Mamah Fani.
Rio yang kesakitan berusaha mendongak ke atas dan memang benar yang dilihat adalah Mamahnya sendiri.
"Berdiri !!" Tegas Mamah Fani dengan masih menjewer telinga putranya.
"Ampun Mah.. Ampun Mah.. Rio pikir tadi itu setan habisnya Mamah pake baju warna putih udah gitu pake masker, kan kayak setan." Jelas Rio dengan meringis kesakitan.
Mamah Fani pun melepas jewerannya.
"Udah sana tidur !!" Mamah Fani melepaskan Rio dan menyuruhnya naik ke atas.
"Makasih mah" Rio pun mengambil air minum lagi dan pergi ke atas.
"Hmm... Otot aja di gedein, ketemu setan rontok semua ototnya" Geram Mamah Fani.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Aplovia Soares
😁😁😁😁
2020-04-13
0
Lusmiati Lubis
ara bisa aja ngerjain suaminya...
2020-04-10
0
💕Řëńà&Ŕèšțî💕
rio otot aja sama setan takut 🤣🤣🤣🤣
2020-04-01
0