Anggun Bidadariku Season 2

Anggun Bidadariku Season 2

BAB 1

Anggun POV

Aku termenung memandang foto pernikahanku bersama Adrian dua tahun yang lalu. Tidak terasa, sudah dua tahun berlalu setelah kejadian itu. Aku tak percaya kalau saat ini aku akan mengecap kebahagiaan lain dalam hidupku.

Tentu, itu karena aku yang awalnya berharap akan hidup bahagia dengan Bagas, namun ternyata takdir menuliskan lain dalam garis hidupku. Aku menikah dengan adik dari mantan kekasihku tersebut. Dan serasa mimpi dimana aku harus mengalami hal-hal sulit terlebih dahulu sebelum akhirnya aku menapaki kehidupan manis yang sekarang ku alami.

Aku terkejut saat sebuah tangan kekar melingkar penuh pada tubuhku. "Kenapa kau melamun?" Suara serak dan berintonasi besar itu terdengar jelas di balik telingaku. Aku mengulas senyum tipis sebelum akhirnya membalikkan tubuh menghadapnya.

"Kenapa? Kau pikir aku melamun?" Aku melebarkan senyumku pada pria di hadapanku saat ini.

"Apa kau pikir aku tidak tahu? Aku bahkan memanggilmu beberapa kali dan kau masih asyik memandangi potret kita. Memangnya apa yang kau pikirkan?" Dia mengerdikkan kepalanya, bertanya.

"Hmmm..." Aku mencoba mengulur waktu untuk memancing rasa penasarannya. Dan dia semakin memperkuat keyakinanku dengan menautkan kedua alisnya. Akupun jadi tertawa geli.

"Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?" tanyanya terheran.

"Kau lucu," jawabku asal.

"Aku?"

"Hmmm." Aku mengangguk. "Kau bahkan sangat lucu dan menggemaskan." Aku mencubit hidungnya sekeras mungkin lalu melarikan diri seketika.

"Hei...Anggun...Kau?! Awas ya! Jangan kau pikir bisa lari dariku!" teriaknya di tengah-tengah tawaku yang menggema memenuhi ruangan.

Ah...betapa ini sangat membahagiakan. Aku berharap kebahagiaan ini tak pernah berakhir. Dan hal-hal kecil yang kami lewati bersama, tak pernah lepas dari senyum dan tawa yang mengurai.

👇

👇

👇

"Jadi apa kita jadi ke rumah Bapak dan Ibu?" tanyaku pada Adrian yang sudah selesai dengan mandinya dan saat ini mulai mengenakan pakaian.

"Ya. Semua sudah menunggu kita. Ingat, hari ini hari istimewa kita. Hari pernikahan kita yang kedua." Adrian sudah membetulkan jasnya. Dia lalu menghampiriku dan memberikan dasi warna biru laut kesukaanku untuk ku pasangkan padanya.

"Ini sebenarnya terlalu berlebihan. Kita yang berulang tahun, kenapa mereka yang harus repot?" Aku memasangkan dasi sambil menggerutu.

"Sudahlah. Anggap saja kita menyenangkan hati Bapak dan Ibu. Bukankah mereka sendiri yang ingin merayakannya?"

"Ya. Tapi mereka pasti membuat acaranya dengan mewah. Dan aku tak suka itu karena sama dengan melakukan pemborosan. Mereka harusnya berhemat untuk masa tua mereka." Aku lalu ganti menyiapkan diriku.

Adrian lalu memelukku dari belakang. Menyeruakkan kepalanya di balik leherku. "Jangan takut mereka akan kekurangan. Bukankah ada kita yang akan menanggung masa tua mereka nantinya?"

Mendengar pernyataan tulus Adrian barusan, tentu aku tak mampu menahan senyum haruku. Sebenarnya, ungkapanku barusan hanyalah sekedar pancingan untuknya. Aku ingin melihat sejauh mana kasih sayangnya pada Bapak dan Ibu.

"Baiklah. Kalau begitu, aku setuju. Dan sebelum kita kesana, kita harus membelikan oleh-oleh dulu kepada mereka." Adrian mengangguk meng-iyakan.

👇

👇

Mobil yang kami lalui sudah berjalan sejak setengah jam yang lalu dan saat ini kami hampir sampai di rumah Bapak dan Ibu. Namun kami sungguh terkejut manakala melihat suasana rumah itu nampak sepi dan tak kelihatan seorangpun. Aku dan Adrian saling berpandangan. Rupanya pertanyaan di hati kami sama. Apakah mereka lupa?

"Mas Bagas dan Niken datang juga kan?" tanyaku pada Adrian kemudian.

"Ya. Mereka bilang begitu."

"Tapi, kau lihat sendiri, tidak ada mobil siapapun di sini." Kami mencoba menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari sebuah mobil Fortuner atau mungkin mobil lain. Namun rupanya memang tak ada satu buah mobil pun yang terparkir di sekitar area rumah Bapak.

"Jangan-jangan kau salah informasi." Kini aku menebak.

"Tidak mungkin! Kau dengar sendiri bukan, kalau mereka sudah menunggu kita." Aku terdiam membenarkan perkataan Adrian. Ya. Aku memang ingat, Ibu menelfon dan menyuruhku untuk cepat datang. "Sebaiknya kita masuk dulu. Mungkin mereka ada di dalam dan memang sudah menanti kita," sambungnya kemudian.

Aku dan Adrian lalu turun dari mobil dan mulai memasuki halaman rumah. Awalnya kami membunyikan bel sambil mengucap salam. Namun sampai pada salam ketiga rupanya tak ada tanda-tanda seseorang akan membukakan pintu.

Tiba-tiba, ceklekk!!! Tanganku yang tak sengaja memegang gagang pintu. Dan ternyata pintu tidak terkunci. Kamipun saling berpandangan kembali. Seperti di komando, aku dan Adrian masuk ke dalamnya. Dan saat itu pula tiba-tiba...

"Surprise....."

🌺🍃🌺🍃🌺🍃🌺🍃🌺

Terpopuler

Comments

abu😻acii

abu😻acii

nyimak dulu

2022-10-04

0

Azzuraaa

Azzuraaa

aku suka tulisan bagus begini, tapi kok yang baca sepi ya? tetep semangat thor

2022-09-17

0

Isme_MakRem

Isme_MakRem

baru ngeh ada lanjutannya thor... auto fav thor😘😘

2020-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!