Rio pun terbangun dan melihat Ara berteriak histeris. Dan jari telunjuk Ara mengarah ke Rio. Rio pun ikut panik, dan berlari ke arah Ara. Takut ada sesuatu di belakang Rio.
"Apa ??? Ada apa ??" Tanya Rio.
Arah semakin panik ketika lelaki di kamarnya ingin mendekatinya.
"Tolong... jangan sakiti saya.. menjauhlah." Ara ketakutan dan melempar beberapa barang yang ada di dekatnya.
"Auwww...." pekik Rio kesakitan karena dilempar barang pajangan Ara tepat mendarat di kening Rio.
Ara pun langsung membuka pintu dan berlari secepat mungkin.
"Tolongggg.... Tolongggg.... Bundaaaa...!!!" Teriak Ara dan menuruni anak tangga dengan berlari menuju meja makan. Dan mendekati Bundanya dengan nafas tersengal.
Seluruh penghuni rumah pun kaget dan mendengar Ara berteriak histeris dan berlarian keluar.
"Ada apa Nak ? Ini minum dulu " Bunda Nisya menyodorkan segelas air putih agar putrinya lebih tenang. Ara pun menghabiskannya dan mengatur nafasnya.
"Makasih bunda" ucap Ara dengan masih nafas yang mulai teratur.
"Sekarang cepat cerita perlahan. Apa yang terjadi ? Apakah Rio melakukan hal yang menakutkan ?" Tanya Mamah Fani dengan panik.
"Loh tante kenapa ada di rumah Ara pagi-pagi sekali. Om juga ada disini ?" Tanya Ara heran .
"Kamu lupa ya !" Tanya lembut Bunda Nisya
"Lupa apa Bund ?" Tanya Ara balik.
"Coba kamu ingat-ingat perlahan apa yang terjadi hari kemarin." Tuntun Papah Rendy berusaha membantu menstabilkan keadaan Ara.
Ara berusaha mengingat kejadian kemarin.
Ia berusaha mengumpulkan sisa tenaganya. Dan mata Ara terbelalak dan berlari ke atas untuk melihat lelaki tadi.
Seisi rumah pun tersenyum melihat tingkah Ara karena lupa kalau ia sudah menikah.
**********
" Loh mana A' Rio ? A'.... A' Rio" panggil Ara. Dan anehnya Ara malah menengok ke bawah tempat tidur.
"Ya gak mungkin lah A' Rio di bawah sini?!" Ara berbicara sendiri karena masih syok dan belum bisa berfikiran jernih.
"Sudah sadar !!" Suara lelaki tepat di belakang Ara.
Ara kaget tapi Ara tidak berani untuk berbalik badan.
"Ya Allah selamatkan Ara Ya Allah. Ara masih mau hidup Ya Allah" lirih Ara sembari menengadahkan tangannya.
"Pasti A' Rio mau memarahi Ara. Ceroboh sekali kamu Ara. Seharusnya tadi kamu gak lempar barang dan keluar begitu saja. Bodoh.. Bodoh.. Bodoh" Ara merutuki dirinya sendiri.
"Sudah sadar !" Kini suaranya begitu dekat sekali.
"Jangan khawatir....... " suaranya kini hampir mendekati Ara. Jantung Ara berdetak cepat dan tak beraturan. Ara gugup tapi takut.
"Aku tidak akan jahat Ara..." kini Rio berbisik tepat di telinga Ara. Ara merinding sekujur tubuh mendapatkan perlakuan seperti itu.
Rio menuntun Ara secara perlahan untuk berbalik ke arah dirinya.
Ara menurut saja, tapi matanya kini terpejam rapat-rapat. Ara tak mau melihat mata Rio yang menakutkan.
Sejenak Rio tekesima melihat keseluruhan wajah Ara dari dekat. Cantik, bulu matanya sangat indah. Pipinya chubby ingin sekali Rio mencubitnya untuk memberi pelajaran ke Ara karena sudah menimpuk Rio. Dan ketika melihat ke arah bibir mungil nan tipis merah merekah membuat Rio menelan salivanya. Rasa keinginannya untuk merasakn bibir Ara.
Ara perlahan membuka matanya.
"Stttttt... tetaplah terpejam" perintah Rio.
Ara kembali terpejam. Tapi tubuhnya merasa di papah Rio dan mendarat ke tempar tidur. Rio menatap lekat-lekat wajah Ara yang masih terpejam. Terasa nafas mereka telah memburu tidak beraturan. Rio terbawa suasana, perlahan ia mendekati bibir Ara yang mungil. Perlahan dan hampir......
Tok
Tok
Tok
Suara pintu kamar mereka di ketok
"Teh.. Teh Ara... A' Rio disuruh ke bawah"
Suara Qia membuyarkan semuanya. Rio cepat-cepat duduk tegap, dan Ara pun langsung membuka matanya.
"Iya 15 menit lagi" teriak Ara.
"Oke" jawab Qia singkat.
Suasana kembali canggung tak ada yang membuka suara, tak saling pandang. Hanya keheningan yang selalu ada.
"Ehmmm.... sekarang aku yang mandi dulu atau kamu." Tanya Rio sembaripu berdiri dan menatap ke arah Ara.
Ara pun mendongak ke atas.
"A'... Ya Allah itu berdarah A'. Harus di obati dulu A' biar gak kena infeksi. Sebentar Ara cari kotak P3K." Arah menunjuk kening Rio. Dan bergegas mencari kotak P3K di laci kamarnya.
Ara pun mengambilnya dan kembali ke arah Rio berdiri. "Duduk sebentar ya A' . Ara obatin sebentar " perintah Ara dengan lembut dan Rio tidak ada penolakan sama sekali. Ara dengan telanten mengobati luka Rio. Rio menatap mata indah Ara. Rio menelan salivanya, entah nafsu apa jika Rio melihat bibir mungil Ara. Ingin ia menghabiskan bibir mungil Ara tapi Rio tahan.
"Nah udah selesai " Ara telah memberikan plaster di kening Rio.
Rio pun kembali berdiri dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihakn diri.
"Maafkan Ara ya A' ?" Ara meminta maaf dengan tulus.
Rio pun berhenti melangkah seketika.
"Iya...." Jawab singkat Rio tanpa berbalik badan.
Ara tersenyum senang karena Rio memaafkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lusmiati Lubis
lanjut...
2020-04-10
0
annin
knp da iklan jadi skip dech
2020-04-02
0
💕Řëńà&Ŕèšțî💕
haduh ara masih muda udah pelupa 🤣🤣🤣
2020-04-01
0