Pernikahan yang diimpikan setiap wanita adalah menikah dengan laki-laki yang dicintainya, dan juga laki-laki yang mencintainya. Bukan hanya sekedar pesta mewah yang gagap gempita. Bukan hanya dilihat dari gedung super wah, makanan berkelas atau tamu petinggi penting. Itu tidak penting bagi seorang wanita. Yang terpenting adalah siapa yang bersamanya di pelaminan.
Daniah sudah berdiri di samping suaminya. Mereka sudah sah sebagai sepasang suami istri. Ini adalah pernikahan yang membuat iri seluruh wanita di negri ini. Mungkin mereka tersenyum dan mengucapkan selamat pada Daniah, namun dalam hati mereka mengutuki mempelai wanita kenapa bukan dirinya.
Hari ini Daniah terlihat cantik dalam balutan baju pernikahan berwarna putih. Wajahnya juga penuh dengan senyuman. Sungguh dia sangat pandai berakting. Tolong beri dia penghargaan pernikahan termenyedihkan. Di sampingnya Saga berbalut setelan jas sungguh terlihat sangat Tampan. Para wanita tidak henti takjub dan memujinya. Berharap dia adalah suaminya.
Mereka menerima ucapan selamat.
“Tegakkan kepalamu, kau tidak perlu menundukkan kepalamu kepada mereka.” Saga bicara di telinga Daniah, saat melihat istrinya itu berulang kali menundukkan kepala menerima ucapan selamat dari para tamu. “Kau hanya perlu menundukkan kepalamu padaku.”
"Ba, baik.”
Dan di hari pernikahannya inilah Daniah mulai menyadari seberapa besar kekuasaan dan tingginya posisi suaminya. Apa itu membuatnya senang. Tidak, tangan kanannya sudah terkepal gemetar dan berkeringat.
Ayah yang sudah menjual putrinya itu terlihat sangat bahagia. Dia bisa menyelamatkan perusahaan dan kehormatannya juga bertambah. Ibu tiri itu tersenyum dengan sangat senang, telah bisa membuang anak yang bukan darah dagingnya pergi dari keluarga tanpa perlu repot ia usir. Sementara wanita itu, adik tiri Daniah. Risya terlihat penuh kecewa. Dia marah dan kesal, ketika melihat laki-laki yang menjadi suami kakak tirinya. Ternyata sangat tampan. Kalau tau begini, tentu dia yang memilih untuk dinikahkan. Tatapan penuh kebencian ia layangkan pada saudara tirinya Daniah.
Sementara yang lain terlihat menikmati pesta, ada seorang laki-laki yang terpuruk kecewa. Dialah Raksa. adik tiri Daniah. Walaupun mereka berbeda ibu namun mereka hidup dengan saling menyayangi. Dia merasa sedih, karena gagal melindungi kakak perempuan dari kerakusan ayahnya. Dia berjalan lesu, tidak memperdulikan para wanita yang mencoba untuk mendekat dan menyapanya. Dia memilih berjalan menyusuri ruangan lain yang lengang, di luar aula utama tempat pesta berlangsung.
“Kak Niah.”
Betapa terkejutnya ia ketika mendapati kakak perempuannya, mempelai pesta ini sedang duduk di ujung ruangan. Di depannya ada sebuah taman. Lampu-lampu taman menyala membuat terlihat terang. Tapi, tidak jauh dari kakak perempuannya dia melihat dua laki-laki berdiri dengan sigap.
“Bukankah mereka petugas penjaga.” Ia berjalan mendekat. “Kak Niah!”
Gadis itu terkejut, dia buru-buru menyeka matanya dengan sapu tangan yang dipegangnya. Mencari asal suara. Dua orang petugas yang tadi berada di jarak cukup jauh berlari mendekat.
“Tidak apa-apa Pak, dia adik saya.” Daniah terkejut ketika tiba-tiba salah satu pengawal itu sudah memegang tangan adiknya. “Tolong lepaskan tangan Anda!”
“Maaf Nona Muda.” Mereka membungkukkan kepala lalu beranjak, berdiri di posisi semula.
“Kenapa Kakak di sini?” Raksa duduk di samping Daniah, menggenggam tangan wanita itu erat.
“Tuan Saga menyuruhku mencari udara segar karena melihatku sudah kelelahan. Lihat.” Daniah menunjuk dengan ekor matanya. “Mereka mengikutiku sesuai perintah Tuan Saga.”
“Maafkan aku Kak.”
“Kenapa?”
“Karena aku tidak bisa melindungi Kak Niah dari keserakahan ayah dan ibu. Kalau saja mereka memilih bangkrut dan merintis semuanya dari awal, mereka tidak perlu mengirimimu ke tempat ini.”
“Raksa, Kak Niah baik-baik saja. Suami Kak Niah orang baik kok.”
“Apa ada orang baik yang meminta anak gadis sebagai alat pembayaran hutang. Tidak orangtua kita ataupun dia sama-sama manusia jahat.”
Daniah melihat sekeliling. Dia takut ada yang mendengar ucapan adiknya.
“Jaga bicaramu.”
“Apa aku akan dia bunuh kalau ketahuan memakinya?”
“Raksa jangan begitu. Jangan bicara sembarangan yang akan mengancam jiwamu. Kak Niah akan melewati ini semua dengan baik, percayalah.”
“Bagaimana aku bisa percaya Kak. Aku tahu dia laki-laki seperti apa, rumor tentangnya tidak akan muncul tanpa alasan.“
Daniah menyentuh kepala adiknya lembut.
Aku percaya kalau kau mencintaiku Raksa, tapi kumohon demi keselamatan hidup dan masa depanmu kau harus mulai menjaga sikap dan kata-katamu. Terutama terhadap suamiku. Karena aku sendiri belum tahu sekejam apa atau seburuk apa hal yang bisa dilakukannya kemudian hari.
“Maaf Nona Muda, tuan muda memanggil Anda untuk masuk kembali ke aula.”
“Oh baiklah, aku sudah merasa segar. Mari kita kembali.” Daniah menarik tangan adiknya. “Ayo masuk, tersenyumlah dan nikmati pestanya.” Walaupun ia sendiri tahu, ia tidak menikmati pesta meriah ini. Sama sekali.
Bersambung...................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Ida Miswanti
hal ini yang menjadi kesedihan dan selalu di ingat Tuan Saga saat melihat Noah, Dokter Harun dan kawan lainnya yg menikah dgn wanita tercinta, sementara di awal pernikahan nya dgn Daniah...??
2025-02-24
0
Rafalia Azen
aku kembali kangen dngn cerita mu Niah saga
2024-11-20
0
Ayla Anindiyafarisa
aku udh baca cerita ini ntah udh yg keberapa g tau yg jelas udh bolak balik kubaca novel pertama yg aku baca dan suka banget banget sama ceritanya,authornya keren banget semua novel dia aku suka🥰🥰🥰
2024-12-14
3