Pagi harinya....
Yoona yang berada di halaman depan, ia menyapu halaman itu sebersih mungkin. Ia mengusap keringat di kepalanya itu, lalu menatap ke langit. Saat ia hendak masuk ke dalam, tiba-tiba Yoona mengurungkan niatnya.
Alangkah terkejut dia melihat sebuah kereta yang tampak megah berhenti di depan yang tak jauh dari gubuk mereka. Seorang laki-laki yang berpakaian layaknya Kasim turun dari kereta itu di ikuti tiga wanita dan tiga pengawal di belakangnya.
Bukan kah, itu kereta istana ? untuk apa kesini..
Mungkinkah....
Yoona hanya mengelus dagunya. Tanpa dia sadari seorang pelayan menghampiri Yoona.
"Aku ingin bertemu dengan junjungan mu." ujarnya datar.
"Hah !" Yoona langsung terkejut.
"Junjungan ku tidak bisa bertemu dengan sembarangan orang." ujarnya tak takut kalah, kini dia tau maksud kedatangan mereka. Pelayan di depannya adalah ketua pelayan istana yang sering membentak junjungannya itu.
"Jangan berlagak sombong, dia hanya Permaisuri yang terbuang." ucapnya dengan nada menekan. "Cepat atau lambat, kedudukannya pasti di gantikan."
"Kau.." Yoona menunjuk ke wajah pelayan itu..
"Cepat, aku tidak punya waktu lagi." Bentak wanita itu.
Tanpa sadar pembicaraan mereka di dengar oleh Lan Hua. Ia melipatkan kedua tangannya di depan pintu dengan menyandarkan punggungnya itu. Lan Hua memainkan pisau di tangan kanannya. Sudah lama ia tidak menancapkan pisau itu pada orang. Kini dirinya menemukan sasaran yang tepat.
Blush
Pisau yang ia layangkan tepat sasaran dan menggores pipi pelayan di depan Yoona. Setelah pisau itu menggores tepat di pipi pelayan itu. Kini pisau itu menancap tepat di dahi seseorang pengawal. Hingga pengawal itu ambruk di tanah dan meregang nyawa.
Hah
Semua orang melihat ke arah Lan Hua. Mereka menelan ludahnya susah payah. Aura yang di pancarkan di tubuh wanita di depannya bukanlah main-main.
Lan Hua tidak memperdulikan tatapan mereka, ia melangkah kah kakinya ke arah mereka. "Ada apa?" tanya Lan Hua datar.
"Si-sapa kau?" tanya ketua pelayan itu dengan gugup. Wanita di depannya memanglah cantik. Tapi sayang, dia bagaikan monster ia siap menerkam siapa saja.
"Tadi kamu mencari Permaisuri, Bukan. Sekarang sudah ada di depan mata mu." ujarnya menyunggingkan bibirnya. "Katakan saja apa mau kalian?" sambungnya lagi.
Kasim dan ketua pelayan saling menatap, mereka langsung menunduk. Dengan tangan gemetar Kasim itu mengeluarkan sebuah gulungan berisi perintah Permaisuri Lan Hua yang telah selesai masa hukumannya dan harus kembali ke istana.
"Apa mereka kekurangan wanita? sampai aku harus kembali ke istana. Ck, istana membosankan. Apa dia tidak mengangkat si ulat bulu itu. O, benar juga. Aku belum mati dan dekrit itu masih berlaku pada ku."
"Yoona siapkan semua pakaian." perintah Lan Hua yang di angguki langsung oleh Yoona. Masih dalam keadaan terkejut, Yoona segera meninggalkan mereka.
"Dan kalian, bersikaplah baik. Aku bukanlah Lan Hua yang dulu. Aku bisa bertindak kejam, bahkan bisa membunuh kalian saat ini." ujar Lan Hua dengan nada penuh penekanan.
"Ba-baik Permaisuri." Ujar Kasim itu dan ketua pelayan itu. Mereka tidak menyangka, Permaisuri yang dulunya hanya bisa menangis. Kini melayangkan pisau ke arah mereka. Bahkan pisau itu sudah membunuh satu pengawal.
"Permaisuri." Lan Hua melihat Yoona yang sudah membereskan pakaian mereka. Dengan langkah elegen dan wibawa. Lan Hua melewati orang yang masih dalam keadaan ketakutan itu.
Lan Hua masuk ke dalam kereta itu, tak butuh waktu lama. Kereta itu pun berhenti di depan bangunan megah berintieor China kuno. Lan Hua mengedarkan sekeliling halaman itu.
Tidak ada pelayan yang menyambut kedatangannya. Lan Hua bisa merasakan jika kedatangannya sangat tak di harapkan. Betapa banyaknya orang yang membencinya di istana itu. Pelayan rendahan menganggap lebih rendah hanya karna Permaisuri yang tidak di cintai oleh Kaisar.
"Permaisuri." Seorang wanita paruh baya dengan memakai hanfu merah bersulaman naga menuju ke arahnya dengan tergesa-gesa. Wanita paruh baya itu pun memeluk Lan Hua.
"Permaisuri, Ibu sangat merindukan mu." ujarnya menangis.
Lan Hua tersenyum tipis, ia melepaskan pelukannya itu. "Aku sudah kembali Ibu, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi."
Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan kembali memeluknya. "Maafkan Ibu yang tidak bisa membantu mu. Ibu hanya wanita lemah."
"Sudahlah Ibu, tidak ada yang perlu di sesali."
"Baiklah, kamu istirahat dulu. Dan setelah ini, mari kita berbincang-bincang."
Lan Hua mengangguk, kedua wanita itu menuju ke kamar Lan Hua. Namun tiba-tiba langkah Lan Hua berhenti saat seseorang memanggilnya.
"Lan Hua," sapa seorang laki-laki. Bagaikan tersengat listrik. Ada sesuatu di hati Lan Hua membuat hatinya sakit. Lan Hua menoleh, ia ingat wajah itu. Wajah ayah Lan Hua, Jendral Liu dan di sampingnya Selir Mei, Adik tirinya.
Kedua orang itu pun menunduk hormat, Lan Hua hanya menatap tajam ke arahnya.
"Hamba sangat senang Permaisuri sudah kembali." ucap Selir Mei semanis mungkin. Tetapi hatinya berkata lain.
"Senang atau marah, itu bukan urusan ku." ucapnya acuh.
"Permaisuri."
"Jika tidak ada yang perlu di bicarakan. Aku mau istirahat." ucap Lan Hua memutar tubuhnya dan hendak melangkah.
"Permaisuri bagaimana kabar mu?" ucapan itu lolos keluar dari Jenderal Liu yang membisu sedari tadi
"Mati atau tidaknya, tidak ada sangkut pautnya dengan mu." ucap Lan Hua dengan nada menekan. Ia kembali melanjutkan langkahnya.
Ibu Suri membeku, ia menatap ke arah Jenderal Liu. Dirinya pun shok, Lan Hua mengacuhkan Jenderal Liu padahal dulu. Lan Hua sering menemui Jenderal Liu mengemis kasih sayang darinya. Dan sekarang, Lan Hua berubah.
Lain halnya dengan Jenderal Liu, ia mematung rasa sakit di dadanya semakin menjalar. Dadanya terasa sesak. Jujur saja, saat Lan Hua menjauh dari sosoknya. Tiba-tiba dia teringat mendiang istrinya. Wajah tersenyum saat mendiang istrinya tengah mengandung Lan Hua.
"Ayah." Lirih Selir Mei yang melihat punggung Jenderal Liu semakin menjauh.
Lan Hua..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Rahma Waty
visual yg cantik
2024-12-21
0
Helen Nirawan
keluarga gk mutu /Sleep/
2024-05-10
1
RossyNara
makannya punya anak tuh di sayang jangan di buang.
cantik bangat Lanhua.
2024-03-02
0