4. Keputusan

Pagi hari, di rumah Erik.

"Sayang, aku berangkat ya " kata Erik

"Iya Mas " jawab Meta

"Kamu baik - baik ya dirumah, uangnya udah aku transfer tadi" kata Erik sambil memeluk istri tercintanya.

Hari ini Erik akan keluar kota lagi selama tiga hari setelah mencium pipi Meta, Erik masuk mobil dan melajukan mobilnya.

Meta duduk di balkon kamarnya yang da di lantai dua, dia kembali berfikir, karena setelah mendapat nasehat dari ayah dan ibunya, berhari - hari Meta tidak menghubungi Tomo dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Tomo.

Meta berencana menemui sahabatnya Sarah, awal mula mengenal sarah karena di kenalkan oleh Erik. Sarah dan Erik sudah mengenal dan bersahabat mereka kuliah .

Ke salon bareng yuk.📩

pesan Meta pada Sarah.

Baiklah aku tunggu disalon biasa📩

Sarah membala pesan dari Meta.

Sarah sudah mengetahui tentang perselingkuhan Meta dengan Tomo, namun Sarah tidak memberitahu Erik , tentu saja karena Meta rajin mentraktir Sarah kesalon dan membeli tas harga jutaan untuk Sarah.

Itu semua karena suami sarah tidak bisa memenuhi kebutuhan sarah, suaminya menjadi karyawan di industri textile dan pendapatan nya sudah habis untuk kehidupan sehari-hari dan juga kebutuhan sekolah kedua anak mereka.

Di sebuah salon yang paling bagus dan mahal di kota xx Meta bertemu dengan Sarah sahabatnya itu.

Sebuah salon kecantikan yang menawarkan bermacam perawatan tubuh dengan harga fantastis, itulah tempat favorit mereka bertemu.

"Sarah, seperti nya aku ingin menyudahi hubunganku dengan Tomo,"kata Meta pada Sarah yang sedang duduk disampingnya sambil melihat model rambut terbarunya di kaca.

"Kenapa memangnya Ta? kok mendadak pengen udahan?" tanya Sarah pada Meta karena sangat ingin tahu alasan dia berniat menyudahi hubungan dengan Tomo.

"Aku sadar aku salah, aku takut sama mas Erik, takut ketahuan, "kata Meta sambil tersenyum puas melihat pantulan wajahnya di kaca yang terlihat beda dari sebelumnya.

"Baguslah ta kalau kamu sudah sadar kalau apa yang kamu lakuin itu salah, oh iya kalau emang mau putus sama Tomo, kamu ngomongnya baik - baik, tapi menurutku Tomo ga akan nerima keputusan kamu gitu adja, diakan cinta mati sama kamu dari dulu" kata Sarah menasehati Meta.

" Iya, aku bakal ngomong baik - baik , aku ga bisa nerusin hubungan lagi sama Tomo" kata Meta.

"Lagian apa sih kurang nya Erik buat kamu, tampang oke, dompet tebal, kebutuhan kamu dia cukupi semuanya, aku mau gantiin kamu jadi istrinya Erik kalau kamu sudah bosen Erik buat aku saja, hehhee," kata Sarah menggoda temannya itu.

"Sssssttt..., awas saja kamu, Erik cuma buat aku, tagihannya udah aku bayarin, aku pergi dulu ya Sar " kata Meta setelah membaca pesan di handphone nya dan melambikan tangannya pada sarah meninggalkan dia disalon sendirian.

Meta bertemu dengan Tomo ditempat makan yang dekat tempat tinggalnya. Sebuah resto dengan ruangan yang cukup luas dengan desain ruangan dominan warna cerah dan berbagai varian menu yang di tawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Kebetulan sekali Tomo mengajaknya bertemu, Meta akan mengatakan pada Tomo untuk mengakhiri hubungan terlarang mereka saat ini juga.

Berdeda dengan Meta, Tomo sangat merindukan Meta , selama 2 minggu Erik dirumah, Tomo sama sekali tidak bisa bertemu dengan Meta .

"Kamu mau pesen apa Ta?" tanya Tomo pada Meta dan terus menatap wajah Meta karena terlalu merindukannya.

"Lemon tea, sama sate saja Tom," jawab Meta.

"Kenapa kamu ga pernah jawab telponku selam dua minggu ini Meta ," tanya Tomo sudah tidak bisa menahan rasa penasaran nya lagi.

"Mas Erik di rumah , aku ga berani jawab telpon dari kamu, " jawab Meta dengan suara datarnya.

"Iyaa , tapi cuma sekedar balas pesan saja apa kamu ga bisa?, aku kangen sama kamu Ta " kata Tomo menjelaskan pada Meta.

Meta diam tidak menjawab pertanyaan Tomo dia menghabiskan makanan yang di pesannya tadi . Dengan penuh keberanian Meta mengatakan apa tujuan dia datang menemui Tomo.

"Tom, aku ingin mengakhiri hubungan kita," kata Meta dengan suara tegasnya .

"Apa, kamu ingin kita berpisah? yang benar saja kamu Ta, kamu ingatkan kamu yang memulai semuanya , kamu yang mengajakku ke hotel duluan kamu juga yag merayuku terlebih dahulu sekarang kamu mau menyudahi begitu saja? aku ga mau , aku ga bisa " kata Tomo dengan wajah pucat karena tidak menyangka kata kata itu terucap dari bibir wanita yang dicintainya itu.

"Aku pulang dulu," kata Meta sambil berdiri dan tidak mendengar apa yang Tomo katakan kemudian berjalan meninggalkan Tomo sendiri.

Meta melajukan mobilnya menuju rumah, setelah memarkir kan mobilnya Meta berjalan menuju kamar untuk beristirahat Kamar berukuran 8x6 dengan ranjang berukuran jumbo adalah tempat ternyamannya untuk melepaskan penat.

Meta meletakkan tas, mengganti bajunya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Tok.. Tok.. Tok..

Bi Iyem mengetok pintu kamar Meta.

Meta beranjak dari yempat tidurnya dan membuka pintu .

"Ada apa Bi ?" tanya Meta.

"Ada yang nyariin Bu" jawab Bi Iyem

"Siapa Bi" Meta kembali bertanya

"Ga tau bu" jawab Bi Iyem singkat.

"Sarah bukan? " tanya Meta.

"Laki - laki Bu" jawab Bi Iyem.

Pikiran Meta langsung tertuju pada Tomo. Meta berjalan menuruni tangga kelantai 1 menuju ruang tamu, ruang utama di lantai satu dengan satu set sofa warna abu tua dan tirai dengan warna senada dilengkapi karpet bulu yang nyaman disana dia melihat laki - laki yang sedang membelakangi nya, betapa terkejutnya Meta laki laki itu adalah Tomo.