Satu

Pertama-tama biar ku kenalkan dulu siapa aku. Namaku Rani. Aku adalah seorang istri yang baru menikah sekitar 6 bulan? Yah bisa dibilang masih pengantin baru. Tapi ini gak penting. Karena ini gak akan masuk ke dalam cerita. Hanya biar kamu tau aja.

Ah ya, aku adalah cewek drama yang gak pernah mau mengakui bahwa dirinya itu sangat drama. Merasa normal dan baik-baik saja. Padahal memuakkan dengan segala sifat manja dan kekanakannya. Ya, itu aku. Aku akuin kok. hehe.

Gak banyak yang bisa aku ceritain tentang aku. Tapi yang jelas, kali ini aku akan bercerita tentang bagaimana Tuhan sangat Maha Baik dengan segala kejutan-Nya.

***

Sembilan tahun yang lalu...

"Hei.. kamu kan udah lulus. Mumpung masih belum dapet kerja, kamu bantuin ibu ya.."

Aku sudah bisa menebak apa maksudnya. Aku tidak keberatan, tapi juga tidak senang. Seperti yang sudah aku jelaskan di awal, aku ini drama queen. Selalu menghebohkan sendiri hal-hal yang sebenarnya biasa aja.

Terus terang, aku memang sudah gak nyaman di rumah. Aku merasa sedang ada syuting sinetron cinta fitri di rumahku. Penuh drama dan konflik yang sinetron banget. Aku gak tau, kalian paham maksudku atau engga. Semoga aja kalian ngerti ya.

Akhirnya hari yang ditentukan tiba. Oh ya, aku belum ngasih tau ya, jadi aku akan pindah ke Solo. Jauh sekali dari rumah asalku yang ada di Kendari Sulawesi Selatan. Beda pulau cuy.

Aku ke Solo bareng sama adik ku yang masih SD. Ibu memintaku untuk jagain dia selama kami di Solo. Kami tinggal bertiga bareng dengan kakak sepupu aku yang lagi kuliah di Universitas Sebelas Maret. Kalian heran ga kenapa aku harus pindah ke Solo? Bisa nebak gak kenapa?

Hehe. Menyebalkan ya? Gak asik? Yah, gapapa. Silahkan berpendapat. Aku sengaja biar ceritanya bisa panjang aja. Hahaha.

Singkat cerita, orang tuaku sedang ada masalah. Ayahku punya seseorang yang lain. Tidak aku ceritakan detailnya, karena bukan itu yang pengen aku bagi kisahnya. Takut adikku ini semakin tertekan, maka ibukku memintaku agar kami berdua jauh jauh aja dari rumah.

Sampai di Jakarta, kita duduk di lorong Gate 2 menunggu pesawat transit ke Solo. Adikku diam saja. Sebelumnya, biar ku perkenalkan dahulu. Namanya Rosi. Dia umur 10 tahun, kelas 5 SD. Proses pindah sekolahnya sudah diurus oleh kakak sepupuku. Jadi, Senin besok dia bisa langsung masuk sekolah.

"Rosi.. Laper ga?"

"Sedikit"

"Ayo jajan."

Kami ke minimarket yang ada di dalam ruang tunggu bandara. Rosi mengambil sandwich dan beberapa keripik kentang beda merk. Aku mengambil minuman dingin. Selesai bayar, kami keluar dan kembali duduk lesehan di ruang tunggu. Hari itu, bandara lumayan penuh. Tempat duduk di ruang tunggu penuh dengan orang dan kopernya. Ya, kopernya ikut nangkring di bangku.

***

Kami sampai di Solo dan sudah dijemput oleh Mas Bahri di Bandara. Bandara Solo cukup kecil. Kami sama sekali tidak kesulitan menemukan Mas Bahri dengan jaket hoodie kesayangannya.

Hari sudah cukup malam, aku harus segera beristirahat. Besok aku sudah resmi menjadi ibu rumah tangga bagi kontrakan ini.

***

Hari ini, Rosi pertama kali sekolah. aku mengantarnya. Sambil berusaha ngapalin jalan dan liat liat sekitar. Ternyata sekolah Rosi sangat dekat dengan pasar. Itu bagus, aku tidak akan kesulitan cari bahan untuk menu makan siang.

Selesai masak dan lain-lain, aku bengong sendirian di rumah. Aku berfikir, aku harus sampai kapan kayak gini. Gak ada temen, gak kenal siapapun, jauh dari sanak saudara, bahkan aku baru pertama kali ini hidup di Solo.

Hari berganti, hidupku semakin abu-abu. Sama sekali tidak ada warna. Segala masalah yang ada di rumah dan di sini dan harus aku telan semuanya sendiri. Ini sama sekali tidak menyenangkan. Tapi, aku ga mau meratap-ratap. Hatiku rasanya sudah mulai kebas. Aku tidak lagi bisa merasakan apapun.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***