part 4

Pagi ini , aku masih setia dengan selimut serta kasur ku yg nyaman.

Hawa dingin seakan tak mengijinkan ku beranjak dari tempat ter nyaman ku saat ini.

"tok..tokk..tok.."

"Yu udah bangun belom?" seru bagus dari luar pintu.

"Iyaaa ... senbentaaaarrrr." teriakku dari atas kasur.

Segera aku bangun dan beranjak dari tempat tidurku . Memutar kenop pintu dan menemui bagus yg masih mematung di tempatnya.

"Hm , ada apa?" tanyaku dengan tampilan ku yg masih berantakan.

Bagus masih terdiam , entah apa yg ada di benaknya ketika melihat tampilan ku yg masih semrawut ini.

"Hei , hallo , kakak !!" panggilku seraya mengayunkan tangan ku di depan wajahnya.

Bagus mengerjap kaget dan mulai salah tingkah. "Oh iya..ekhm .. cepetan, aku sama yg lain sudah nungguin kamu . Kita sarapan bareng , habis itu jalan-jalam ke bukit belakang yuk !" ajaknya antusias.

Ku anggukan kepala ku pelan."Oke kakak ! kalau gitu aku mandi bentar ya! , kakak tunggu di depan aja sama yg lain."

Kulihat kepalanya mengagguk , dan kemudian ia berbalik pergi dari hadapan ku.

Segera ku ambil handuk dan berlari ke kamar mandi , menyegarkan tubuhku di bawah kucuran air dingin yg menyegarkan sendi-sendi ku.

••••••••••••

Pilihan ku jatuh pada kaos v neck putih, beserta celana pendek hitam sebagai bawahan nya.

Ku kenakan bedak tipis, serta lipstik merah muda untuk pelengkap make up di wajah ku.

"Yap , sempurna!" gumamku ketika memandangi pantulan diriku di depan cermin.

"Hay guys ! maaf ya aku agak lama ! pasti sudah pada nungguin aku ya kalian ?" ucap ku dengan senyum manja.

Mereka semua menatapku , tatapan aneh yg sama seperti pagi tadi ketika bagus menatapku.

"Ekm !! ada yg aneh kah ?" tanyaku bingung.

"Eh , enggak kok . Kamu cepet sarapan yu" ucap Raka sembari memberiku tempat duduk kosong tepat di sampingnya.

Aku sedikit bimbang untuk sesaat , namun akhirnya aku memilih untuk duduk tenang dan menikmati sarapan pagi bersama mereka.

•••••••••••

Yoga, dan yg lain sudah standby di luar pagar , aku segera berlari menyusul mereka.

Kami berjalan santai menyusuri jalan setapak yg membawa kami ke area perbukitan.

Pemandangan yg indah, udara yg segar seakan menyambut kedatangan kami.

Aku dan yg lain berjalan beriringan .

Dan lenganku tak sengaja bersenggolan dengan lengan kak Rio . Sontak kami bersitatap untuk sesaat . "Ekhm !"gumamnya ketika kami saling beradu pandang.

"Pemandangan nya indah ya kak!" ucapku asal.

"Hm , iya."

Kami berjalan santai. Beriringan dengan segala tutur kata yg menemani setiap langkah kami.

Sedetik , satu menit , dan berpuluh menit kemudian kami masih beriringan.

Dari situ , hatiku terasa ada yg berbeda . Debaran yg kian cepat seiring berpacu nya jantung ku yg kian tak menentu.

Aku tersipu ketika mendengar tutur kata halus nya .

"Apa aku salah jika aku menyukai pria seperti Rio?" pria yg begitu menarik dengan segala kelembutan yg tersirat dari dirinya

Sejak tadi aku terlalu asik dengan duniaku , hingga aku lupa kalau sedari tadi ada tiga pria yg berada di sampingku. Kulihat tatapan mereka yg terlihat menahan kesal , mungkin mereka merasa jengah karna sedari tadi aku hanya terfokus dengan Rio dan terkesan acuh kepada mereka.

"Jangan cuma ngobrol sama Rio aja yu! apa nggak liat dari tadi kami ber tiga masih di sini!" ucap yoga dengan nada kesal.

"Iya deh iya , maaf!" ucapku sambil mencubit pelan pipi yoga dengan gemas.

Yoga meringis menahan nyeri di bagian pipi nya , di usap nya bekas cubitan ku tadi lalu dia ter senyum.

Lelah kami berjalan menyusuri area perbukitan yg begitu luas ini , kamipun memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah rindang pepohonan.

"Nih minum yu,Lo pasti haus kan?" Raka mengangsurkan sebotol air mineral kepadaku.

"Makasih Raka!" ucapku menerima pemberian dari nya.

"Iya, sama-sama !" ucapnya lagi.

"Eh , kita foto yuk yu ! ntar biar ku upload di Instagram!" ajak nya antusias.

Melihat binar di matanya , membuat lidah ku seolah kelu untuk menolak permintaan nya . Toh , hanya sebuah jepretan foto.

Ku anggukan kepalaku ."Boleh!" jawabku mengiyakan permintaan nya.

Senyumnya merekah sempurna . "Ayo temen temen kita foto bareng!" panggil raka pada teman-teman yg lain.

Kami pun berpose ria sekedar bergaya.

Di saat semuanya sedang fokus pada arah kamera , kurasakan ada gelenyar aneh yg menyentuh permukaan perut ku.

Mataku membola dan seketika aku tersentak kaget melihat ada sebuah tangan yg melingkar di perut ku .

Ku endarkan pandangan ku , dan ku dapati Raka yg tengah mengedipkan sebelah matanya kepadaku. "Kenapa dia harus berpose seperti ini di saat banyak teman yg lain sedang memperhatikan ?" pikir ku bingung.

Segera ku tepis pelan tangan raka menjauh dari tubuhku.

Kulihat ada gurat kecewa ketika aku menyisihkan jemarinya dari tubuhku.

Sementara yg lain nya tidak sadar dengan apa yg di perbuat oleh Raka terhadap ku.

Berbeda dengan pikiran raka ,

dia masih berusaha mencari celah untuk melakukan hal itu lain kali.

Raka mengulas senyum lebarnya, seringainya menyiratkan ada beberapa rencana dalam otak nya rencana buruk mungkin untuk ayu.

"Tunggu tanggal main nya sayang!"batin raka

Hari sudah menjelang siang,cuaca sudah mulai terik.

Kami memilih untuk pulang sebentar dan ber istirahat sebelum masuk jam kerja.

Ku rebahkan tubuh ku di atas kasur, ku ambil ponsel dan ku tekan nomor Aini

Mengingat sudah hampir dua Minggu aku tak memberi kabar pada ayah dan adik ku itu.

"Assalamualaikum dek!" ucapku ketika panggilan sudah mulai terhubung.

"Waalaikum salam kak!"

"Gimana kabarnya dek ? gimana kabar ayah?"

"Alhamdulillah sehat semua kak, kakak sendiri gimana? lancar kerjanya?" tanya nya tak kalah cerewet dariku

"Iya dek, kakak juga sehat di sini. Kerjaan alhamdulillah lancar. Maaf kakak baru kasih kabar ya ! habis kakak capek banget kalo pulang kerja dek."

"Emm . Udah dulu ya dek ! kakak mau istirahat sebentar capek habis olahraga!" imbuhku lagi.

"Oh iya kak ! hati hati di sana. Assalamualaikum ."

"Waalaikum salam..!"

Sambungan pun berakhir.

Ku rebahkan lagi tubuh ku.

Dan tiba-tiba aku ter ingat akan raka .

Dia sudah berani menyentuh ku . membuat ku sedikit was-was dan khawatir akan niat buruk yg ada dalam benak pria itu.

"Aku harus lebih berhati-hati lagi dengan temanku yg punya otak mesum ini!"

Kembali ku lihat jam, sebentar lagi kami akan masuk kerja.

Segera ku raih handuk dan berlari ke kamar mandi . Ku segarkan diriku untuk memulai pekerjaan lagi.

Ku rias wajah ku senatural mungkin, nggak perlu make up tebal karna aku sendiri sudah memiliki wajah yg cantik alami.

Ku kenakan seragam ku , seragam khas restoran untuk memudahkan pelanggan mengenali ku.

Malam pun tiba , dan semakin banyak pula pelanggan yang datang.

"Mbak!" seorang tamu mengangkat tangan nya , melambai ke arahku.

"Iya kak,mau pesan apa?" sembari ku sodorkan buku menu utama restoran kami.

Dia segera memilih beberapa hidangan dan minuman.

Segera ku catat semua pesanan dan aku pun bergegas pergi.

"cumi goreng tepung 1

"udang masak pedas

"ayam penyet

"dan kwetiau seafood 1 ." teriak ku pada juru masak. Setelah itu ku buat kan segelas es jeruk dan susu hangat pesanan tamu tadi.

"Dan selesai!" gumamku lirih

Kusodorkan minuman yg di pesan nya dan segera ku lihat apakah pesanan makan ku sudah siap atau belum.

Ternyata pesanan ku sudah ter susun rapi . Begitupun orderan tamu lain nya.

Segera ku ambil dan ku bawa untuk tamu tadi , tamu itu begitu antusias melihat ku yg cekatan membawa beberapa hidangan dalam 1 tangan."Silahkan di nikmati kakak!" ucapku sopan seraya ku angguk kan kepalaku dan tersenyum ramah.

"Iya, terima kasih !" ucapnya

dan aku berlalu pergi meneruskan pekerjaan ku yg lain.

Memang seperti ini pekerjaan ku tiap hari. Berteriak lantang untuk memesan sebuah order makanan , kalo nggak gitu nggak kedengeran karna restoran tempatku bekerja ini ramai , jadi bising banget.

sekitar 45 menit berlalu , dan kakak tadi kembali memanggil ku.

"Jadi bill nya berapa?"

"Semua nya 100 ribu kak!" seraya ku serahkan nota bill nya pada nya.

"Dia mengeluarkan uang 100 Ribu dari dalam dompetnya.

Tangannya terulur dan ketika tanganku menyambut uang pemberian nya , dia seolah menahan uang itu untuk tetapberada dalam genggamannya.

"Siapa nama mu?"

"A-ayu kak." jawabku sedikit tergagap.

"Aku Rizal." seraya mengeluarkan kartu nama nya yg kemudian di serahkan nya pada ku. Ku lihat dan kubaca kartu nama itu. Ternyata dia bekerja menjadi staff di salah satu hotel di sini.

"Telfon aku jika ada waktu." ucapnya meletakkan dua jari nya yg berbentuk sebuah ponsel ke arah telinga nya.

"Eh..! i-iya kak !"

Rizal berlalu pergi. Ku simpan kartu nama nya dalam saku celanaku.

Aku senyum-senyum sendiri ketika mengingat Rizal.

Pria tinggi, berwajah hitam manis dan murah senyum . Dia sedikit terlihat lebih dewasa dan

membuat ku sedikit tertarik.

Entah lah , ,

Aku selalu saja mudah untuk jatuh hati dengan seseorang.

Mudah terbawa suasana ,atau baper istilah jaman sekarang.

Nama nya juga masih labil , masih masa penjajakan . Begitulah pikirku.

Hari sudah beranjak larut , pengunjung pun sudah mulai sepi . kini tiba waktu nya berkemas dan menutup restoran.

Kami semua bergegas, membereskan tugas masing-masing.

Aku segera masuk kamar, sementara yoga dan yg lain masih santai di depan untuk sekedar bersenandung dan melepaskan penat mereka.

Aku memilih untuk bergabung dengan yg lain . Sebungkus rokok terlempar ke arahku seakan mengerti bahwa benda milikku yg serupa telah habis sejak pagi tadi.

Ku ambil satu batang rokok kemudian kunyalakan. Asap yg mengepul dari mulut ku menjadi sumber kepuasan tersendiri sebegitu pelepas segala penat dan juga gundah.

Aku memang seorang perokok aktif , namun aku bukanlah gadis liar yg menjerumus kan diri ku pada hal negatif lain. Mengingat kota ini adalah kota yg di penuhi dengan hingar bingar dunia malam, bukan berarti aku menjadi lepas kendali dan berbuat hal yg bukan-bukan.

Ku nikmati malam ku dengan mereka.

Sekedar bernyanyi untuk melepas lelah lepas bekerja.

Selentingan anganku ter ingat akan Rizal , segera ku ambil ponsel dan ku kirim pesan padanya.

"Hay kak ! aku yg di restoran tadi"

"Gila!" satu kata yg tanpa sadar terucap dari bibir ku. Ini sudah jam 2 pagi dan mana mungkin pria itu akan membalas chat ku. Batin ku *****.

"tling" centang biru muncul di layar ponsel ku ,di iringi dengan masuk nya pesan baru dari orang yg sama.

"Hay juga ! apa restoran mu sudah tutup?"

"Sudah .Maaf , aku menggangu jam istirahat mu!"

"Nggak apa-apa ! mungkin besok aku akan ke tempat mu lagi , kamu harus menyambutku sebagai baik (emoticon tersenyum)."

"Ekhm ! baik lah. Sesuai keinginan mu."

"Selamat malam !" balas nya mengakhiri chat kami.

Senyum ku kembali terurai , jemari ku mengetuk pelan meja kayu dan menimbulkan bunyi pelan yg mengiringi petikan gitar yg di mainkan oleh Raka .

Senandung kecil mengalun begitu saja dari bibir ku . Entahlah , hati ku hanya merasa sedikit bahagia

Kutatap lagi layar ponselku yg sudah menggelap ,dan senyumku kembali tertoreh.

Aku beranjak dari duduk ku , melenggang pergi menuju kamar ku tanpa berpamitan dengan mereka yg masih menatapku bingung.

"Im happy."

..

Terpopuler

Comments

samika

samika

pernah sih diajak sama sahabat aku ngerokok, sempat terkejut gak nyangka klu dia merokok padahal dia cewek pintar, rajin ibadah dan gak neko-neko, katanya rokok ampuh buat ngusir stresnya dia tapi aku emang paling anti sama rokok, cium asapnya aj sdh sesak nafas, makanya aku cari pasangan pun yg gak merokok

2021-05-28

3

renny suningsih

renny suningsih

wah... ga terlalu suka ma perempuan yang suka merokok

2021-05-14

2

Efan Zega

Efan Zega

perokok bukan berarti gak baik kan,,,,tp kasihan badan ayu masih muda

2021-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!