“Huft... akhirnya sampai juga. Selamat datang kembali, Manila,” batin Kathryn dengan wajah berbinar-binar penuh semangat.
“Muka lo merah kayak pantat bayi! Sebentar lagi lo bakal ketemu sama mantan pacar lo, tuh. Jadi, simpan aja dulu rasa rindu dan bahagia lo. Beresin kamar ini, setelah itu gue mau pergi ke suatu tempat,” ujar Daniel sambil bersandar santai di pintu.
“Hei, kamu pikir kamu bisa memerintahku? Apa kamu nggak malu memerintah seorang wanita seperti aku?” balas Kathryn, menaikkan satu alis.
“Lo bawel banget, sih. Ayo, beresin kamar ini.”
“Eit, tunggu dulu. Kamu mau ke mana?” Kathryn mencegat langkah Daniel, mengepakkan kedua tangannya seperti hendak terbang.
“Bukan urusan lo. Minggir.”
“Aku ini istrimu. Jadi, aku berhak tahu ke mana kamu pergi.”
“Oh wow! Sekarang lo sadar kalau lo itu istri gue?”
“Bukan. Aku cuma ingin ikut denganmu.”
“Kenapa sih, lo kayak perangko? Nempel terus.”
“Daniel, aku takut sendirian di sini.”
“Fine! Lo boleh ikut, tapi ingat, jangan bikin masalah.”
“Siap, Boss.” Kathryn mengangguk sambil tersenyum.
Satu jam kemudian...
“Daniel, kita di mana ini?” tanya Kathryn begitu mobil berhenti di depan sebuah rumah mewah.
“Turun,” jawab Daniel singkat.
Terlihat seorang gadis sedang menyiram bunga di halaman. Daniel melangkah mendekatinya—dan tiba-tiba memeluknya dari belakang. Kathryn membelalakkan mata, tak percaya dengan apa yang ia lihat.
“Hai, sayang. Apa kabar?” sapa gadis itu dengan wajah berseri, membalas pelukan Daniel.
“Dasar pria menyebalkan! Dia bawa aku ke sini cuma buat pamer kalau dia punya pacar lain!” omel Kathryn kesal, lalu kembali masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan keras.
Sementara itu...
“Aku kangen banget sama kamu,” ujar gadis itu bahagia setelah pelukan mereka terlepas.
“Oh ya, mana istrimu?” tanyanya sambil melirik ke arah mobil.
“Ah, Kathryn? Bentar, gue panggil dulu.”
Daniel melangkah kembali ke mobil. Kathryn yang tadi diam memperhatikan dari balik jendela, pura-pura tertidur sambil menyandarkan kepalanya ke pintu. Begitu Daniel membukanya, kepala Kathryn nyaris terjatuh jika saja Daniel tak sigap menahannya.
“Hei! Ngapain masih di sini? Kan gue udah suruh turun. Ayo cepat!”
“Tidak, aku nggak mau,” sahut Kathryn, merengek seperti anak kecil.
“Lo keras kepala banget, sih...” ujar Daniel, lalu tanpa banyak bicara, langsung menggendong Kathryn keluar dari mobil.
“Hei! Turunkan aku! Kamu gila ya!” Kathryn meronta-ronta, tapi Daniel terus membopongnya sampai ke halaman rumah.
“Wah, kalian berdua romantis sekali. Istrimu kayaknya manja, ya. Datang ke sini aja harus digendong,” komentar gadis tadi sambil tertawa kecil.
“Hei, Nona! Jaga omonganmu. Aku bukan cewek manja, dia yang maksa aku datang ke sini!” bentak Kathryn sambil menunjuk Daniel.
“Ah, maaf. Aku cuma bercanda,” jawab gadis itu tergagap.
“Tentu saja kamu harus minta maaf. Dan bilang juga ke pacarmu ini, supaya nggak seenaknya maksa orang.”
“Pacar?” ulang gadis itu bingung.
“Ya, dia pacar kamu, kan?” balas Kathryn ketus.
“Kathryn, dia Rima. Sepupu gue. Lo ngaco banget, sih?” kata Daniel dengan nada tajam.
“Maaf, Rim. Istriku emang suka lupa orangnya. Padahal gue udah cerita soal lo ke dia.”
Mendengar itu, wajah Kathryn memerah seperti tomat. Ia merasa sangat malu atas tuduhannya barusan.
Oh Tuhan, aku bodoh sekali. Aku menuduh tanpa tahu kebenarannya. Apa dia akan marah? pikir Kathryn dalam hati. Dengan ragu-ragu, ia mengulurkan tangannya.
“Maaf, aku sempat menuduhmu yang tidak-tidak.”
“Rima, Athe. Ah, tidak apa-apa. Athe mungkin lupa padaku. Kau sangat cantik, kalian benar-benar pasangan yang sempurna,” puji Rima ramah.
“Oh ya, Rim. Gue ke sini mau pinjem Bibi Anita buat bantuin beresin tempat nginap kami. Kasian Kathryn, dia kelihatan capek banget,” jelas Daniel.
“Tenang, akan kuatur semuanya. Kebetulan Mark dan Maghie juga mau ke sana. Biar mereka aja yang jemput Bibi Anita,” jawab Rima.
“Thanks, Rim. Kami pamit dulu. Ayo, sayang.” Daniel menggandeng tangan Kathryn, entah karena sungguhan atau pencitraan.
Di dalam mobil...
“Kamu perlu ya, sampai segitunya? Kamu bahkan nggak pernah cerita kalau dia sepupumu,” omel Kathryn.
“Lo nggak tahu terima kasih, ya? Gue udah nyelametin lo dari interogasi sepupu gue itu.”
“Terus, apa maksud kamu peluk-peluk aku di depannya?”
“Oke. Kita to the point aja. Rima itu mata-matanya Nyokap gue. Kalau kita nggak terlihat kayak pasangan beneran, dia bakal laporan, dan sandiwara kita ketahuan. Paham, kan?”
Kathryn terdiam. Seperti biasa, ia memilih mengalah.
“Baiklah... Kali ini aku percaya.”
Sesampainya di vila penginapan...
Bibi Anita, Mark, dan Maghie sudah lebih dulu sampai.
“Ayo turun.”
“Daniel! Apa kabar?” sapa Maghie sambil memeluk Daniel.
“Oh, hai,” sahut Daniel cepat, lalu memeluk Kathryn. “Ini Kathryn. Istri gue.”
“Kamu cantik dan murah senyum, nggak seperti... Alisa,” celetuk Maghie.
“Siapa Alisa?” tanya Kathryn, mengernyit.
“Alisa? Kamu nggak kenal dia?” tanya Maghie polos.
“Maghie...” suara Daniel terdengar lembut tapi penuh peringatan.
“Ah... Maaf, maaf,” ucap Maghie gugup.
Ups... Maghie memang terkenal blak-blakan dan suka keceplosan. Kali ini, ia hampir saja membuka rahasia masa lalu Daniel di depan Kathryn.
“Aku mau renang dulu. Ayo, Mark.”
“Aku ikut. Kathryn, kamu mau ikut juga?”
“Ah... Aku bantu Bibi Anita beres-beres aja.”
“Hei, ayolah. Bibi Anita bisa mengurusnya,” ucap Maghie sambil menarik tangan Kathryn menuju kolam renang.
Siang itu mereka habiskan bersama di kolam, berenang dan bercanda.
Beberapa waktu kemudian...
Daniel terlihat terburu-buru. Kathryn menyadarinya.
“Hei, kamu mau ke mana?”
“Mau ketemu teman-teman gue.”
“Boleh aku ikut?”
“Enggak. Lo istirahat aja.”
“Tapi...” Kathryn belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Daniel sudah pergi.
Pria menyebalkan itu! Pasti dia mau ketemu kekasihnya yang bernama Alisa. Aku harus membuntutinya! pikir Kathryn. Ia segera menelepon Maghie.
“Halo, Maghie. Kamu bisa ke sini sebentar? Aku butuh bantuan.”
“Baiklah. Aku ke sana sekarang!”
Beberapa menit kemudian, Maghie datang. Mereka pun menyusun rencana untuk mengikuti Daniel secara diam-diam.
Tapi mengapa Kathryn begitu curiga? Bukankah mereka sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing?
Atau... mungkinkah perasaan Kathryn terhadap Daniel mulai berubah?
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments