Pagi ini seperti biasa kau lakukan rutinitasku setiap hari. Earphone yg melekat sempurna di telingaku, dengan suara dentam musik yg mengalun keras masuk dalam Indra pendengaran ku.
kuambil beberapa helai pakaian kotor ku dan kumasukkan ke mesin cuci.
Daripada lelah menunggu , aku pun memilih melenggang pergi ke kamar mandi dan membasuh sitiap inci dari tubuhku.
Gemericik air yg mengucur mengenai helaian rambut , dan juga setiap jengkal tubuh ku hingga ke telapak kaki.
Membangkitkan energi baru dan melenyapkan denyut kemalasan yg selalu mengakar dalam diriku.
Ku sudahi rutinitas ku , kiraih piyama handuk tebal dan kubungkus tubuhku.
Kaki ku berjalan pelan , kembali pada mesin cuci yg sedang menggiling baju-baju ku.
Di situ, aku berpapasan dengan Raka . Dia menatap tajam kearah ku. Rambutku yg terurai basah membuat netra nya memancarkan sinar yg berbeda.
Kulihat dia menelan Saliva nya berulang kali. Membuat ku serasa tak nyaman ketika melihat jakun itu bergerak naik turun untuk beberapa kali.
Aku beringsut menjauhinya . ketakutan ku akan naluri Raka yg sering berbuat nekad membuat tubuh ku mundur menjauh darinya.
Ketakutan ku kian membuncah , ketika seringaian di bibirnya semakin mengembang seiring wajah ku yg kian meringis.
"cup." dia mengecup bibirku kilas.
Kecupan kecil yg ia hadirkan di bibir ku.
Rasa yg manis , namun membuat ku sedikit tak rela ketika pria ini adalah orang pertama yg mencuri ciuman pertamanya.
Aku masih mematung , memegangi bibir mungil mu yg baru saja di cecap oleh pria mesum di hadapan ku.
" Bagaimana rasanya ?" Tanyanya yg membuat pipiku seketika merona.
Aku terdiam , dan hal itu membuat pria ini semakin gelap mata.
Wajahnya kembali mendekat , bibirnya hendak memagut lagi bibir mungilku yg barusaja ia cecap.
aku kian tersudut , berusaha memberanikan diri untuk menatap tajam ke arah nya.
"sudah cukup !" tunjuk ku tepat di wajah nya.
Ku dorong sekuat tenaga tubuh Raka dariku
dan segera aku berlari menjauhi nya .
Raka tersenyum puas atas perangainya.
"Sedikit lagi sayang dan aku akan memiliki mu. aku akan jadi yg pertama untuk mu." lirih nya dengan tawa jahat
****
ayu POV
Ku pakai baju seragam ku , dengan rambut kuncir kuda dan juga polesan makeup tipis yg ku bubuhkan di wajahku.
Membuat pesona ku kian memancar di balik kaca cermin.
Tinggal satu masalah lagi sekarang.
Ini semua gara gara Raka . kenapa pria itu bisa melakukan hal seperti itu pada ku ?
"apa salahku padanya?" pikirku keras. Namun tak kunjung juga menemukan jawabannya.
"aku harus ngomong sama Raka, ini nggak boleh ketahuan sama orang lain. cukup aku dan dia . Dan akan ku pastikan kalau pria mesum itu tak akan berani lagi sembarangan mencium orang."
Setelah lama mondar-mandir di depan pintu , akhirnya ku putuskan untuk kembali menemui pria itu. Sekuat hati ku usir rasa takut yg masih bergelayut di diriku , meskipun nyatanya rasa takut itu masih bertahta dan semakin menghimpit keberanian ku.
"tok..tok..tokk.." ku ketuk pintu berulang kali.
"Raka kamu di dalam nggak ? aku mau ngomong nih !" teriak ku lantang dari luar pintu.
"Iya , masuk aja." jawabnya dari dalam sana.
Ku raih gagang pintu kemudian kuputar perlahan . Mataku membulat sempurna di iringi keterkejutan saat aku mendapati
Raka yg hanya mengenakan handuk di atas lutut nya . Memamerkan bentuk tubuhnya, dengan rambut berantakan yg masih basah.
"Astaga!" pekik ku sembari membekap mulut ku sendiri.
Aku menelan salivaku, tubuh tegap sempurna dengan kulit putih. Wajah tampan dan otot perut yg atletis dengan enam lapis roti sobek yg tertata rapi dibagian perut nya.
Aku masih membola , menatap lamat pemandangan yg tak pernah kulihat sebelumnya dengan mata telanjang ku.
Aku terpana dan , , ,
"ctaak..ctak.." Raka menjentik kan jari-jari nya di depan wajahku. Membuat ku sepenuhnya tersadar dari lamunanku liar ku.
"Ada apa?" tanya nya santai.
" Ka ! a-aku minta kamu jangan cerita pada siapapun tentang kejadian tadi pagi." pinta ku lembut kepadanya.
"Akan ku usahakan sayang.
asal , ,"
ucapannya terhenti, dan itu membuatku menjadi risau.
"Asal apa?" tanyaku cepat dengan ketakutan ku yg kembali menyeruak.
"Asal kau bisa menuruti perkataan ku."
"Jangan berpikiran aneh aneh Ka! kau sudah keterlaluan, bagaimana bisa kau melakukan itu padaku ? kita ini teman , aku tak menyangka kau akan setega itu?"tanyaku seakan tak percaya.
Raka hanya tersenyum. Dia mengambil handycam dari dalam tasnya dan menunjukkan sesuatu padaku .
Aku tersentak kaget dengan apa yang ada direkaman handycam itu . Mulut ku masih ternganga lebar dengan segala keterkejutan yg masih merayap dalam diriku.
"Brengsek !" makiku padanya.
"hahahaha.. kau tau apa ini sayang?"
"Berikan padaku." tangan ku berusaha meraih benda itu dari Raka , namun hasilnya tetaplah percuma. Tubuhnya yg terlampau tinggi ,membuatku kepayahan ketika harus menjangkau tangannya yg berayun ke atas.
"CK . CK .. CK. . ini adalah video ciuman kita tadi. aku akan menyimpannya dan menjadikannya sebagai kenang kenangan."
Aku hanya bisa pasrah dan bergegas pergi dari sana. Meninggalkan wajah bangga yg penuh kemenangan.
Malam pun tiba.
Aku melihat Rizal yg sudah datang dan dia pun memanggilku.
segera ku hampiri ia dan bersikap profesional melayaninya sebagaimana pengunjung lain yg menyambangi restoran kami.
"Hai ayu!" sapanya dengan senyum manis yg bertengger di sudut bibirnya.
"Hai juga kak,mau pesan apa?"
sambil kuserahkan buku menu nya..
dia memesan begitu banyak makanan, karna hari ini dia membawa beberapa tamu hotel kemari.
"Nih , udah yu!" sembari menyerahkan sebuah nota penuh dengan berbagai pesanan.
"Oke kak,tunggu sebentar ya!"
Segera aku berlalu pergi dan memesan berbagai menu tadi.
Sekitar 25 menit kemudian, semua hidangan sudah tersedia di atas meja panjang dan siap untuk di antarkan ke meja pengunjung.
Waktu berlalu begitu cepat, tak di sangka Rizal pun sudah beranjak dan hendak pamit.
Dia memanggilku ku dengan kode bill yg ia tuliskan lewat udara.
Aku mengagguk paham dan segera menghampirinya dengan nota bill seperti yg ia minta.
Selesai sudah ,dia sudah pergi.
Tinggalah bayang semu nya yg masih tersisa di tempat itu.
Kerlip mata coklat itu kembali mengendar dalam ingatannya , kepalanya seolah hanya terisi oleh gambaran pria manis yg muali sibuk meng obrak-abrik tatanan hatinya.
Pekerjaan telah usai. Aku memilih untuk segera mandi dan menyegarkan badanku. Menghilangkan bau kecut yg masih menguar dari sisa keringat yg menempelkan di tubuh ku.
Setelah selesai , aku segera bergegas keluar dari kamar mandi.
Melajukan langkah kaki ku dan berlarian kecil hingga masuk ke dalam kamar ku.
Ketakutan ku akan Raka , membuat ku mengambil langkah antisipasi untuk menghindari bertatap muka dengan pria mesum itu.
Kukeringkan rambut ku yg basah menggunakan handuk kecil.
Ku kenakan piyama renda warna merah kesukaan ku , lalu perlahan ku pejamkan mataku.
Sesaat sebelum lelap datang menyambut ku , dering ponsel ku kembali membuat penglihatan ku terjaga.
Rizal. Nama yg tertera di layar ponsel ku.
Seketika aku langsung bangun dan menjawab panggilan itu.
"Halo kak !"
"Pagi ! oh ya , kamu kapan ada cuti yu?"
"Ekhm ! soal cuti aku belum tahu kak! tapi ada apa ya kak?" tanyaku penasaran.
"Eh ,enggak! aku cuma ingin ajak kamu jalan keluar. Nonton mungkin kalau kamu nggak keberatan."
Aku terdiam untuk sejenak.
"Halo..halo..halo yu!!
kamu masih dengerin aku nggak?" tanya Rizal memastikan
"Ekhm!! iya kak . Akan ku usahain deh , minta ijin cuti sehari sama bos. Tapi aku nggak janji ya!"
"Oke kalau gitu.selamat malam!"
"Hmmm.." gumamku seraya mematikan sambungan telepon
Ku lempar ponsel ku ke sembarang arah.
Jantung ku kembali berdegup kencang , atau mungkin aku terlalu girang setelah menerima panggilan dari pria manis itu.
"Kenapa aku jadi alay gini sih? padahal kan cuma di ajak nonton ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Suci
Najib,Rio,Rizal,Raka,🤔🤔
2021-05-15
1
Suci
Najib,Rio,Rizal,raka
2021-05-15
2
Eti Haryati
lagian udh jls tinggal di asrama yg laki2 melulu mndi asal pke handuk pyama sja kelur gitu ,,,kn kmar mndi terpisah
2020-11-24
1