Istri Jelekku
Seorang gadis berseragam SMA, yang rambutnya diikat dua, memakai kacamata tebal dengan tompel di pipi kanan, keluar dari kamarnya dan menuruni satu persatu anak tangga menuju meja makan.
Gadis itu bernama Dania Hamish, berusia 17 tahun. Putri dari Wijaya Hamish dan Rania Hamish. Bertubuh semampai, dan berkulit putih mulus tanpa cacat sedikitpun.
"Pagi, Ma, Pa," sapa Dania.
"Pagi, Sayang," ucap mama dan papa.
"Ayok, dimakan sarapanmu! Ini hari pertama masuk Sekolah di Sekolah yang baru. Nggak boleh telat," ucap mama.
Dania mengangguk dan mulai memakan sarapannya.
Setelah selesai sarapan, Dania pamit untuk pergi ke Sekolah.
"Dania pamit, Ma, Pa," ucap Dania sambil menyalimi tangan mama dan papanya.
Mama dan papa mengangguk.
Belum sampai Dania di pintu keluar, sang mama justru memanggilnya.
"Sayang! Kunci mobil Kamu ketinggalan!" ucap mama dengan setengah berteriak.
"Nggak, Ma. Aku naik bus aja," ucap Dania dan bergegas keluar rumah menuju halte bis.
Mama dan papa saling tatap dan menggelengkan kepala.
"Ada-ada saja anak Kamu itu, Pa. Orang-orang lebih memilih dandan cantik-cantik, anakmu justru berdandan kayak begitu. Mama, kok, khawatir nggak akan ada yang mau berteman dengan Dania," ucap Mama cemas.
"Sudahlah, Ma. biarkan saja. Bagus juga begitu, mencoba sesuatu yang baru," ucap papa tersenyum.
"Hhmmm ... Ya, ya...' mama pun menganggukkan kepalanya.
******
Lima menit kemudian, bus datang dan Dania naik ke dalam bus.
Sesampainya di salah satu Sekolah SMA,
Dania turun dan bergegas menuju ke sana.
Di depan gerbang, beberapa murid di Sekolah memperhatikan Dania dengan tatapan aneh.
'Duhh... Kenapa pada merhatiin gue, sih?' gumam Dania.
'Uhh... Jelas aja mereka merhatiin gue, penampilan gue aneh begini, sih,' batin Dania.
Dania tersenyum melihat penampilannya sendiri, dia bergegas masuk menuju ruang kepala sekolah.
"Pagi, Om," sapa Dania.
"Siapa, ya?" Kepala Sekolah melihat ke arah Dania dan mengerutkan dahinya.
Dania terkekeh melihat om-nya kebingungan tak mengenalinya.
"Murid baru pindahan kelas XI, Om." Dania tersenyum melihat kepala sekolah tampak bingung melihatnya.
"DANIA!" Kepala sekolah terkejut.
Dania tertawa melihat tingkah kepala sekolahnya yang bernama Hans, yang tak lain adik dari mamanya.
"Ya ampun! Kamu apa-apaan, sih? Ke mana keponakan Om yang cantik jelita bak bidadari itu?" Hans masih terus memperhatikan Dania.
"Duh,,, lebay, ih," ucap Dania.
"Om nggak habis pikir, kenapa kamu jadi kayak begini, sih?" Hans menatap Dania dengan tatapan bingung.
"Udah, deh. Nanti aku jelasin. Sekarang, anterin aku ke kelasku dong, Om," ucap Dania sambil memegang lengan Hans.
Hans mengangguk dan menyuruh Dania mengikutinya.
***
Sesampainya di Kelas yang bertuliskan Kelas XI-2, Hans dan Dania langsung masuk ke kelas.
"Perhatian anak-anak! Kita kedatangan murid baru pindahan. Ayo, perkenalkan dirimu!" ucap Hans sambil melihat ke arah Dania.
Semua murid yang ada di kelas menatap Dania dengan tatapan aneh. Ada yang menertawainya, ada yang menatapnya tak suka, membuat Dania merasa risih dengan tatapan mereka yang menatapnya seolah dia adalah sesuatu yang aneh.
"Hai semua, nama Aku Dania Hamish, Aku murid pindahan, dan Aku harap kita semua bisa jadi teman yang baik," ucap Dania memperkenalkan dirinya.
Setelah itu, Hans menyuruhnya duduk di bangku kosong di sebelah murid Laki-laki berwajah tampan, berkulit putih bersih dan matanya agak sipit. Kursi itu terletak di pojok belakang di dekat jendela.
Saat Dania akan mendekati meja, tiba-tiba Dania tersungkur saat ada sesuatu yang menghadang kakinya. Semua murid yang ada di kelas pun tertawa melihatnya, tetapi tak ada yang mau membantunya.
"Ha-ha-ha ... Kasihan banget si tompel, udah pake kacamata tebal, tapi masih aja ga bisa lihat jalan," ucap Sasha. Siswi yang menurut para murid laki-laki paling cantik di sekolah dan senang mencari perhatian.
"Duh... Boleh juga, tuh, kalau kita panggil tompel. Kalau Dania terlalu bagus nggak, sih, panggilannya? Nggak cocok buat mukanya yang jelek kayak gitu," ucap Chika, teman Sasha yang merupakan satu geng dengan Sasha.
Dania mengembuskan napas perlahan dan mulai berdiri. Dia bergegas menuju tempat duduknya.
'Sabar, sabar,' batin Dania.
"Permisi, gue mau duduk," Dania bicara pada murid laki-laki yang sedang memejamkan matanya, menundukkan kepala nya di meja dan asyik menggunakan headset di telinganya. Murid Laki-laki itu duduk di sebelah bangku kosong yang akan menjadi tempat duduk Dania.
Karena tak ada respon darinya, Dania pun mengulangi perkataannya.
"Permisi, gue mau duduk!" ucap Dania dengan penuh penekanan.
Laki-laki itu masih diam tak merespon hingga membuat Dania menjadi kesal.
Brak!
Dania menggebrak meja dan membuat laki-laki itu juga semua murid di kelas melihat ke arahnya.
Sadar di perhatikan karena kelakuannya, Dania pun tersenyum canggung dan menggaruk kepalanya.
"Sorry, nggak sengaja," ucap Dania sambil melihat teman-teman sekelas-nya.
Sedangkan wajah laki-laki itu tampak memerah menahan amarah.
"Lu siapa, ha? Beraninya ganggu gue!" bentak laki-laki itu.
'Duh ... Bisa nggak, sih, nggak usah bentak kayak gitu? Apa dia pikir gue tuli?' gumam Dania.
"Ngapain masih di sini?" laki-laki itu lagi-lagi membentaknya.
"Sorry, gue mau duduk. Di sana!" ucap Dania sambil menunjuk ke arah bangku kosong.
"Siapa yang ngizinin lu duduk di sini, ha?" tanya laki-laki itu.
"Pak Hans yang nyuruh," ucap Dania.
Laki-laki itu mendengus kesal melihat Dania.
"Ya udah, cepat masuk!" ucap laki-laki itu.
Dania pun duduk dan mulai mengeluarkan buku-bukunya. Tak lama guru masuk ke kelas dan memulai pelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Lilisdayanti
aquuuu mampiiiirrr THUR 🙈🙈🤭
2023-01-08
0
Lilisdayanti
dania awas HAN lagi mata matain kamu untuk bikin laporan sama saga 🤣🤣🤣🤭 maaf thur koment qu ngelantur 🤣🤣🤣 tapi entahlah saga dania dan HAN 🤣🤭 kaya sudah mendarah daging 🙈🙈🙈
2023-01-08
0
Raudhatul Jannah
boleh gak kalo ada fotonya
2022-03-22
0