Surat Perjanjian

Dikamar Arka.

"Hoammm, Mas ini dimana?" tanya Amel setengah sadar yg melihat Arka sedang duduk disampingnya sambil memainkan ponsel.

"Di goa" jawab Arka asal.

"Kok goa ada kasurnya Mas." tanya Amel yang masih mengumpulkan nyawa.

"Ini goa masa depan" balas Arka meladeni kebodohan istrinya.

Detelah sadar Amel pun melihat kalau mereka sedang di dalam kamar Arka.

"Jam berapa ini Mas, aku belum masak." tanya Amel khawatir.

"Tidak usah, aku sudah menyuruh pelayan, ini sudah senja sebaiknya kamu mandi sana" perintah Arka.

"Iya Mas." Amel berjalan gontai kekamar mandi.

Saat sudah ada didalam, Amel terkejut saat Arka masuk dan mengunci pintu kamar mandi.

"Mas mau ngapain?" tanya Amel kaget ditambah khawatir karena dia tau apa yang terjadi setelah ini.

"Ya mau mandi lah, jadi mau ngapain? Main bola?" ledek Arka. Tanpa rasa canggung, Arka membuka semua bajunya hingga kini tubuhnya menjadi polos seperti bayi. Amel menatap tubuh sispack Arka dan terkagum melihat pemandangan bagus itu.

*Y*a ampun roti sobekku. Jerit Amel dalam hati. Kemudian dia tersedar melihat bagian bawah dan menutup matanya dengan kedua telapak tangan.

Arka yang menyadari kejadian barusan langsung menggodanya "Kamu mau? ayo" ajak Arka sambil mulai membuka baju Amel tiba tiba.

Amel terkejut dan refleks menutupi bagian dada yang sudah terlihat hanya tinggal jeans nya saja yang masih terpakai. "Mas jangan." pinta Amel yang saat ini merasa sangat malu.

"Kamu tidak boleh menolak suami, dosa" ancam Arka.

"Tapi gak disini juga kali mas" jawab Amel sambil memperlihatkan sekitar.

"Siapa bilang tidak bisa, ayo aku ajari" ajak Arka yang langsung mencium bibir Amel kemudian menyusuri leher dan dadanya. Membuat Amel juga ikut terbawa. Arka puas bisa bermain dengannya di kamar mandi sekalipun. Kegiatan mandi yang harusnya hanya setengah jam menjadi 1,5 jam.

Setelah itu mereka keluar dari kamar mandi dan mengganti pakaian bersama, Amel masih malu malu namun Arka tidak.

Setelah itu mereka makan malam dan memilih duduk di balkon kamar Arka setelahnya. Amel menatap langit seperti merindukan seseorang. Arka melihat lekat wajah sendu Amel. Sia pun masuk kedalam mengambil sesuatu dan menyerahkannya kepada Amel.

"Apa ini mas" tanya Amel heran.

"Surat perjanjian kita" jawab Arka datar.

"Kamu mau aku membacanya dan mempelajarinya lagi Mas?" tanya Amel polos.

ya ampun istriku yang bodoh aku ingin sekali menggigit bibir manismu yang polos itu. gumam Arka gemas.

"Robek dan buanglah" perintah Arka.

"Apa Mas? Kalau dirobek nanti surat perjanjian ini akan lenyap Mas terus....." Amel berhenti bicara dan menyadari apa yang sebenarnya diinginkan Arka kemudian bertanya sekali lagi. "Apa kamu yakin Mas?" tanya Amel serius.

"Ya" jawab Arka.

"Beneran?" tanya Amel lagi.

"Hmm" jawab Arka mulai kesal.

"Serius" lagi lagi Amel bertanya.

"Kalau kamu bertanya lagi aku akan memakanmu disini" gertak Arka yang sudah sangat kesal.

Mendengar ancaman itu Amel langsung merobek kertas itu dan membuangnya di atas mereka sambil berkata. "Selamat datang kebahagian."

Arka tersenyum melihat istrinya. Dia juga ikut merasakan apa yang dirasakan istrinya.

"Mulai sekarang tidak ada lagi kontrak pernikahan karena aku tidak ingin kehilangan kamu sampai kapan pun." kata Arka sembari mencium kening Amel mesra.

Amel tersenyum mendapat ciuman tanda sayang itu. Ya itu hanya berlangsung sebentar saat Arka mulai mencium daerah yang lain dan tangannya mulai nakal.

Amel mencubit tangannya dan berkata "ih tangannya nakal."

"Tidak apa apa kalau nakal sama istri sendiri" goda Arka disertai tawa mereka berdua.

Setelah puas mengobrol mereka pun tidur. Kali ini posisi berhadapan dan Amel membenamkan wajahnya di dada bidang Arka. Arka membelai rambutnya sambil berkata. "Aku mencintaimu istriku."

"Aku juga mencintaimu suamiku muachh." Sebuah ciuman mendarat di bibir Arka. Arka sangat senang kemudian memeluk istrinya sampai kedua insan yang sedang di mabuk cinta ini hanyut dalam dunia mimpi.