Takdir Membawamu Kembali

Takdir Membawamu Kembali

Perpisahan, Pertemuan dan luka yang baru

Cuaca hari ini benar-benar tidak bersahabat. Awan hitam bergulung-gulung, menutup keindahan langit biru yang biasanya menenangkan. Angin berembus lembut, membawa aroma tanah yang seakan menandakan bahwa hujan akan segera turun. Hari yang kelabu itu seolah menyatu dengan perasaan seorang gadis yang tengah duduk termenung di kamarnya. Matanya menatap nanar ke arah koper besar yang sudah terisi penuh dengan pakaiannya—tanda bahwa ia akan segera pergi.

Kathryn, gadis itu, tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang menyelimuti hatinya. Meninggalkan rumah yang telah menjadi saksi hidupnya sejak kecil bukanlah keputusan yang mudah. Hari ini, ia dan keluarganya akan pindah ke Jakarta, meninggalkan Manila dan seluruh kenangan yang tertinggal di dalamnya.

Ia masih belum mengerti alasan di balik keputusan orang tuanya. Mengapa mereka tiba-tiba memutuskan untuk pergi? Tidak ada penjelasan yang jelas, hanya perintah yang harus ia patuhi. Kathryn tahu, mau tak mau ia harus pasrah, walau hatinya penuh tanda tanya dan luka yang belum sempat sembuh.

Pikirannya melayang pada pertemuannya dengan James malam sebelumnya. Tanpa disadari, air mata mulai mengalir dari bola matanya yang cokelat. Kata-kata James semalam begitu menyakitkan, menghantam hatinya seperti badai. Hubungan yang telah mereka bina selama dua tahun harus kandas, hanya karena James telah jatuh cinta pada gadis lain.

"Kathryn, lima menit lagi kita berangkat. Periksa kembali barang-barangmu, jangan sampai ada yang tertinggal," seru sang ibu dari luar kamar.

"Iya, Bu," jawab Kathryn sambil cepat-cepat menyeka air matanya agar tidak diketahui sang ibu.

Tak lama kemudian, mereka pun tiba di bandara. Dalam waktu kurang dari dua jam, semuanya terasa seperti mimpi. Kathryn kini telah menginjakkan kaki di tanah asing: Indonesia. Ia merasa waktu dan keadaan seolah membencinya, menempatkannya dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.

Langkahnya lesu saat ia keluar dari pesawat. Ia menitipkan kopernya kepada ibunya dan berjalan menuju toilet. Ia butuh waktu sendiri, meski hanya beberapa menit.

Namun, nasib seolah belum ingin berpihak padanya. Saat keluar dari toilet, seseorang menyenggol lengannya cukup keras hingga tas kecil yang ia bawa terlepas dari pundaknya. Orang itu berlalu begitu saja tanpa menoleh, apalagi meminta maaf. Kathryn, yang sudah diliputi emosi sejak pagi, tidak tinggal diam. Ia melepaskan sepatu kirinya dan melemparkannya ke arah orang itu. Sepatunya tepat mengenai kepala si pelaku.

Pria itu berhenti sejenak, lalu berbalik dan menghampirinya dengan tatapan tidak suka.

"Heh! Cewek gila! Ngapain lo nimpuk kepala gue pake sepatu jelek lo ini? Lo gila ya?" bentaknya kasar.

Kathryn mendengus. "Kamu yang gila! Seharusnya aku yang marah karena pundak jelekmu itu menyenggolku, dan kamu sepertinya lupa sesuatu!"

"Apa maksud lo?" balas pria itu sinis.

"Kamu lupa minta maaf!"

"Ngapain gue minta maaf? Lo udah balas gue pake sepatu, kita impas!" jawabnya cuek, lalu melemparkan sepatu Kathryn ke lantai dan pergi begitu saja.

"Dasar cowok brengsek!" omel Kathryn kesal. Seolah belum cukup dengan luka hatinya, kini ia harus berurusan dengan orang asing yang menyebalkan. Dalam hatinya, ia berharap bisa bertemu lagi dengan pria itu hanya untuk memberinya pelajaran.

Setelah melewati kemacetan lalu lintas Jakarta yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di rumah baru. Rumah itu cukup besar, dan kamar Kathryn didekorasi dengan mewah.

“Cukup indah,” gumam Kathryn dalam hati.

Ibunya yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya bertanya dengan suara lembut, “Apa kamu menyukainya, nak?”

Kathryn menoleh. “Maaf, Bu... semua ini terlalu mendadak.”

Sang ibu tersenyum sendu. “Maafkan kami atas kepindahan ini yang begitu tiba-tiba. Kami hanya tidak ingin kamu terus larut dalam kesedihan. Ayahmu mengalami kesulitan dalam bisnis, dan karena itu kami harus pindah ke sini. Seseorang akan membantu ayahmu mengembangkan kembali bisnisnya.”

Kathryn mengangguk perlahan. Namun, hatinya mulai terasa dingin ketika sang ibu melanjutkan, “Kami sudah sepakat untuk menikahkanmu dengan putra Pak Dermawan, rekan bisnis ayahmu.”

"Apa?!" Kathryn membelalak. "Apa-apaan ini, Bu? Kalian membuat keputusan tanpa menanyakan pendapatku lebih dulu. Aku ini anak kalian, bukan emas yang bisa kalian jual saat kalian butuh uang!"

"Hentikan, Kathryn!" potong ibunya tegas. "Ini bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk masa depanmu!"

“Masa depan?” suara Kathryn bergetar. “Masa depan yang seperti ini? Menikah tanpa cinta, tanpa persetujuanku? Itu yang kalian sebut masa depan?”

Ibunya menghela napas panjang. “Cinta saja tidak cukup, nak. Cinta kadang menyakitkan, seperti yang kau alami bersama James. Tapi sebuah pengorbanan bisa menyelamatkan hidup kita.”

"Tapi luka ini belum sembuh, Bu. Dan kalian malah menambahkan luka baru."

Ibunya mendekat, mengecup kening Kathryn dan berkata, “Kami mencintaimu, nak. Besok calon suamimu akan datang menemui kita. Tolong, jangan kecewakan kami.”

Malam pun datang, dan Kathryn hanya bisa memeluk bantalnya sambil menangis. Air matanya terus mengalir, membasahi pipinya yang dingin. Dalam heningnya malam, ia hanya berharap satu hal: semoga semuanya akan baik-baik saja saat pagi tiba.

Jarum jam telah menunjukkan pukul 10.30 pagi ketika sinar matahari mulai menembus jendela kamarnya. Kathryn masih terlelap, sampai suara pintu terbuka membuyarkan tidurnya.

“Kathryn, bangun, nak. Calon suamimu dan keluarganya sudah menunggu di ruang tamu,” kata ibunya lembut.

“Ugh... Ibu, aku tidak ingin bertemu siapa pun hari ini. Aku ingin tidur saja,” jawab Kathryn dengan suara serak, menutupi wajahnya dengan bantal.

“Kathryn, ayo bangun... atau ibu akan membiarkan calon suamimu masuk ke kamar ini untuk membangunkanmu!” ancam sang ibu.

Mata Kathryn langsung terbuka. Ia melompat dari tempat tidur dan menuju kamar mandi dengan ogah-ogahan. Tak lama kemudian, ia keluar dengan wajah muram tanpa riasan. Ia bahkan mengabaikan permintaan ibunya untuk berdandan.

Langkahnya gontai ketika ia memasuki ruang tamu. Tapi begitu melihat sosok yang duduk di sana, matanya langsung membelalak. Lelaki itu... wajahnya tak asing.

“Kamu! Kamu ngapain di sini? Dasar pria sombong, menyebalkan, dan nggak tahu diri!” teriak Kathryn sambil melempar bantal ke arahnya.

Pria itu hanya tersenyum sinis. Dunia Kathryn seketika terasa jungkir balik.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Juggler

Juggler

awal tang bagus

2020-02-03

1

Zidni azalea  IG.deliantizidni FB.Delianti Zidni

Zidni azalea IG.deliantizidni FB.Delianti Zidni

wah jangan2 author fans nya kathniel juga yaaa 😍😍

2020-02-01

1

Angelicha Tasya

Angelicha Tasya

awal yg mnarik.lnjt thor.

2019-09-14

2

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan, Pertemuan dan luka yang baru
2 Ciuman, Kolam Renang dan Sebuah Rahasia
3 Perjanjian dan Pernikahan
4 Bulan Madu ke Manila?
5 Pelukan yang Mengungkap Rahasia
6 Pertemuan dan Luka yang Tak Terduga
7 Hampir tapi tidak jadi
8 Kecemburuan membawa kenikmatan
9 Jejak Cinta dan Kabut Rahasia
10 Rencana Gila Alisa
11 Lupa ingatan
12 "Di Bawah Atap yang Sama, Di Balik Luka yang Sama"
13 Dalam luka yang membawa ingatan
14 Kabar dari Rembulan
15 Di Ambang Pengorbanan
16 . “Saat Cinta Harus Berpisah: Kisah Terakhir Kathryn dan Daniel”
17 “Tante Cantik dan Rahasia Nilka”
18 TANTE CANTIK YANG MENGGUNCANG HATI
19 Ciuman Tak Sengaja dan Perasaan yang Tertinggal
20 "Wajah yang Tak Pernah Pergi"
21 Sandra dan Dunia yang Tiba-Tiba Berubah
22 Peringatan yang Membekas
23 Darah yang Sama, Luka yang Berbeda
24 Darah untuk Nilka, Luka untuk Sandra
25 Keajaiban yang Tak Bernama
26 Rasa Itu Seperti Madu
27 Sentuhan Tak Sengaja, Hati yang Meriang
28 Pagi yang Tak Biasa
29 Tanda Tangan yang Mengikat
30 Sosok yang Selalu Hadir di Saat Tak Terduga
31 Sebuah Keputusan yang Terlalu Dini
32 Malam yang Mengubah Segalanya
33 Tante Jahat dan Anak Pemberani
34 Bayangan Gaun dan Bayang-Bayang Masa Lalu
35 Gaun dari Masa Lalu
36 Di Antara Jarak dan Tatapan
37 Langkah Kecil menuju Hati
38 Pernikahan yang Tak Diucapkan Cinta
39 Pagi yang Belum Terbiasa
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Perpisahan, Pertemuan dan luka yang baru
2
Ciuman, Kolam Renang dan Sebuah Rahasia
3
Perjanjian dan Pernikahan
4
Bulan Madu ke Manila?
5
Pelukan yang Mengungkap Rahasia
6
Pertemuan dan Luka yang Tak Terduga
7
Hampir tapi tidak jadi
8
Kecemburuan membawa kenikmatan
9
Jejak Cinta dan Kabut Rahasia
10
Rencana Gila Alisa
11
Lupa ingatan
12
"Di Bawah Atap yang Sama, Di Balik Luka yang Sama"
13
Dalam luka yang membawa ingatan
14
Kabar dari Rembulan
15
Di Ambang Pengorbanan
16
. “Saat Cinta Harus Berpisah: Kisah Terakhir Kathryn dan Daniel”
17
“Tante Cantik dan Rahasia Nilka”
18
TANTE CANTIK YANG MENGGUNCANG HATI
19
Ciuman Tak Sengaja dan Perasaan yang Tertinggal
20
"Wajah yang Tak Pernah Pergi"
21
Sandra dan Dunia yang Tiba-Tiba Berubah
22
Peringatan yang Membekas
23
Darah yang Sama, Luka yang Berbeda
24
Darah untuk Nilka, Luka untuk Sandra
25
Keajaiban yang Tak Bernama
26
Rasa Itu Seperti Madu
27
Sentuhan Tak Sengaja, Hati yang Meriang
28
Pagi yang Tak Biasa
29
Tanda Tangan yang Mengikat
30
Sosok yang Selalu Hadir di Saat Tak Terduga
31
Sebuah Keputusan yang Terlalu Dini
32
Malam yang Mengubah Segalanya
33
Tante Jahat dan Anak Pemberani
34
Bayangan Gaun dan Bayang-Bayang Masa Lalu
35
Gaun dari Masa Lalu
36
Di Antara Jarak dan Tatapan
37
Langkah Kecil menuju Hati
38
Pernikahan yang Tak Diucapkan Cinta
39
Pagi yang Belum Terbiasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!