dasa dan marlot merasakan kelelahan yang luar biasa sehingga mereka tidak lagi peduli dengan sekitarnya yang mendadak kedatangan tamu. mereka melihat pak Kadus dan wanita tidak dikenal datang ke goa.
pak Kadus diam saja dan wanita itu berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi di dalam goa. rutinitas yang wajib dilakukan setiap kali perjanjian harus dibayar.
kehidupan mewah yang mereka terima harus dibayar mahal dengan nyawanya. manusia tetap saja tidak peduli selain harta yang berlimpah dan instan.
dasa dan marlot akhirnya keluar dari goa setelah makhluk itu mengisyaratkan bahwa mereka bisa pergi meninggalkan goa.
langkah mereka tertatih-tatih menyusuri jalan hutan. marlot memapah tubuh dasa agar tidak jatuh dan celaka.
"masih jauh?"
"sebentar lagi"
walaupun capek yang luar biasa, mereka berdua terdiam dan berjalan terus hingga ketemu jalan desa. sesampainya di desa , mereka pulang ke rumah masing-masing.
dasa membuka gubuknya yang sudah reyot dilihatnya Mbah Painem duduk meratapi bajunya.
"Mbah"
suara dasa pelan tapi tetap didengar Mbah.
"oalah Gusti nyuwun ngapura...putuku wes teko"
jeritan suara Mbah Painem terlontar begitu saja melihat dasa, cepat-cepat dipeluknya cucu kesayangannya.
"Mbah ambil maem Sik ya"
dasa mengangguk pelan sambil duduk di bangku rotan. tak lama Mbah membawa makanan dan langsung dimakan lahap oleh dasa.
sementara itu dirumah marlot ,tangisan dan pelukan hangat dari kedua orang tuanya diterimanya bahkan marlot tak diijinkan sendirian. marlot adalah anak tunggal pedagang beras di pasar, sudah pasti sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.
sejak keluar dari goa itu, marlot merasakan perbedaan dengan tubuhnya yang mendadak menjadi kuat dan berenergi seperti memiliki ilmu. dilihatnya miliknya yang masih terpasang besi tak terlihat, iapun menghembuskan nafasnya mengutuk kebodohan dasa yang tidak meneliti lebih dulu, apa sebenarnya arti tongkat.
ini hari ketiga dari perjanjian dengan makhluk itu tapi mereka dibebaskan dan itu membuat marlot curiga. pandangan matanya meneliti seluruh ruangan kamarnya dan tubuhnya, takut ada kejutan yang tidak dapat dibayangkan jika ternyata makhluk itu muncul.
benaknya mengira-ngira apa yang akan terjadi selanjutnya. benar saja tiba-tiba tongkatnya merasakan panas yang luar biasa hingga membuatnya seperti terbakar dari dalam. untung saja hari sudah malam jadi tak seorangpun menyadari kalau marlot di kamar kepanasan menggeliat seperti cacing. belum sempat ia mencerna apa yang terjadi dengan tubuhnya, jendela kamarnya terbuka dan muncul dasa dengan keringat membasahi tubuhnya.
"ngapain kamu kesini"
"marlot ...panas"
setelah mengatakan itu dasa menghampiri dan dengan santainya memasukan tongkat marlot kedalam tubuh dasa. mata marlot melotot tapi ia merasakan dingin.
terdengar suara tawa yang menggelegak hingga siapapun yang mendengarnya akan berlari ketakutan.
"dasa"
"apa rencanamu"
"kita menikah saja"
"menikah?"
"ya"
marlot bangun dari posisi tidurnya yang baru saja menyelesaikan ritual yang dilakukan dengan dasa.
"kamu sudah gila"
"tentu saja tidak"
"aku..."
"dengar marlot, aku tahu kita tidak saling mencintai tapi itu tidak masalah asalkan kita kaya"
"tapi dasa.."
"please marlot, dalam kondisi sekarang ini siapa yang akan menikahi aku?"
marlot terdiam membenarkan perkataan dasa, diperhatikan kondisi dasa tanpa sehelai benangpun menutupi seluruh tubuhnya.
"bagaimana marlot"
"baiklah"
marlot mencintai dasa dan makhluk itu mengetahui keinginan terbesarnya. marlot bergerak menutupi tubuh dasa dengan kain sarung.
"tidurlah, besok kita ke Mbah dan orang tuaku"
dasa mengangguk dan cepat terlelap karena kelelahan. marlot mengusap air matanya yang membasahi pipinya, bagaimana ia manusia lemah, tidak mungkin ia membiarkan dasa mengalami sesuatu tanpa dirinya.
"cinta itu menyakitkan bukan? berjaga-jaga lah marlot, umur manusia tidak ada yang tahu"
marlot mendengar kalimat itu dan berusaha mencarinya tapi tidak ditemukan. hatinya sakit dan badannya sangatlah segar.
makhluk itu menyeringai lebar melihat Marlot yang putus asa tapi tidak bisa berbuat apa-apa. dasa menginginkan kekayaan sedangkan marlot menginginkan dasa.
hidup sungguh sebuah misteri hingga di hari ketiga itu telah disegel oleh kematian yang sewaktu waktu datang tanpa disadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments