Itulah Cinta pertamanya Derry jatuh hati kepada Ara. Tapi sayang Ara telah dimiliki oleh sang Abang. Untuk pertama dan terakhir kalinya Derry akan sedekat itu kepada Ara. Karena Derry tahu batasannya.
Cintanya bertepuk sebelah tangan.
..... Hari H .....
Di kediaman Rumah Ara Wijaya....
Flashback*
"Bunda apakah harus berlaku perjodohan ini? " Ucap lirih Ara kepada Bundanya..
"Ara mau menikah, tapi dengan pujaan hati Ara sendiri Bund..!" Jelas Ara dengan menitikan air matanya.
"Maafkan Bunda Nak. Waktu kamu masih dikandungan di umur 7 bulan. Bunda dan Fani bertemu di salah satu rumah sakit di jakarta. Dulu Bunda dan Alm Ayah pernah menetap di Jakarta karena Ayah pinda dinas pada waktu itu. Dan kami kebetulan bertemu di rumah sakit ruangan tunggu periksa kandungan. Kami tak percaya akan bertemu lagi. Terakhir bertemu di pernikahan Bunda. Lalu Kami duduk di kantin rumah sakit ketika selesai pemeriksaan. Kami mengobrol seputar kegiatan masing-masing. Dan tak lama Papah Rio dan Alm Ayah kamu menghampiri kami di kantin. Dan ini memang apa adanya. Tidak ada unsur kesengajaan. Dan mereka saling tatap-tatapan. Karena tidak percaya akan bertemu secara kebetulan. Dan meleset ke pembicaraan calon jabang bayi kita. Dan menanyakan usia kehamilan Bunda dan Fani. Mereka terkejut ketika tahu kami mengandung di usia kembar. Dan Papahnya Rio bertanya pada Bunda dan Alm Ayahmu jenis kelamin calon jabang bayi. Ya Bunda bilang ini perempuan insya Allah. Dan Papah Rio sangat senang. Kami bukan hanyalah sekedar berteman saja. Bukannya juga sekedar sahabat. Tapi lebih sebagai saudara sedarah. Bunda dan Ayah pun kaget ketika Papah Rio mengatakan untuk menjodohkan kalian. Tapi entah kenapa Ayahmu setuju dengan rencana perjodohan yang Papah Rio inginkan. Bunda pun sempat mempertanyakaan alasan Ayah pada saat itu. Dan Ayah bilang ini kan hal positif, mempererat tali persahabatan di antara kami. Bunda fikir ini semua hanya bercanda. Karena status Bunda dan Ayah dengan Papah dan Mamahnya Rio jelas berbeda. Bunda dan Ayah tak sebanding dengan mereka. Makanya Bunda hanya berfikir ini semua hanyalah guyonan semata karena secara kebetulan. Dan pada akhirnya setelah Ayahmu kembali di pindahkan dinas ke Bandung, kami tak pernah bertemu atau saling kasih kabar dengan keluarga Rio. Pada saat kami pindah dan menetap di Bandung. Ria dan Ara berusia 5 tahun. Dan setelah 7 tahun Ayahmu meninggal dan 6 tahun sekarang telah berlalu. Entah bagaimana kami bisa bertemu secara kebetulan waktu Bunda berada di cafe. Papah Rio melihat Bunda dan menghampiri Bunda. Bunda pada saat itu sudah lupa akan perjanjian perjodohan antara Rio dan Ara. Tapi di sela-sela obrolan antara Bunda dan Papah Rio. Papah Rio ingat kejadian 19 tahun silam yaitu perjanjian perjodohan kalian. Bunda kaget sekali, Bunda saja sudah tidak ingat. Kenapa Papah Rio masih mengingatnya. Tadinya Bunda menolak secara halus. Hari pertama Papah Rio memahami itu. Tapi hari selanjutnya Papah Rio berusaha meyakinkan Bunda untuk melanjutkan Perjodohan kalian. Tapi Bunda tetap kekeh untuk tidak melanjutkan. Karena Bunda tahu, Ara punya hak untuk menentukan pasangan Ara sendiri. Bunda tidak bisa apa-apa lagi, ketika Mamah Rio jatuh sakit karena mengidap penyakit jantung. Walau terdengar Bunda mengorbankan anak sendiri Mamah Fani yakin jika Rio da Ara bisa bersatu.Bunda kalut pada waktu itu, ya akhirnya bunda memutuskan untuk melanjutkan perjodohan ini. Tanpa harus bertanya dengan Ara. Maafkan Bundamu ini Nak. Bunda tidak bisa memberikan kebahagiaan yang utuh untukmu. Maafkan Bunda Nak ?. Mungkin jodoh Ara memang dengan Rio. Tuhan mengirimkan nya lewat keputusan kami berempat." Jelas Sang Bunda dengan terisak-isak.
Ara sendiri harus bagaimana ? Hati Ara sakit teriris pedih melihat Bundanya menangis penyesalannya.
Ara memegang jemari Bundanya, mengusap air mata Bundanya.
"Aku siap melakukan pernikahan ini Bund. Aku akan belajar mencintai lelaki pilihan Bunda. Ara janji, Ara tidak mengecewakan Bunda. Bunda jangan menangis seperti ini lagi. Ara bersedia dan tidak keberatan sama sekali. Percayalah...." Ucap Ara penuh keyakinan dan tersenyum. Ara menunjukan ketidak apa-apanya di depan Bunda Nisya. Padahal hatinya sakit sekali.
Bunda mendengar ucapan Ara menyetujui perjodohan ini sangat bahagia. Bunda Nisya hanya berharap segalanya lancar pada hari yang ditentukan. Mereka pun saling berpelukan.
Flashback End
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lusmiati Lubis
kasian mereka...
2020-04-09
1
sayapku
sedih
2019-09-22
4